Cinta.
Bakugou Katsuki tak mengenal yang namanya cinta. Hal menjijikkan semacam itu tidak selevel dengan dia yang keren, menurutnya.
Lagipula sepertinya semua orang juga berpendapat sama, bahwa isi kepala Bakugou hanya penuh dengan ambisinya untuk menjadi pahlawan nomor satu dan melampaui All Might. Mana ada ruang untuk gadis mana pun di kepalanya, benar bukan?
Bakugou bahkan menolak percaya jika kedua orang tuanya pernah jatuh cinta. Dia tak bisa membayangkan dua orang yang sangat berbeda satu sama lain itu bisa bersama, kecuali ibunya mengancam dan memaksa ayahnya untuk menikah. Ya, pasti seperti itu.
Pokoknya, yang namanya cinta itu tidak ada dan tidak akan pernah ada dalam kamusnya!
....
....
..
Yah, maunya sih begitu. Sampai pertemuannya dengan seorang gadis dari kelas umum membuat Bakugou terpaksa harus menjilat ludahnya sendiri.
"Permisi,"
Tepat di awal musim semi, di tahun keduanya sebagai seorang murid SMA.
"Kau sepertinya menjatuhkan sapu tanganmu."
Bakugou Katsuki, pemuda menyeramkan dengan hati beku dan ego setinggi langit,
Jatuh cinta untuk pertama kalinya.
✿
"Apa Bakugou baik-baik saja? Belakangan ini dia terlihat aneh."
Kaminari bertanya, keningnya berkerut heran. Sudah hampir seminggu Bakugou bertingkah aneh. Awalnya Kaminari berpikir jika Bakugou hanya sedang dalam suasana hati yang buruk karena dia bertingkah lebih agresif dari biasanya tapi setelah memperhatikannya terus menerus, dia berubah pikiran.
Kirishima menggeleng, bahkan dia yang paling dekat dengan Bakugou tidak tahu apa yang salah. Dia sudah mencoba bertanya bekali-kali tapi hanya dibalas dengan jawaban ketus.
Ketika teman-temannya sedang mengkhawatirkannya, Bakugou sedang duduk dengan wajahnya yang tenggelam di antara lipatan tangan yang disilang di atas meja. Iris semerah darahnya kemudian beralih pada pemandangan pepohonan bunga sakura yang mekar di sekitaran sekolah dari jendela kelas. Warna merah muda lembut yang memanjakan mata. Setiap kali Bakugou memandangnya, ingatan manis tentang pertemuannya dengan gadis itu terulang.
Ah, betapa Bakugou membencinya.
"Yang benar saja." Bakugou menggerutu, mengacak surai pirang abunya. Gusar dengan perasaan aneh yang tak kunjung hilang. Bakugou tidak bodoh, dia paham betul apa yang terjadi dengan hatinya saat ini tapi demi menjaga harga dirinya, Bakugou menolak percaya.
Jatuh cinta saja sudah jadi hal yang sangat memalukan untuk Bakugou Katsuki, apalagi jatuh cinta pada pandang pertama. Bakugou adalah orang yang logikal, mana bisa dia mempercayai omong kosong seperti itu.
Tapi berulang kali pun Bakugou mencoba menyangkalnya, apa yang dia rasakan tidak berubah. Bahkan semua tindakannya saja tanpa sadar bekontradiksi dengan semua kalimat yang lontarkan pada dirinya sendiri.
Terbukti dari secarik kertas di tangannya dengan coretan nama yang tidak familiar bagi Bakugou sama sekali.
[Name].
Gadis dari kelas umum dengan rambut [Hair color] dan iris berwarna [Eyes color] yang baru saja menginjak umur 17.
Tidak mudah untuk sekedar mendapatkan namanya, Bakugou harus ke sana kemari mengintimidasi banyak murid. Dari yang Bakugou baru tau, [Name] adalah salah satu siswi cemerlang yang tidak dikenal banyak orang, entah karena dia memang tak tertarik jadi lebih mencolok atau aura keberadaannya memang tipis.
Tapi bagus lah jika begitu, jadi hanya Bakugou yang bisa memperhatikan [Name].
Oh, bagus! Sekarang Bakugou terdengar seperti orang aneh.
Dan fakta lain yang membuat Bakugou sedikit terkejut adalah [Name] Quirkless, jadi spekulasi bahwa gadis itu memeletnya harus Bakugou singkirkan jauh-jauh.
Bakugou sudah mendapat cukup banyak informasi tentang [Name] tapi ironisnya dia bahkan tak pernah bicara padanya sekali pun sejak terakhir kali mereka pertama bertemu.
Tunggu, tapi untuk apa Bakugou ingin menemuinya? Bakugou kan tidak menyukainya! Pikirnya, lagi-lagi berbohong pada diri sendiri.
"Kau dengar? Karena maraknya kejahatan tahun kemarin di musim semi, kita tak diizinkan untuk pulang tahun ini."
Dari kursi mejanya, Bakugou mendengar para gadis yang mengobrol. Bakugou tidak peduli, kepalanya masih pusing karena kepalanya terus bertengkar dengan hatinya yang baru pertama kali merasakan pengalaman ekstrem yang tak diduga. Tapi suara berisik para siswi itu sepertinya tidak bisa diblokir masuk ke telinga Bakugou.
Menyahuti Mina, Jirou menjawab.
"Iya. Sayang sekali Hanami tahun ini kita tak bisa berkumpul dengan keluarga." Ujarnya sendu.
Mencoba meringankan suasana, Uraraka menimpali, "tapi bukan kah kata pihak sekolah kita bisa merayakan festival Hanami di sini?"
Asui mengangguk, "benar, kero. Kita bisa menatap bunga Sakura bersama di depan asrama."
"Oh, kita juga bisa berkumpul dengan murid dari kelas lain!" Celetuk Mina antusias.
Hanami?
Dan seperti angin topan yang datang tiba-tiba, Bakugou mendapat ide.
BRAK!
Terlalu antusias hingga kepalan tangan kanannya bergerak sendiri menghantam meja.
'Itu dia, Hanami!'
"......."
Menyadari tatapan bingung dan syok teman-temannya, Bakugou mendelik garang.
"APA LIAT-LIAT!?"
Semua orang memalingkan wajah mereka dan berpura-pura kembali mengerjakan apa yang mereka kerjakan sebelumnya.
Di antara semua orang yang masih dilanda penasaran, Kaminari berbisik kepada Kirishima.
"Kurasa Bakugou mulai tidak waras."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanami | Bakugou Katsuki x Reader
FanfictionOmong kosong macam apa ini!? Bakugou Katsuki yang tidak percaya dengan adanya cinta, Malah jatuh cinta pada pandang pertama pada gadis yang bahkan tidak ia kenal, di musim paling klise untuk jatuh cinta!? Musim semi dan hanami tahun ini nampaknya ti...