2. After Believe You

3 1 0
                                    

Hai, balik lagi. Jangan lupa vote, dan tinggalkan jejak.

Follow juga akunnya, terimakasih.

****


Dear Diary... 

Sore ini hujan turun sangat deras membawa hawa dingin yang sangat aku sukai, bersembunyi dibalik selimut tebal hingga terlelap damai. Setidaknya ketika tidur aku tidak perlu merasa cemas yang berlebihan, tidak perlu merasa stress dan kesepian. Dalam tidur aku bisa menciptakan apapun, aku bisa berkhayal jika aku ini dicintai banyak orang. Dibutuhkan banyak orang, dan diharapkan oleh semua orang. Tentu ini bertentangan dengan realita yang ada, karena yang sebenarnya aku jauh dari siapapun. Iya, siapapun termasuk papa dan mama. Aku jauh dari papa sedari kecil, lebih tepatnya memang papa tak memiliki banyak waktu karena dia seorang anggota TNI AL, dia lebih sering bertugas ke luar kota daripada tinggal di rumah sendiri. Aku sering marah pada semua orang karena rindu dengan Papa, dengan aku marah berharap mereka bisa mengerti dengan perasaanku, tapi kenyataanya tidak. Tak ada satupun yang mengerti rasa rindu dan rasa butuhku terhadap figur seorang ayah. Lalu Mama? Dia juga sibuk dengan urusan pekerjaan yang sangat ia sukai itu, bermain-main dengan pensil dan juga cat warna. Mamaku seorang designer sedari muda, baginya mengurusi banyak klien lebih penting daripada mengurus anaknya. Aku kesepian sampai aku tumbuh dewasa dan memiliki banyak teman, saat diluar rumah aku bebas mengekspresikan perasaanku tapi saat sampai dirumah, aku memilih untuk mengurung diri di kamar sampai besok pagi. 

Tertanda 

Kelin Tafa Chelsea. 

Aku menyeka air mata yang turun tanpa permisi usai membaca buku harian yang pernah aku tulis dulu, beginikah kehidupanku yang jauh dari lingkungan keluarga? Padahal disaat kondisiku seperti ini, keluarga lah yang sangat aku harapkan kehadirannya di sisiku. Memberiku semangat dan membantuku untuk kembali mengingat semua memori yang telah hilang. Jika seperti ini, akankah aku sanggup bertahan? 

Klekk... 

Aku menoleh ke arah pintu, disana sosok Malvin kembali hadir dengan senyum manis yang selalu ia tunjukkan kepadaku. Melihat dirinya didepanku seperti ini perasaanku jadi lebih baik, seperti yang sudah aku bilang sebelum itu padanya aku percaya penuh pada dirinya. Karena tak ada siapapun yang bisa kuharapkan selain dia. 

"Maaf aku kelamaan ya?" Aku menjawab pertanyaan dengan menggelengkan kepala sembari melempar senyum juga. 

"Kamu sudah makan?" Malvin bertanya lagi, kali ini satu telapak tangannya menyentuh dahiku. 

"Hmm badanmu masih panas, apa pusing?" lagi dia bertanya. 

Malvin begitu perhatian, sedari kemarin dia terus menjenguku dan hanya pergi keluar ketika ada kelas dan pulang ke rumah untuk berganti baju. Dia tahu Mama tidak bisa menjagaku sepanjang hari karena ya sudah pasti dia sibuk dengan urusan pekerjaan nya yang sangat penting itu. 

"Malvin aku bosan." 

"Mau aku bacain dongeng?" Dia menjawab sambil tertawa renyah, ish dasar lelaki tidak peka. 

"Gamau, ajak aku jalan." pintaku padanya. 

Malvin menggeleng tak menyetujui permintaan ku dengan alasan, "Kamu masih sakit, badan kamu juga masih panas jadi jangan kemana-kemana dulu yaa. Kalau badan kamu udah enakan aku janji deh bakal ajak kemana aja yang kamu mau." 

Aku mendesah malas, menarik selimut dan menutup seluruh tubuhku. Iya, aku merajuk. 

"Dih kok gitu? Kamu ngambek?" Aku tambah jengkel padanya, sudah tahu aku ngambek kenapa masih bertanya? Dasar tidak peka! 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Find Me In Your DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang