Empress Fenghua [✔]

71

Bab 71 Menyaksikan Matahari Terbit, Mainkan Bajak Laut

Saya tidak tidur dalam kesadaran, tetapi setelah mengalami hidup dan mati seperti itu, tubuh saya masih memasuki keadaan istirahat secara otomatis seperti perlindungan.

Saya tidak tahu berapa lama, dan saya perlahan-lahan tertidur.

Di pagi hari, atau tidak terlalu pagi, melihat keluar dari pintu kabin, masih gelap.

Dan alasan mengapa saya bangun pagi-pagi adalah karena pria ini berbaring di atas saya.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya dengan suara rendah, suaraku sedikit serak.

"Menurutmu apa yang ingin aku lakukan?" Dia mengedipkan matanya saat dia berkata, tampak nakal.

"Aku tidak tahu apa yang ingin kamu lakukan, tetapi apakah kamu tahu apa yang ingin aku lakukan?" Kataku dengan cepat berbalik dan menekan pria itu di bawahku. Aku menatapnya dengan berbahaya dan menyentuh wajahnya.

"Apa yang akan kamu lakukan?" Suaranya menjadi tegang, matanya yang cerah menatapku lebar, dan napasnya mulai terengah-engah.

Pada saat yang sama, pernapasan beberapa orang lain mulai menjadi tidak stabil, dan mereka semua tampak terjaga.

“Apa yang akan saya lakukan? Anda bertanya apa yang akan saya lakukan? Apa yang Anda katakan akan dilakukan seorang wanita ketika menekan seorang pria seperti ini?” Tanpa menjawab pertanyaan saya, tangan saya menyentuh lehernya yang indah.

"Jangan...jangan lakukan ini..." Suaranya menjadi semakin lemah, dan tubuhnya yang kaku melunak karena sentuhanku.

“Apa lagi?” Mengikuti lehernya, tanganku masuk ke roknya, menyentuh tulang selangkanya yang seksi.

"Hmm..." Dia membuat suara shenyin tak terkendali, dan matanya dalam. Aku tahu bahwa jika aku terus bermain, aku akan benar-benar marah. Hei, aku bangun sedikit menyesal, dan aku harus memakannya ketika aku sudah kesempatan di masa depan.

“Bangun, katakan padaku, ada apa denganmu?” Suaraku tenang, dan dibandingkan dengan wajahnya yang memerah, aku tampak agak kejam.

“Aku…aku ingin kau menemaniku melihat matahari terbit. Matahari terbit di laut adalah yang paling indah.” Dia berdiri, suaranya sangat rendah, dan ada keluhan, seolah-olah dia akan menangis. Seharusnya karena aku hanya menggodanya.

Untuk para pria di sini, saya bertindak terlalu jauh.

Aku melangkah maju, memegangi kepalanya, mencium bibirnya dengan ganas, mencicipi manisnya tanpa rasa bersalah.

Yang dicium lupa bernapas, dan yang tidak dicium mulai bernapas cepat.

Begitu ciuman itu selesai, aku menatap Yin Ming Yang yang pemalu di depan mataku.

“Ayo pergi, ayo pergi menonton matahari terbit.” Aku meraih tangannya dan berjalan keluar, dan kemudian tepat ketika aku akan keluar, aku berbalik dan mengucapkan kalimat lain.

“Karena kalian semua sudah bangun, mari kita berkumpul.” Setelah akhirnya memiliki suasana hati seperti itu, maka bawa saja orang-orang ini. Setelah tadi malam, orang-orang ini tidak akan lagi menjadi milik orang lain!