1

10 3 0
                                    

Rasanya baru saja masuk SMA, sekarang sudah mau lulus. Saat ini Sanaa sedang ada di sekolah bergelut dengan soal-soal UN, ini baru hari pertama. Kalau Ujian Sekolah dan Ujian Praktek sudah selesai minggu lalu. Hari ini juga bertepatan dengan pengumuman SNMPTN nanti pukul tiga sore.

Sanaa dan Heera mendapat sesi ujian yang sama tetapi beda ruangan. Ujian di sekolah Sanaa dibagi menjadi tiga sesi dan dia dapat sesi dua. Jadi Sanaa masuk sekolah pukul 10 pagi dan baru selesai pukul 12 siang.

TingTingTingTingTingTing

"Akhirnya selesai juga ujian hari ini," Sanaa berdiri dari duduknya untuk membereskan alat tulis dan meregangkan badan.

"Gimana tadi, lo bisa gak San?" tanya Anika dia temen sekelas Sanaa.

"Bisa sih bisa An, tapi dah mendidih nih otak gue. Gila yang bikin soal gitu banget."

"Ehh guys, ntar pengumuman SNMPTN ya?" tanya Anika lagi ke temen satu ruang ujian Sanaa.

"Iyaa, doain ya semua deg-degan banget nih gue," ini yang jawab Adena, dia juga temen sekelas Sanaa yang cukup akrab.

"Ahh lo sih An bikin gue inget aja. Belum siap nih gue liat hasilnya, dahlah mau pulang aja. Gue duluan guys," kemudian Sanaa melangkahkan kaki keluar ruang ujian.

Sanaa langsung menuju ke parkiran sekolah dengan santai. Sebenernya ia tidak ingin cepat-cepat pulang, karena kalau dirumah sendiri bakal kepikiran sama hasil SNMPTN nanti. Saat pendaftaran SNMPTN kemaren ia hanya mengisi pilihan satu dan mengosongi pilihan kedua, soalnya yang cocok dengan keinginan Sanaa ya satu itu.

Ketika hampir sampai di parkiran sekolah Sanaa melihat Heera bersama teman-teman dari kelasnya lagi duduk di kursi panjang dekat parkiran.

"Ra, lo udah mau pulang?"

"Belum pengen pulang Na, panas banget gini males gue," Kok Na? Iyaa Heera manggil Sanaa dengan sebutan Nana. Panggilan Sanaa ketika masih kecil, diantar teman-temannya hanya Heera yang manggil gitu.

"Lo sendiri dah mau pulang?" Heera balik nanya ke Sanaa.

Tanpa aba-aba Sanaa langsung ikut duduk disamping Heera dan menghela napas, "Gak pengen pulang cepet gue Ra, ntar kalau di rumah bakal kepikiran mulu sama hasil SNM."

Berakhirlah ia duduk-duduk di kursi dekat parkiran itu sambil ngobrol dengan Heera dan teman-temannya. Sanaa dudah kenal dengan teman-teman Heera, mereka juga sudah tau siapa Sanaa. Siapa sih yang gak kenal sama Sanaa? Hehehe.




Gak terasa sudah sekitar satu jam mereka ngobrol-ngobrol santai, "Na mau pulang ngga? Udah jam satu seperempat ini."

"Lo mau pulang Ra?" bukannya jawab Sanaa malah balik nanya ke Heera.

"Mau tidur aja gue," Heera ngomong gitu sambil nyengir.

Lalu Sanaa berdiri dari duduknya, "Ya udah pulang yok, guys duluan ya."

Sanaa pamit ke temen-temen Heera. Kemudian berjalan menuju parkiran motor yang sudah dekat.

"Ehh Ra, gue ntar beneran mau uninstall WhatsApp kalau mau chat lewat Telegram atau Line aja ya."

"What happen with u?"

"Ya gue mau ngehindar dari pertanyaan orang-orang ntar."

"Ya udah, ntar gue chat lewat Telegram."




Sampailah Sanaa di rumah dengan pekarangan penuh tanaman dan bunga-bunga yang menjadikan rumah itu terlihat asri. Ya itu adalah tempat tinggal Sanaa bersama keluarganya.

"Assalamu'alaikum, Nana pulang," Sanaa langsung masuk rumah dan menemukan Bundanya sedang duduk santai di sofa ruang keluarga sambil menonton tv. Ia langsung duduk di samping Bunda.

"Wa'alaikumsalam, kok baru pulang Na?" tanya Bunda dan Samaa cuma nyengir sebagai jawabannya.

"Mandi dulu sana, masa beauty vloger pulang sekolah gak mandi?"

