PROLOG

5 3 0
                                    

Jadilah pembaca yang bijak dan menghargai karya orang lain.

Happy Reading, hope you enjoy it 💙

***

Tak seperti malam biasanya yang hanya ditemani semilir angin kali ini malam sangat berbeda, hujan deras turun membasahi bumi diiringi petir yang menyambar bak alam tengah berduka dan murka. 

"Nggak! Jangan becanda gitu Han, gak lucu lu tau." Seorang pemuda itu tertawa renyah dan kembali duduk menghadap komputer yang menampilkan sebuah game battle ground. 

"Gue serius Malvin. Kelin kecelakaan, mobilnya jatoh ke sungai." 

Pemuda itu  langsung terdiam seolah tak percaya dengan kabar yang dibawakan temannya, Jihan. Lantas, Malvin kembali berdiri dan menatap temannya tersebut dengan raut muka yang tajam. 

"Becanda Lo jangan kelewatan, gue bisa marah."  

  

Jihan menyahut dengan sedikit emosi. Tak habis fikirnya pada Malvin, untuk apa dirinya bercanda dengan membawa nyawa seseorang? Sebagai seorang teman, dia hanya ingin menyampaikan kabar yang semestinya Malvin tahu lebih awal. 

"Lo mungkin ga percaya sama gue, tapi Lo gak mungkin gak percaya sama pesan dari Papa Lo sendiri kan?" 

Malvin menangkap ponselnya yang dilempar Jihan, dengan sedikit rasa was-was Malvin membaca pesan yang Jihan maksud. 

 Papa : 
13 panggilan tak terjawab  

Papa 10 pesan belum dibaca 
Kelin kecelakaan sore tadi, mobilnya jatuh ke sungai. Kenapa bisa dia ngendarain mobilnya sendiri? Kamu kemana? Kenapa kamu ga antar Kelin pulang?  

....

....

....

....

Kelin dilarikan ke rumah sakit Mediafarma, kamu cepat kemari. 

....

Tubuh Malvin terjatuh karena syok, kabar yang diketahuinya ini sangat mengguncang perasaanya. Untuk sesaat Malvin terdiam sebelum akhirnya menangis sesal.

Seandainya ia tak bertengkar dengan Kelin, mungkin saja gadis itu akan baik-baik saja saat ini. Seandainya ia tak membentak dan menyuruhnya pergi, mungkin saja gadis itu akan tetap baik-baik saja sekarang. 

Seandainya ia bisa menahan emosinya, mungkin saja sekarang Kelin ... Ini semua adalah salahnya karena tak becus menjaga Kelin, ini semua adalah salahnya karena tidak mengerti perasaan gadis itu. 

Dengan cepat Malvin mengambil kunci mobil yang tersimpan diatas nakas berniat ingin menyusul Kelin ke rumah sakit, dengan perasaan gundah dan gelisah sehabis syok tak memperdulikan bahayanya menyetir ditengah hujan deras sekarang, hal itu yang membuat Jihan khawatir. Maka dari itu, temannya mengusulkan bahwa dia yang akan menyetir. 

Sesampainya di rumah sakit, Malvin langsung masuk dengan tergesa-gesa dan tak tahu arah. Matanya menangis dibarengi dengan detak jantung yang tak beraturan, hatinya sangat ketakutan. 

Malvin terdiam kala brankar rumah sakit didorong oleh salah satu suster ke arahnya, seakan hatinya berkata bahwa yang tengah berbaring di atasnya adalah Kelin. Meski tubuh itu tertutupi sehelai kain putih yang bercampur dengan noda darah, entah kenapa Malvin yakin jika itu adalah Kelin. Segera Malvin berlari ke arah suster tersebut dan memberhentikan brankarnya. 

"Keliin.." lirihnya pelan terdengar sangat pilu.

Tangannya mencoba untuk menggapai kain putih yang menutupi wajah jenazah Kelin, namun sebelum itu sang papa datang dan memanggil Malvin. 

Find Me In Your DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang