0. sebelum

491 83 20
                                    

warning!
alur ada yang tidak mengikuti
manga, ada karakter lintas universe
yang mampir (sejenis crossover tapi kuusahakan buat meminimalisir hal itu), dan adegan yang amat cringe cringe.
judul diambil dari lirik lagunya
wallows - uncomfortable.
aku saranin kalian baca ini
sambil dengerin lagu itu.
oke, mungkin itu aja.
enjoy!

══════════════════

RINAI mulai menjamah Tokyo. Desiran angin lembut terasa dingin begitu mengenai kulit. Bani Adam yang sedari tadi berlalu-lalang mulai berhimpit ke pelataran pencakar langit, menahan diri untuk menghentikan aktivitas sejenak. Tak cuma itu, ada pula yang mulai membentangkan payung, menerobos rintik-rintik yang lama-kelamaan menjelma sebagai hujan deras.

Di salah satu sudut kota, kita bisa melihat adanya gang kecil yang berkelok-kelok, dengan deretan rumah serta beberapa toko kelontong, dan berakhir pada tanah lapang. Jika ditilik lebih lanjut, ada dua sosok kecil yang tengah berteduh di bawah pohon dengan daunnya yang lebat. Kendati demikian, hal yang mereka lakukan sia-sia pula, karena tetesan air hujan masih lolos dari celah-celah kecil ranting-ranting yang memayungi keduanya.

Si anak perempuan mulai membuka topik pembicaraan, setelah diam mengatupkan mulut karena keasyikan menonton guyuran air dari langit. Si anak perempuan menyuruh si anak lelaki untuk segera pulang. Dia berprasangka jika kakak dari si anak lelaki dan kedua orang tuanya bakal mencarinya jika tak segera pulang.

Sementara itu, si anak lelaki bertanya balik, kenapa si anak perempuan tidak pulang juga. Gelengan dari kepala si anak perempuan menjadi jawabannya, diikuti dengan jawaban, "Ayahku belum pulang. Nanti si nenek sihir akan memukulku lagi."

Si anak lelaki mencoba menghibur temannya itu. "Kau harus berkata jujur kepada ayahmu, kalau ibu tirimu semakin semena-mena terhadap dirimu."

Lawan bicaranya tampak berpikir, lalu manggut-manggut. "Yah, kayaknya bakal kucoba. Aku juga sudah bosan melihat wajah nenek sihir."

Si anak lelaki tersenyum. Kedua sahabat itu mulai membicarakan hal macam-macam, mulai dari makanan, serial kartun terbaru, pokoknya apa saja yang terlintas di pikiran mereka.

"Hei." Kedua tangan si anak perempuan dilipat, lalu dijadikan sebagai sandaran kepalanya. "Kalau kita sudah besar nanti, apakah kita akan tetap berteman seperti ini?"

Dahi si anak lelaki mulai mengernyit keheranan dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh sosok kecil di hadapannya. "Tentu saja kita akan tetap seperti ini. Pertanyaanmu aneh sekali."

"Ya kan aku cuma bertanya. Tapi, kau serius dengan pernyataanmu itu?"

"Kau nggak bisa menemukan kebohongan di wajahku, asal kau tahu."

Janji dari kedua anak kecil yang masih berumur sebelas tahun itu terucap. Setidaknya, dalam dua tahun kedepan, kedua anak kecil itu tidak mengetahui jika badai akan memporak-porandakan pertemanan mereka.

══════════════════

a/n :
nambah utang satu, gapapa kan

meet with strangers [rindou h.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang