3. How Could?

3 2 0
                                    

Sosok pria bersayap hitam.

Pria bersayap hitam yang bahkan tidak aku ketahui sama sekali siapa dirinya. Namun dia adalah pria yang menyelamatkan ku dari kecelakaan tragis itu.

Tanpa ku sadari, bahkan sejak awal ia membawaku terbang dalam gendongannya itu, aku berusaha mengenalinya.

Pria ini..
Aku pernah melihatnya.
Tapi aku tidak ingat, kapan dan dimana aku melihatnya.

Lamat-lamat diriku yang menatapnya serius dengan seribu tanda tanya, pria bersayap itu hanyalah melirikku sekilas sembari menaikan salah satu sudut bibirnya.

Tanpa berfikir panjang lagi, aku pun langsung menanyakan semua hal yang ada di benakku.

"Siapa kau?!"

Pria itu pun hanya terdiam mendengar pertanyaanku itu.

"Makhluk apa kau ini?!"

"Apa yang kau lakukan pada diriku?!"

"Apa kau yang telah merencanakan semua kejadian aneh ini?!"

"Jawab aku!"

Pria itu masih terdiam dengan raut wajahnya yang mulai terlihat sedih. Sebelum akhirnya, ia pun menurunkan ku di sebuah balkon rumah yang kuduga adalah rumah ku sendiri.

Lantas pria itu pun membuka suara.

"Vee.."

"Namaku Vee.."

"Jika kau bertanya apa yang aku lakukan pada mu, aku menyelamatkan mu.."

"Kau yang memanggil ku untuk menyelamatkanmu.."

"Dan jika kau bertanya, apa aku yang telah membuat semua perumpamaan ini? Maka jawabannya adalah, tidak"

"Tuhan yang merencanakan semua ini, dan aku mengetahui itu."

Pria itu pun kembali terdiam. Bersamaan dengan ku yang juga terdiam berusaha mencermati semua ucapannya itu.

Tangan sang pria yang mengaku bernama 'Vee' itu pun tertuju membelai lembut rambut ku.

"Tidurlah dengan nyenyak.. wanita ku."

Kira-kira seperti itulah kalimat yang ku dengar dari mulutnya, sebelum akhirnya ia pun pergi melesat terbang jauh dan menghilang.

Aku masih bingung dengan semua ini.

Dan hal yang paling membuatku bingung adalah ketika Jung tiba-tiba saja datang dengan sayap putihnya yang membentang di bahu telanjangnya itu.

Jung mendekati ku, memelukku erat, sebelum akhirnya kurasakan ia membelai lembut rambut ku yang selanjutnya membuat ku jatuh semakin dalam, dalam pelukannya dan tak sadarkan diri.

.

"Anatha Kim.."

"..seorang anak dari Malaikat Agung, Kim Jungha.."

"Anak itu akan dikutuk karena kesalahan ayahnya sendiri."

"Kim Jungha.."

"Anak mu akan dikutuk dengan takdirnya.."

"Ia akan menikah dengan seorang Heller, dan kau tidak boleh menghalangi ini."

"Ini perintah dari ku!"

Arghh!!

Aku berteriak dan terbangun dari tidurku setelah semua mimpi buruk itu lagi-lagi menghampiriku.

Ini bukanlah yang pertama kali aku memimpikan sebuah percakapan aneh itu.

Sebuah percakapan aneh yang selalu membahas mengenai kutukan terhadap ku, itu selalu menghantuiku semenjak umurku menginjak 18 Tahun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About The HellerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang