The Big Familly Abraham

0 4 1
                                    

-000-

Selamat datang
Dan
Membaca.

Itu penulisan famillynya benar gak sih? Mohon toleransi guys, kalo salah komentar aja nanti biar aku tahu gimana penulisan yang benar.

___________________________

H A P P Y R E A D I N G

••

__________________________

Gue kangen banget sama Lo!

#MyBestFriends

Saat ini keluarga besar dari Abraham tengah berkumpul di rumah utama yaitu di rumah kakek dan nenek dari senjana dan deandra.

  Mereka mengadakan kumpulan setiap ada waktu luang untuk mengunjungi nenek mereka. Lagipula akan ada acara syukuran di rumah utama sebagai kiriman doa untuk sang kakek yang udah pergi dua tahun yang lalu.

  Kakek Senjana dan deandra pergi karena penyakit yang di deritanya.

  Almarhum kakek deandra dan Senjana itu orangnya tegas dan suka recehan, atau berhumor.

   Tak ajang kalo kepergiannya kemarin membawa kesedihan bagi keluarga Abraham.

   " Libra gak ikut budhe? " Tanya Senjana kepada emak deandra.

  Emak Senjana menoleh," nggak, dia lagi di rumah neneknya, nanti kalo udah pulang mungkin kesini, " Jawab emak deandra.

Dengan cepat pun Senjana mengangguk.

   " Berlagak tanya! Ada apa Lo? " Sinis deandra.

   " Siapa yang berlagak, Lonya aja yang gak bisa baca sekitar. "

  " Dih?! "

" Gue ga— "

  " Assalamualaikum... " Ucapan deandra terhenti akan kedatangan seorang dengan mengucapkan salam.

    Mereka semua menoleh dan mereka pun tersenyum setelah mengetahui siapa yang datang.

" Macet? Kok baru sampe? " Tanya emak deandra.

  " Iya mbak, tadi macet apalagi tadi Haikal minta makan dulu di jalan, " Ujar Tante ratna—istri dari anak ke tiga dari keluarga Abraham.

  Mereka pun berjabat tangan, hingga pada akhirnya Haikal berbinar-binar setelah melihat adanya Senjana. Dengan cepat anak kecil itu berlari ke arah Senjana dan meneriakkan nama senjana.

  " Tak cenja!!! "

  Tak mau Haikal kenapa - kenapa Senjana pun merentangkan kedua tangannya untuk sebagai sambutan untuk Haikal.

   Dan akhirnya Haikal pun memeluk Senjana dengan erat dengan dirinya menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Senjana yang tertutup jilbab itu.

  Setelah itu mereka pun melepaskan pelukannya, dengan sebagai hadiahnya Haikal mencium pipi Senjana.

  " Tak cenja apa tabar? " Tanya haikal— anak kecil itu sekarang tengah duduk di pangkuan Senjana dengan kepala menghadap Senjana.

Kita Sahabat || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang