last line (1)

828 102 95
                                    

Nafas sukuna terengah-engah, ia baru saja melarikan diri setelah menghantam kepala penjaga pusat rehabilitas dengan nampan makanan, tak mungkin ia tidak berusaha kabur jikalau choso tidak membawa berita mengagetkan itu!

Ia harus ada disana! Meskipun yuuji akan mengamuk atau mengatai-ngatainya, siapa yang peduli dengan apa yang akan dikatakan kembarannya itu.

Ia hanya ingin melihat yuuji selamat terlepas yuuji suka ataupun tidak.

"Sukuna?!!"

Sukuna berlutut di depan ayahnya, lututnya lemas, ia baru saja berlari berkilo-kilo meter untuk sampai disini.

"Ayah... yuuji...?"

Jin menyamakan tinggi dengan putranya, merapikan baju maupun rambut sukuna yang berantakan akibat ulahnya sendiri.

"Yuuji masih berjuang..." jin memeluk putranya, membantunya juga untuk duduk di kursi tunggu bersama dengan yang lain.

Sukuna bertemu pandang dengan choso sesaat, tapi dengan segera kakak sulungnya itu memutuskan kontak mata mereka, sukuna tersenyum kecil, choso masih benar-benar membencinya... walaupun begitu, kakaknya lah yang mengabari mengenai kondisi yuuji padanya.

"Jin, megumi akan menyusul kesini bersama nanami." Toji mendudukan dirinya di sebelah jin, mengelus pelan tengkuk jin dan mencium kening kekasihnya itu singkat. "Jangan khawatir... yuuji pasti bisa mengatasinya, yuuji itu putramu, dia kuat!"

Jin memaksakan senyum, menyanderkan dirinya senyaman mungkin pada dada bidang toji.

Lain lagi dengan keromantisan sepasang kekasih itu beda pula dengan ketegangan antara adik dan calon kakak ipar ini, mereka saling beradu pandang dengan sengit, sama-sama tak mau kalah menguarkan kebencian, kebenaran akan terungkap setelah yuuji keluar dari pintu itu. Hal yang akan membuat keduanya sendiri secara tidak langsung menanti pertaruhan mereka.

"Oi hentikan kalian berdua!" Tegur choso, ia menatap keduanya benci, suasana cukup keruh saat ini, dan choso merasa itu semua sudah cukup dengan mengkhawatirkan keselamatan yuuji dan bukannya meladeni permusuhan kekanak-kanakan gojo dan sukuna.

Baik sukuna maupun gojo sama-sama saling mengalihkan pandang serentak dengan geram.

"Si brengsek itu, bagaimana kabarnya?!" Tanya sukuna pada choso kemudian.

"Kau tidak perlu tahu rincinya, tapi dia tidak akan keluar untuk selamanya dari penjara busuk itu."

Sukuna tersenyum sinis, "kowaii ne nii-san, tapi ku lihat kau melepaskan rekan kerjanya mahito? Kau sebut dirimu penegak keadilan?"

"Sukuna hentikan!" Tegur jin, rasanya sulit sekali berpikir jernih di tengah-tengah keributan dan kekhawatiran ini.

"Ayah cukup bermesraan saja dengan..." sukuna memandang toji dari atas ke bawah lalu sebaliknya. " kekasihmu." Nada menghina itu jelas ketara, baik jin maupun toji sama-sama tersulut.

"Bicara yang sopan pada ayahmu!" Seru toji kesal.

"Ya ya ya." Sukuna tertawa ringan. "Oh ya satoru, kau mau bertaruh tidak?"

"Anak siapapun yang dikandung yuuji, itu adalah anakku, aku tidak mempertaruhkan apapun pada kriminal gila sepertimu!"

Gojo tersenyum penuh kemenangan melihat ekspresi murka sukuna, ia mengacungkan jari tengahnya begitu enteng di hadapan remaja dengan tanda lahir menyeramkan itu.

"KAU BRENGSEK!!"

"sukuna!" Suara choso memberat, disaat itu pula sukuna mendadak terdiam. "Kau tak akan pernah keluar dari tempat itu jika kau masih seperti ini, kau mengerti kan apa maksudku?

cinnamon!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang