Part 0.0

263 26 0
                                    

Musim semi yang indah menghiasi keindahan hiruk pikuk Kota London, Inggris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musim semi yang indah menghiasi keindahan hiruk pikuk Kota London, Inggris.

Semilir angin menerbangkan helaian rambut cokelat sang gadis bermata Hazel. Tak ayal gadis itu menghirup kuat-kuat udara di kota London seolah-olah dia akan kehabisan jika tidak menghirupnya.

Gadis itu menikmati setiap pemandangan yang ia lewati. Dia Sabrina Holmes, gadis berumur 18 tahun dan berdarah campuran Indonesia Inggris.

Lusa kemarin Sabrina tiba di Kota London setelah melakukan penerbangan yang cukup melelahkan dari Indonesia ke Inggris.

Lalu hari ini rencananya ia ingin jalan-jalan sendirian ke tempat wisata terkenal di Inggris, yaitu Tower of London.

Senyum manis tak pernah luntur dari bibir Sabrina.

Sabrina suka sekali membaca buku tentang sejarah Kerajaan Inggris. Makanya ia sangat antusias saat tiba di Tower of London.

"Wah! indah sekali." girang Sabrina melihat bangunan tua bekas kerajaan Inggris di depannya. Bibirnya tak berhenti untuk berdecak kagum.

Bangunan tua itu masih berdiri kokoh dan elegan, serta memanjakan mata Sabrina seakan ia sedang berada di kerajaan Inggris zaman dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bangunan tua itu masih berdiri kokoh dan elegan, serta memanjakan mata Sabrina seakan ia sedang berada di kerajaan Inggris zaman dahulu.

Di kastil ini sejarah kelam kerajaan Inggris pernah terjadi dimana King Henry VIII membunuh ratu sekaligus istrinya Katherine Howard dan Anne Boleyn.

Dari sekian raja yang memimpin, Sabrina paling tidak suka dengan King Henry VIII karena menurutnya pria itu adalah bajingan, penjahat kelamin, dan bodoh. Dia tidak pantas menjadi raja.

Bagaimana tidak, dia menikahi banyak wanita lalu menjadikan istri-istrinya sebagai mesin pencetak anak.

Salah satu istrinya yaitu Queen Anne Boleyn. Pada tahun 1536 wanita itu berakhir tragis dibunuh oleh suaminya sendiri, King Henry VIII hanya karena tuduhan tak mendasar tentang tuduhan bahwa ia penyihir dan perselingkuhannya dengan lima orang laki-laki, termasuk saudara laki-lakinya.

Sabrina tidak habis pikir kenapa tidak mencari tahu kebenaranya terlebih dahulu sebelum menjatuhkan hukuman mati. Dia seorang raja memiliki banyak kekuasaan dan kekuatan hanya untuk mencari tahu sebuah kebenaran.

Namun sayangnya pria itu lebih mementingkan ego dan reputasi nya sebagai Raja dibandingkan melindungi istrinya.

Bodoh.

Daripada kesal memikirkan Raja yang bodoh itu lebih baik Sabrina menikmati pemandangan Tower of London.

Sabrina mengeluarkan kamera SLR-nya untuk mengabadikan momennya disini.

Cekrek

Cekrek

Dia terus berjalan-jalan di sepanjang Tower of London hingga tanpa sadar ia sudah berada di sebuah lorong sepi.

Saat berjalan di lorong sepi tersebut sekilas di ujung lorong ia melihat terdapat pria bermata kosong berjalan ke arahnya sambil menatapnya.

Sangat menakutkan.

"Sial." Umpat Sabrina.

Di lorong tersebut sepi sekali dan tidak ada siapa-siapa selain mereka berdua. Sabrina memundurkan langkahnya pelan lalu ia melihat di sebelah kanannya terdapat sebuah tangga.

Tanpa pikir panjang Sabrina menaiki anak tangga tersebut. Langkahnya ia percepat sambil sesekali menoleh ke belakang.

Damn!

Pria itu mengikutinya di belakang, bibirnya mengulas seringai menyeramkan seperti seorang psikopat. Tangannya mengambil sesuatu dari balik belakang bajunya.

Sabrina terus menaiki anak tangga hingga tak sadar ia sudah berada di rooftop kastil Tower of London.

Sabrina menarik napasnya pelan. Meregangkan buku-buku jarinya. Tak ada pilihan lain Sabrina harus melawan pria tersebut jika dia berani macam-macam padanya.

Pria itu sudah tiba di hadapan Sabrina. Seringai iblis mengulas bibirnya lalu perlahan mendekati Sabrina.

Sabrina tidak takut pada pria itu, dia bisa bela diri karate jadi menurutnya dia sanggup mengalahkan pria psikopat itu.

"Siapa kau?!" Tanya Sabrina sinis.

".." Pria itu hanya diam mendengar pertanyaan Sabrina.

Dengan cepat pria itu menyerang Sabrina. Tangannya mengarahkan sebuah pisau ke arah Sabrina.

Sabrina menangkis tangannya lalu menyerang balik namun ternyata pria itu lebih gesit hingga berhasil lolos dari serangan Sabrina.

Baku hantam pun terjadi, Sabrina maupun pria tersebut memiliki kekuatan yang hampir imbang.

Namun perlahan energi Sabrina terkuras membuat lawannya tertawa keras seperti psikopat.

"HAHAHAHA."

"Dasar psikopat iblis." Sabrina berdecih.

Pria itu malah senang mendengarnya lalu menendang tulang kering dan perut Sabrina hingga gadis itu tumbang dan memuntahkan darah.

Sabrina mencoba berdiri kembali lalu mengambil ancang-ancang mundur hingga ia berada di ujung roof top.

Keringat dingin mulai menetes di pelipis Sabrina. Jika ia melangkah mundur lagi maka Sabrina akan jatuh dari kastil dengan ketinggian 5 lantai ini. Tapi jika ia maju pria psikopat itu akan menghunusnya dengan pisau tajam ditangannya.

Tap

Tap

Tap

Perlahan pria psikopat itu mendekatinya. Pisaunya ia arahkan ke Sabrina bersiap untuk membunuh dirinya.

Saat sudah selangkah lagi pisau itu mengenai dirinya, Sabrina memundurkan langkahnya. Ia lebih baik terjun dari atap kastil daripada harus terbunuh oleh psikopat itu.

Tubuhnya terasa ringan saat meluncur ke bawah. Sabrina memejamkan matanya sambil tersenyum tipis.

Ini merupakan akhir hidupnya. Sungguh miris.

I'm sorry Mom Dad.

Sabrina hanya bisa pasrah dan menyerahkan hidupnya pada sang pencipta.

Bruk

Debuman keras tercipta. Kini kepala Sabrina bersimbah darah.

Sakit. Tidak, tapi sangat sakit yang Sabrina rasakan saat ini.

"To--long a-aku.." Sabrina sudah tidak kuat menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Pandangannya memudar. Terakhir ia mendengar teriakan dua orang wanita yang berteriak kaget dan histeris.

Aku ingin tidur sejenak. Tolong jangan bangunkan aku.

Be A Boleyn GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang