Aku Malu

21 1 5
                                    

Semua warga sekolah tercengang akan perlakuan most wanted itu. Bagaimana tidak Bhalendra menggendong Angelina layaknya karung.

Gadis itu tetap meronta-ronta di gendongan Bhalendra. Beberapa siswi di koridor melihatnya sinis, bahkan sampai ada yang membicarakan yang tidak sepatutnya pelajar berkata seperti itu.

Anggota Dakosa yang terdiri dari Wisma, Magani, dan Evan ketakutan akan Angelina di amuk oleh ketuanya itu, mengejar mereka berdua. Dengan napas yang terengah-engah Magani berhenti.

"Woy, tungguin gua. Capek ini!"

"Lemah Lo ah, lumayan gua kejar ceweknya cantik," ujar Wisma yang masih berlari.

"Lendra, udah woy! Gua capek ngejar lu! Lepasin aja," ucap Evan.

Bhalendra tidak mendengar apa yang anggotanya lontarkan. Bhalendra masuk ke dalam gudang beserta Angelina. Mereka masuk dan pria tampan itu mengunci pintu gudang tersebut.

Angelina membelalakkan matanya, bagaimana tidak! Dia dikunci bersama dengan laki-laki. Angelina sangat geram melihat perlakuan Bhalendra kepadanya. Angelina si perempuan pemberani itu tidak ingin kelihatan penakut. Pria itu menurunkan tubuh Angelina yang ramping dan sepertinya itu termasuk tubuh body goals.

"Mau lo apa si Len! Gue cuma duduk doang di meja makan itu. Lagi pula emang bener kok! Meja makan itu emang milik umum. Bukan punya Lo!" Angelina sangat geram kepada Bhalendra, sampai-sampai ia mendengus dengan beberapa kali.

Bhalendra masih setia dengan sikap diamnya, dia ingin tahu seberapa jauh sikap Angelina kepada dirinya. Hanya semena-mena.

Pria yang bernetra biru tersebut memandang manik mata Angelina dengan penuh tanda tanya dan intimidasi. Pria itu memikirkan "Kenapa baru kali ini! Gua liat perempuan yang berani-beraninya duduk di meja itu. Dia cantik jika di fisik, tapi entah dengan hatinya."

Sedangkan yang sedang ditatap itu memutar bola matanya dengan malas. Angelina mempunyai ide untuk memberi pelajaran untuk si ketua geng yang mungkin orang-orang takuti. Tapi, bagi Angelina semua manusia sama saja. Hanya kemampuan saja yang berbeda.

Bhalendra berjalan menghampiri Angelina yang sedang menyenderkan tubuhnya Dite tembok yang berwarna putih cat. Semakin dekat jarak mereka terkikis.

Gak mau tau Angelina salting pasti. Ya haha

Jarak mereka benar-benar terkikis habis, wajah mereka hanya berjarak beberapa centimeter. Kurang lebih Hanya tiga centimeter.

Please! Aing deg-degan. Batin Angelina sangat tidak bisa di ajak kompromi. Dengan menormalkan jantungnya yang berdegup kencang, Angelina memejamkan matanya.

Beberapa menit kemudian, kenapa Angelina tidak merasakan hal apapun. Apa dia hanya dikerjai? Dengan rasa penasarannya Angelina membuka matanya dan ternyata di sekelilingnya sudah ada guru serta anggotanya Dakosa yang menahan tawanya habis-habisan.

Angelina membekap mulutnya malu. Ya! Bagaimana tidak dia benar-benar dikerjai oleh si ketua geng motor. Gadis itu menampilkan sederet gigi putihnya lalu ada bolongan kecil di daerah pipinya tersebut yang dapat dibilang itu adalah lesung pipi.

"Oh, shit! Manis sekali," batin Bhalendra.

"Anjing, kok gua gak tega ngetawain dia. Neng cantik banget. Astaghfirullah," ujar Bisma sedikit mendramatisir.

"Pak, saya izin keluar ya. Assalamu'alaikum." Setelah mengatakan itu Angelina langsung lari terbirit-birit. Sumpah si itu memalukan diri sendiri.

Gue yang kegeeran atau dia emang mau ngerjain sih! Gila sih ini! Gue malu banget.

--- Batas Suci -----

"Anjir, kaki gue bisa kesemutan gini sih! Aelah. Angkot ke mana lagi! Lumutan juga dah nih." Angelina terus-menerus mengumpat atas apa yang terjadi pada dirinya.

"Tadi istirahat gue dipermalukan, dan sahabat gue? Ngilang. Aelah, emang udah nasib kali. Sendiri terus. Orang-orang banyak suka sama gue! Tapi, kok gue gak suka sama mereka. Padahal ada yang lumayan ganteng, Bodo amat ah gue gak mau mikirin."

Tak lama kemudian sebuah motor menghampiri Angelina dengan suara yang sangat bising. Sampai ingin pecah gendang telinga Angelina mendengar suara motor tersebut.

Angelina sengaja menyipitkan matanya dipikirannya penuh dengan tanda tanya ada apa dengan dirinya sih? Please, gue nyesel banget duduk di kursi deket geng amburadul itu tadi. Angelina sangat menyesal dengan tindakannya tadi.

"Mau apa lu hah? Mau mempermalukan diri gue lagi?" tanya Angelina dengan memajukan bibirnya.

"Belum puas lu hah!" lanjut Angelina.

Bhalendra seperti merasa bersalah sekali kepada Angelina. Yup! Pria itu ialah Bhalendra. Dia sepertinya terlalu keterlaluan terhadap Angelina.

"Gua antar pulang." Tiga kata telah keluar dari mulut Bhalendra.

"Ogah! Gue gak mau!" balas Angelina.

"Meskipun kek mau lumutan nih badan," lanjut Angelina dalam hati.

Tangan Bhalendra memukul tangki motornya, dia turun dari motor lalu membuka kaca helm full face tersebut. Mata mereka bertemu dengan intens.

Tangan Bhalendra langsung memeluk Angelina dan mengangkat tubuh itu dengan sangat mudah. Bagaimana tidak! Badan Angelina sangatlah ramping. Dengan tinggi badannya sama dengan bahu Bhalendra memudahkan pria itu mengangkatnya.

Angelina terkejut saat pria itu mengangkat tubuhnya ke atas motor, Angelina berteriak meronta-ronta. Tapi, dengan satu kata 'diam' yang keluar dari mulut Bhalendra, Angelina diam seribu bahasa.

"Gua antar lu pulang." Ucapan itu telah keluar dua kali dalam mulut Bhalendra, karena memang dia merasa bersalah sekali kepada Angelina.

Bhalendra melihat rok yang dipakai oleh Angelina sangatlah pendek, dia membuka tasnya dan menaruh di atas tangki motornya. Lalu, dia membuka jaket kebanggaannya dengan berlambang padi disertai bintang.

"Eh! Lu mau ngapain," ucap Angelina ketakutan.

Bhalendra memasangkan jaketnya tersebut di paha Angelina, pipi Angelina berubah menjadi merah merona. Perlakuan Bhalendra, membuatnya salah tingkah.

"Kalo pake rok tuh yang bener!"

Perasaan kalian gimana? Kalo ada di posisi Angelina? Malu? Salah tingkah? Atau biasa aja?

Mau sampaikan apa ke Angelina? 👉

Atau mau ke Bhalendra? 👉

Bisma deh! Si pecinta wanita 👉

Pak gurunya? Boleh 👉

#Aresk0610_instagram
#CintahAreska_wattpad

I'm Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang