Nara Zahra terus berjalan dibawah terik matahari disiang hari, Terlihat begitu jelas raut wajahnya yang begitu sendu.
"Huaaaaaa"Tangisnya pecah, ia terduduk di atas Trotoar membuat para pejalan kaki lain menatapnya dengan tatapan aneh
"Kemana lagi aku harus cari kerja, ratusan lamaran sudah aku sebar, Baik via email, Web site bahkan yang aku antar langsung ke perusahaan, Kenapa gak ada satu pun panggilan, Sementara Banyak tanggungan ku"Ucapnya di tengah tangisannya yang mulai mereda
"I need job"kali ini suaranya memelan, sorot matanya begitu kosong, Entahlah apa yang sedang Nara pikirkan.
Nara menghapus air matanya.
"Gak Ra, kamu gak boleh nyerah hari ini gagal besok kamu gak boleh gagal"Ucapnya menyemangati diri sendiri.
Nara kembali berjalan dibawah terik matahari, hingga langkah kakinya terhenti di sebuah rumah panggung yang cukup sederhana.
"Assalamualaikum, Nara pulang"Ucapnya memasuki rumahnya
"gimana interview mu hari ini?" Tanya Bapak, Yang kini tlah duduk di samping Nara, Kursi yang terbuat dari bambu terasa begitu empuk di punggung Nara
"gagal Pak"Ucap Nya tanpa menatap Sang Ayah
"Gak papa, mungkin belum rezeki, Dulu Bapak juga begitu, Waktu baru belajar jadi petani berkali-kali gagal panen sampai pada akhirnya Berhasil, Segala sesuatu butuh proses, Gak ada yang instan"Ucap Bapak yang berusaha memberikan Nara semangat
"Iya Pak, Nara mau mandi dulu"Ucap Nara
***
"Ra, Tolong kirimkan email laporan mingguan ke Pak Hasta sekarang ya"Ucap Tiara, Supervisor Muda yang terkenal Tegas dan frontal
"Iya mba"Ucap Nara yang segera menjalankan perintah dari Tiara, Bagi Nara perintah dadakan jauh lebih baik dibandingkan ia harus menganggur, 2 bulan setelah resign dari pekerjaan sebelumnya Nara begitu frustasi, Bagaimana tidak, mencari pekerjaan ditengah pandemi Covid -19 benar-benar sulit terlebih ia lulusan baru yang hanya memiliki pengalaman kerja secuil. Untuk itu pekerjaan yang sekarang begitu di nikmati Nara walau pun tak sesuai dengan study dia selama 4 tahun.
"Mba, aku sudah kirim laporannya ke Pak Hasta"Ucap Nara, yang hanya di balas anggukan kepala oleh Tiara
"Besok Presiden direktur mau berkunjung pastikan ruangan rapi dan bersih"Ucap Pak Bagas yang hanya berdiri di ambang pintu
"Oh iya kah Pak? Kenapa dadakan Pak?"tanya Tiara
"Saya juga baru dikasih tau tadi"Ucap Pak Bagas
"Ra, Rapikan ruangan yaa laporan marketing nanti aja kamu kerjain gak papa"Titah Tiara, yang sejak tadi tak lepas dari handphone nya
"Iya Mba"Jawab Tiara
Tanpa menunggu lama Tiara pun mulai merapikan ruangan, mulai dari berkas-berkas yang berhamburan, lemari bantex yang berantakan, Tumpukan formulir yang tercecer kemana-mana
"Kenapa sih kalau ambil formulir bantex gak pernah dirapikan ke tempat semula" Batin Tiara yang begitu kesal melihat keadaan ruangan yang tak pernah rapi
"Presiden direktur ini yang pak Hasta ya mba?"Tanya Nara yang berusaha mencairkan suasana yang terkesan begitu sunyi
"Bukan dong Nara, Pak Hasta itu anaknya, Kalau presiden direkturnya itu Pak Surya, masa kamu masih belum tau"Jawab Tiara.
"Oh iya mba, maaf mba belum hafal"Ucap Tiara
Nara kembali berkutik dengan pekerjaannya.
"Ra, Kamu makan siapa apa?"Tanya Tiara, ia menggeser kursinya dan mendekati Nara yang masih sibuk berkutik dengan pekerjaannya sebagai Admin
"Enggak makan mba, Lagi hemat"Jawab Nara
"aku yang belikan, kamu mau makan apa? Soalnya aku bingung mau makan apa"Ucap Tiara memperlihatkan layar handphone nya yang menampilkan berbagai menu makanan
"Rice bowl kayanya enak mba"Ucap Nara
Mendengar ucapan Nara, Tiara pun segera mengklik foto dan melakukan pemesanan "Okey kita makan Rice bowl"Ucapnya dan menggeser kembali kursi yang ia duduki menuju mejanya yang hanya berjarak 2.5 meter dari meja Nara.
"Ra, Kamu tau gak Pak Hasta itu ganteng loh, masih muda, lulusan luar negeri, Alim, gak pernah pacaran lagi"Ucap Tiara yang terlihat begitu bersemangat menceritakan sosok tatasannya
"Iyakah mba?Ganteng mana sama Min Yoongi?"Tanya Nara, Dia dengan sengaja membandingkan dengan sang idola
"Kamu mah bandingkan jangan sama Suga, yang jelas lebih ganteng Suga"Ucap Tiara
"Hahaha Soalnya dimata ku laki-laki paling ganteng setelah bapak yaa Min Yoongi Mba"Ucap Nara
"Suami aku sama jimin aja ganteng Jimin, Apalagi Pak Hasta sama Suga yaa jelas Suga lah"Ucapnyaa di sertai tawa kecil
"kasiannya Pak Hasta di bandingkan sama Mereka, tapi mau gimana yaa pak soalnya mereka memang ganteng" ucap Tiara kembali
"Mba Tiara, Mbaaaa Pak Hasta mau datang kesini dong, Aaaaaa Akhirnyaa aku bisa ketemu lagi sama Pak Hasta"Ucap Cika yang begitu bersemangat memasuki Ruangan Marketing, suaranya yang cempreng memenuhi seisi ruangan
"Iya sudah tau, tadi bapak sudah kasih tau aku"Jawab Tiara yang terkesal santai, respon yang tak diinginkan oleh Cika
"Ihh mba kok gak heboh sih"Protes Cika
"Aku gak suka brondong kecuali Jimin"Jawab Tiara yang semakin membuat Cika kesal
Tak mendapatkan respon yang memuaskan dari Tiara, Cika pun mendekati Nara yang sedang fokus menatap layar komputernya.
"Ra, Jangan kerja terus mending kita ngegosip" Ucapnya memukul lengan Nara agar Nara menghentikan aktivitasnya.
"Ra, Kamu harus lihat Pak Hasta, Kamu belum pernah ketemu kan?" Ucap Cika yang dibalas anggukan kepala oleh Nara
"Sumpahh Ra dia ganteng banget"Ucapnya kembali penuh penekanan
"Iya Ra, pak Hasta itu muda, ganteng, alim lagi aku aja kalau belum nikah mau sama dia"Sahut Via yang kini sudah berada di dalam ruang Marketing
"Seberapa gantengnya sih sampai kalian heboh gini"Akhirnya Nara mengeluarkan suaranya setelah diam terpaku mencerna setiap ucapan Cika dan Via
"Ganteng pokoknya"Ucap Cika
"Oke kita lihat besok yaa, awas aja kalau gak ganteng"Ucap Nara
***
Hari yang begitu cerah, panas yang begitu terik tak meruntuhkan semangat kerja Cika, Sejak pagi dia begitu antusias menyambut kedatangan Pak Hasta, Laki-laki yang sejak pagi selalu dia banggakan.Pada awalnya Nara tak begitu tertarik dengan kehadiran Pak Hasta, Namun karna di suguhkan cerita-cerita Cika yang selalu memuji Hasta, membuat Nara begitu penasaran dengan sosok Pak Hasta.
"Seganteng apa sih, kok pada klepek-klepek sama dia"Batin Nara
"Mba suka sama Pak Hasta?"Tanya Nara
"Enggak, cuma ngefans aja soalnya dia ganteng"Jawab Cika melahap kerupuk terakhir
"Mba Via?"Ucap Nara menatap Mata Via untuk mencari jawaban
"Aku mah biasa aja, cuma memang ganteng tapi masih ganteng suami ku"Jawab Via menaikkan jempol kanannya
"Katanya 10 menit lagi sampai, ini sudah lebih dari 10 menit kenapa belum sampai, Penasaran banget nih"ucap Nara
"Sabar sabar ini Balikpapan"Ucap Cika
"Balikpapan gak semacet jakarta kali Mba"ucap Nara
"Iya sih"Ucap Cika membenarkan ucapan Nara
"Aku balik kerja Mba, bye"Ucap Nara meninggalkan ruangan Cika yang di susul Via
***
"Segala sesuatu membutuhkan proses tidak ada yang instan"
Quotes Part ini yang Author suka ucapan Bapak Nara.
Segini dulu yaa, Author masih belajar mohon maaf jika ada penulisan yang kurang.
Bantu like yaa 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CEO
Romance"Aku pernah mengatakan pada mu bukan? Aku bisa meninggalkan segalanya, tapi aku tidak bisa meninggalkan mu"Ucapnya dengan mata yang begitu merah, Rahang yang mengeras dan tatapan penuh harapan