Bunda Sanaa itu jiwa-jiwa muda gitu guys. Beliau tau semua tentang Sanaa, aktivitasnya, sampai jadwal pelajaran aja hafal. Bunda itu tempat Sanaa untuk curhat, berbagi cerita dan berkeluh kesah.

"Nana capek bun mau istirahat bentar."

"Makanya mandi sana terus tidur," itu si Bunda ngomong sambil masih fokus nonton sinetron.

"Nanggung banget bun mau tidur udah jam dua, ntar kan jam tiga pengumuman. Ohh ya bun, ntar pas pengumuman bukain ya, bunda yang pencet biar berkah hehe," Sanaa jawab gitu sambil memeluk Bunda.

"Ehh badan kamu kok panas sih Na?"

"Tau bun pusing aku, dingin banget ini makanya males mandi."

"Kamu pasti kepikiran sama hasilnya nanti kan? Kamu tuh kebiasaan kalau terlalu mikir pasti jatuhnya jadi sakit. Mandi dulu terus makan, bunda siapin obat nanti diminum."

Tanpa jawab sepatah katapun Sanaa menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua dan langsung mandi. Ia tuh kepikiran dengan hasilnya nanti, karena Sanaa merasa dia adalah harapan terakhir keluarganya. Sanaa adalah anak kedua sekaligus terakhir dari dua bersaudara.

Kakaknya dulu tidak mau kuliah, Kak Dina pintar tapi katanya capek mikir mau langsung kerja aja. Kak Dina tahun depan juga mau menikah dan kemungkinan akan tinggal di rumah suaminya.

Selesai mandi Sanaa turun untuk makan dan ada sesuatu yang ingi ia sampaikan ke Bunda. Tapi ia tidak menemukan Bunda di ruang keluarga, ternyata Bunda kedatangan tamu. Langsung saja Sanaa ke dapur untuk makan, selesai makan baru samperin Bunda.

Tamu Bunda itu ternyata tante Sanaa dan anaknya. Sanaa menyapa mereka sebentar kemudian berbisik ke Bunda 'Bun dah mau jam tiga aku keatas ya ntar Bunda susulin.'





Sekarang Sanaa sudah berada di kamar sendirian sambil menatap laptop dan hp yang sama-sama membuka web untuk pengumuman nanti. Tinggal 5 menit hitungan mundur dan yang Sanaa rasakan bener-bener panas dingin. Ia biarkan laptop dan hp-nya terbuka, Sanaa akan shalat ashar dulu.

Selesai shalat Ashar webnya sudah terbuka, Sanaa tinggal memasukkan nomor peserta dan tanggal lahir untuk cek hasilnya.



Tinggal pencet tapi Bunda tidak kunjung datang ke kamar Sanaa. Bunda masih mengantarkan tante keluar rumah untuk pulang.

Seorang Sanaa terus-menerus melafalkan doa-doa. Akhirnya dengan menutup mata dan tangan yang sudah tremor ia bertekad membuka pengumuman itu sendiri, karena Bunda tidak kunjung datang. Setelah tante pulang Bunda malah mengobrol dengan Kak Dina yang pulang kerja lebih awal.





DegDegDeg

Detak jantung semakin cepat dan Sanaa sudah hampir menangis. Tidak langsung membuka mata ia mengintip lewat sela-sela jari, tulisan pertama yang dilihat oleh Sanaa "silahkan melakukan pendaftaran ulang di......."

Karena pikiran yang sudah tidak fokus dan terlalu deg-degan Sanaa tidak segera mencari tulisan "LOLOS". Dia malah berpikir 'berarti kalau disuruh melakukan daftar ulang gue lolos kan? Iya kan?' Baru setelah itu ia mencari tulisan "LOLOS" yang terpampang jelas dibagian atas.













Refleks Sanaa langsung sujud setelah itu ia gue teriak sekenceng-kencengnya.

"BUNNDAAAAAA"

Bunda yang dibawah langsung kaget dan bales dengan teriakan, "Kenapa? Ada apa?"

Masih dengan teriak ia menjawab, "NANA LOLOS BUNDAAA," tangis pun langsung pecah.

Bunda dan Kak Dina langsung berlari ke kemar Sanaa. Mereka bertiga berpelukan sambil menangis bersama.

Heera?? Sanaa belum bertanya bagaimana hasilnya....







-To Be Continue-











Maaf ya kalau terlalu garing atau kurang ngefeel.

Ini baru pertama kali aku buat cerita. Kalau ada kritik dan saran boleh banget.

See you, jangan lupa vote dan comment nya ya....

OUR DREAM; On goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang