Gadis itu berjalan membawa nampan yang diatasnya terdapat beberapa gelas berisi wine dengan merek yang cukup terkenal. Seperti biasa, malam ini ia akan bekerja di suatu bar yang berlokasi di Jakarta. Bar itu cukup ramai pengunjung, mulai dari artis hingga pejabat negara. Maklum saja bar ini terbilang cukup tertutup karena berisi orang-orang yang memegang status penting di masyarakat. Tidak sembarang orang bisa masuk ke bar ini, hanya orang-orang tertentu saja.
“Pegawai lo yang itu gabisa dipake?cantik bener.” Tanya Kenan. Lelaki itu merupakan seorang aktor papan atas yang tengah digandrungi para remaja berkat wajah tampannya dan filmnya yang terbilang ramai minggu lalu.
“Jangan sentuh dia.” Jawaban dari pemilik bar itu terdengar seperti perintah atau bahkan peringatan kepada Kenan. Kenan cukup terkejut dengan jawaban temannya itu. Belum pernah ia melihat Farel memberi peringatan seperti itu
“lo suka sama dia?” Tanya Kenan
Skakmat.
Farel diam saja, tak menjawab pertanyaan Kenan. Ia sedang memerhatikan Aletta. Seluruh orang yang ada di bar ini pasti setuju jika Aletta sangat cantik. Perempuan itu memiliki rambut hitam legam dan sedikit bergelombang diujung bawah, kulit putih pucat, proporsi tubuh yang langsing serta hidung dan bibir yang benar-benar pas menghiasi wajah cantiknya. Tidak, perempuan itu tidak memakai make up, tidak juga menggunakan pakaian bermerek, atau bahkan heels nan mewah.
Aletta sudah sangat cantik tanpa itu semua.
Farel cukup heran mengapa ia mau bekerja di bar miliknya ini, well oke katakan gajinya cukup besar karena hanya bekerja selama 5-6 jam. Akan tetapi, Farel yakin dengan wajah dan tubuh yang sesempurna itu, Aletta bisa menjadi artis atau model yang terkenal dan akan menghasilkan uang lebih banyak.
“Biasa aja kali ngeliatinnya, keluar tuh mata lo” Kenan membuyarkan lamunan Farel.
“Pokoknya lo jangan nyentuh dia, kayak gak ada cewek lain aja sih lo” Farel membalas Kenan dengan jawaban tersebut. Cowok playboy itu memiliki segudang gebetan. Meski ia seorang artis, Kenan tahu betul bagaimana menjaga citranya di depan publik. Ia tidak memiliki sosial media serta membayar para paparazi untuk tidak mengikuti kehidupannya.
“Cewek mah banyak, tapi yang itu cantik banget gila. Nemu dimana sih lo pegawai modelan kayak dia?”
Farel belum menjawab pertanyaan Kenan. Aletta sudah berdiri didepannya. Meski sudah bekerja kurang lebih enam bulan, Farel tetap merasa berdebar ketika melihat wajah gadis itu dari jarak yang cukup dekat.
“Malam Pak, waktu saya bekerja sudah habis , saya izin pulang dulu” Aletta membungkukkan badannya sedikit.
Sinis, kaku, dan formal merupakan aura yang dimiliki Aletta secara tidak sadar. Gadis itu meski memiliki paras rupawan, ia sangat formal ketika berbicara dengan orang sekitar. Terkadang, walaupun cantik banyak para pengunjung takut untuk menggodanya. Aletta memiliki mata yang sangat tajam untuk ukuran seorang perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Aletta
Teen FictionPerempuan yang memiliki sifat kaku itu sungguh memikat hati dengan wajah cantik bak dewi aphrodite . Meski auranya dingin seperti es , ia memiliki senyum yang hangat dan hati sekuat sayap yang terus bertahan ditengah ranting yang terus menerus menus...