0

2K 238 8
                                    

Lee Haechan kala itu masih menempuh studi kedokterannya saat sang Papa meminta ia untuk menikahi salah satu putra sahabatnya.

Jujur saja, sangat berat rasanya ketika ia menganggukan kepala dengan senyum kecil kala itu. Tapi senyum lebar sang Mama dan tepukan menenangkan dari sang Papa berhasil membuat hatinya lebih baik.

Nama lelaki itu Huang Renjun. Badannya begitu mungil dan wajahnya polos seperti bocah berusia 5 tahun. Haechan tak dapat menahan senyumnya kala ia melihat si lelaki Huang untuk pertama kalinya.

"Kau masih disini? Tidak kembali kerumah sakit?"

Taeyong menegur sang putra ketika ia melihat anaknya itu tengah menatap ke arah lobby dari lantai dua gedung perusahaannya. Taeyong tersenyum kecil saat matanya mendapati Renjun berdiri di tengah lobby dengan memeluk sebuah map berwarna coklat dan tak lama sang Baba datang menghampirinya.

"Lebih manis dari yang di foto bukan?"

Haechan terkekeh lalu mengangguk. Lelaki itu menatap sang Papa dengan senyumannya, "Tau saja tipe anakmu ini. Ya sudah Pa, aku ke rumah sakit dulu."

Taeyong mengangguk lalu mengucapkan kata hati-hati saat tubuh sang putra berlalu meninggalkannya. Matanya awas mengamati lobby dimana Haechan yang kini berjalan ke arah Renjun.

Ia terkekeh saat sang putra mengeluarkan ponsel dari kantung celananya. Berpura-pura sibuk dengan ponselnya lalu dengan sengaja menabrak tubuh mungil Renjun.

"Dasar bocah."

Taeyong hanya tersenyum saat ia melihat senyum tipis yang tersemat di bibir sang putra. Ia dapat melihat wajah kesal Renjun saat menatap putranya itu. Dan pertemuan pertama keduanya hanya seperti itu.

Dan minggu selanjutnya dipertemuaan kedua mereka, Taeyong dapat melihat pancaran permusuhan yang dikibarkan Renjun pada putranya.

"Perjalananmu tidak akan mudah anak muda."

Haechan terkekeh, ia kini berada di halaman belakang rumahnya. Memenuhi undangan sang Papa setelah mereka pulang dari pertemuan keluarga tadi.

"Aku tau Pa."

Haechan memandang jauh kedepan lalu tersenyum setelahnya.

"Tapi aku tau, Renjun adalah takdirku."

❁ཽ͜҈⸙

Para Lakon

Lee Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Haechan

"Waktuku tidak pernah terbuang percuma. Ini adalah harga atas sebuah kebahagian di masa depan yang harus ku bayar terlebih dahulu. Cinta dan kasihku memang tak ternilai dan tak berujung. Tapi perjuanganku untuk cinta dan kasihku pasti memiliki akhir yang bahagia."

.

Huang Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huang Renjun

"Aku selalu memimpikan akan menikah dengan pasangan yang aku cintai lalu hidup bersama selamanya hingga maut memisahkan. Namun itu semua harus aku kubur selama-lamanya karena dia. Dia, lelaki yang tiba-tiba datang di dalam kisah hidupku dan mengubah segalanya. Mengubah segala yang telah aku susun sebelumnya."

❁ཽ͜҈⸙

Story of Our Life (From 0 to 100)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang