1. Senin Pagi

1.7K 198 34
                                    

Senin pagi di kediaman Keluarga Jung kali ini terasa lebih ramai. Suara seseorang yang kesehariannya dipanggil bunda itu tidak berhenti berbicara sejak tadi. Ditambah suara anak anak kecil yang ikut mengalun seirama dengan suara si bunda.

Bisa dibayangkan seramai apa suasana nya?

"Minhyung cepat pakai seragam, gausah terlalu banyak bertingkah."

"Sungchan astaga jangan merecoki masakan bunda."

"Minhyung berhenti berlari lari, cepat pakai seragam mu."

"Astaga Sungchan, bunda kan sudah bilang, jangan merecoki masakan bunda."

"Markkk, Mark sudah siap belum?"

Si sulung menjawab, "sudah bunda."

"Kalau begitu cepat tangkap saudara kembar mu yang nakal itu, paksa dia agar cepat memakai seragam nya. Mark nggak mau terlambat kan?"

"Baik, bunda." ucap Mark, ya... dia adalah salah satu anak yang langsung patuh terhadap perintah Doyoung.

"Jeno, sayang???"

"Jeno disini bunda!" jawab si pemilik nama.

"Lagi apa sayang?"

"Membaca buku, bunda."

Doyoung menghela nafas, berusaha santai barang sejenak.

Kemudian fokus nya tertuju pada seorang anak laki laki dengan tubuh yang hanya berbalut kaus dalam dan celana dalam. Dia Sungchan, tengah memainkan tepung yang telah Doyoung taruh di mangkuk.

Doyoung kembali menghela nafasnya, kemudian dengan cepat namun tetap berhati hati, ia menggendong tubuh Sungchan dan meletakkannya di pundak nya. Ya, seperti menggendong karung beras.

Doyoung mematikan kompor terlebih dahulu, kemudian berjalan dengan Sungchan di pundak nya menuju ke ruang tengah. Ruang dimana Jeno berada, tengah sibuk membaca buku dengan khidmat. Seperti tidak terganggu sama sekali dengan keributan yang saudara saudara nya ciptakan.

"Jeno sayang."

Jeno mengangkat kepalanya, matanya mengerjap polos, "saya, bunda."

Hati Doyoung seketika menghangat. Dengan nada polos dan kelewat lembut, Jeno menjawab panggilannya. Astaga, anaknya yang satu ini memang yang paling sopan dalam berkata.

"Boleh bunda meminta tolong?"

"Tentu, bunda." jawab Jeno sembari memasukan buku nya kedalam tas.

"Bisa tolong bangunkan ayah? Ini sudah hampir jam setengah tujuh dan ayahmu itu belum juga bangun."

"Baik bunda, dengan senang hati." ucap anak tengah itu sembari berlari menuju kamar sang ayah.

Doyoung tersenyum melihat nya.

Seketika senyum Doyoung menghilang, dengan hati hati ia turunkan anak yang kini tengah berada dalam gendongannya ke sofa.

"Sungchan, diam disini. Atau bunda nggak akan kasih Sungchan eskrim lagi. Mengerti?"

Bibir Sungchan otomatis melengkung kebawah, dengan cemberut ia mengangguk dan berkata, "iya, bunda."

Oh bagi Sungchan ancaman bunda nya itu sangat keterlaluan. Padahal ia masih sangat asyik bermain tepung tadi. Lagi lagi ia hanya bisa mendesah kecewa.

Sementara itu Doyoung langsung pergi ke kamar Sungchan dan mengambil pakaian seragam beserta tas milik si anak keempat itu.

"Sungchan sayang, ayo pakai seragam nya ya. Nurut ya, kalau Sungchan nurut nanti bunda beliin eskrim deh." ucap Doyoung dengan seragam milik Sungchan yang semua kancing nya telah terbuka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Keluarga Tampan | Jung FamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang