1 DUNIA MILIKNYA

45 10 0
                                    

Aouthor Pov

2 pemuda itu berbincang dengan riang sambil terkadang bercanda tentang sesuatu yang kecil, entah membahas eskrim yang jatuh di tanah atau penjual sayuran yang berteriak dengan histeris. Bagi oikawa itu sungguh menyenangkan bercanda dan terkadang mennggoda sugawara memiliki rasa kepuasan tersendiri bagi dirinya, sebagai seorang pria yang memiliki reputasi baik dan dikenal banyak orang, oikawa jarang sekali bisa menampakan sisi dirinya yang ini selain dihadapan para sahabatnya, atau mungkin memang oikawa telah menngklaim bahwa sugwara adalah sahabatnya? Atau mungkin lebih unik dari sekedar kata sahabat saja. Entahlah, Kita tidak akan tau karena hanya oikawa yang merasakan semua itu dengan pikirannya yang terus berkerja.

Oikawa Pov

Setelah asik berbelanja, sugawara mengajak ku untuk mampir ke rumahnya, sebernya aku sedikit terkejut dengan belanjaan sugawara, itu sungguh banyak sekali seperti ingin memberi makan 3 keluarga saja, dan ketika ku tanya dia hanya berkata bahwa ini semua adalah persediaan sekitar 3 hari kedepan. Aku positif tingking mungkin suga kalo dirumah rakus makan, sungguh membayangkan sugawara yang makan dengan lahap itu mengasikan. Jarak rumah suga dengan swalayan kita berbelanja cukup jauh, sekitar 30 menit naik angkutan umum dan ternyata rumah sugawara berada tak jauh dari kampus kami. Ini sungguh menarik mengetahui beberapa fakta terbaru tentang sugawara, tapi tahukah kalian ada sesuatu yang lebih membuat ku terkejut, bukan-bukan ini bukan tentang makanan kesukaan atau hewan kesukaan yang suga miliki, ini tentang tempat dimana rumah suga berada dan siapa saja penghuninya. Iyah aku terkejut ternyata itu adalah rumah yang merangkap menjadi panti asuhan dengan 5 orang penghuni anak kecil dan remaja.

"ASIKKK KAKAK PULANG, KAWAN-KAWAN KAK KOUSHI UDAH PULANG" ucap salah satu anak lelaki yang berumur sekitar 6 tahun dengan pipi yang chabi.

"selamat datang di rumah ku oikawa hahahaha, dan jika kau bingung ya, aku yang memiliki tempat ini, lalu belanjaan ini untuk aku dan mereka semua" ucap sugawara sembaring tersenyum renyah, lagi-lagi ia dapat membaca raut bingung diwajahku.

"ka suga itu siapa yang bersama ka suga? Mukanya mencurigakan seperti ingin menculik ka suga saja" bisik seorang anak kecil di kuping sugawara, yang padahal dengan jelas aku dapat mendengar itu, sungguh apa wajahku sebegitu menyeramkannya di mata anak kecil ini? padahal aku ini tampan kata kebanyakan orang dan aku mengakuinya.

Sugawara hanya tertawa cekikikan dan berkata "hush gak boleh gitu, dia temen ka suga lohh" ucap suga sambil melirik ke arah ku "baiklah... ka suga ingin memperkenalka teman kakak, ayu semuanya kesini" ucap suga memanggil semua anak kecil itu dan mereka dengan nurutnya datang menghampiri sugawara.

"baik semuanya ini teman kakak namanya oikawa tooru, jadi jangan dijahili okeh" ucap suga yang di sambut dengan anggukan semuanya "nah oikawa, perkalkan mereka semua adalah adik-adik lucu ku" timpa suga yang balas dengan anggukan dan melambaika tangan ke mereka semua.

"kenalkan yang paling besar ini namanya yuta berumur 13 tahun dia sudah kelas 1 smp dan dia pria yang lebih banyak diam tapi efektif bekerja, lalu yang kedua ada anggrek dan rey mereka berumur 8, lalu yang tadi berbisik kepadaku ini si anak usil namanya jean dia berumur 6 tahun, dan yang paling kecil ini namanya bulan dia paling bontot tapi paling manis masih berumur 5 tahun, oh iya dia tunawicara (gagu), kemari bulan" ucap suga dan anak kecil yang bernama bulan itu mendekat dan mengulurkan tangannya kepadaku aku membalas uluran tangan itu dan ia memberikan 1 bungkus permen sambil tersenyum, aku sedikit bingung namun suga menjelaskannya "ah... bulan telah menganggapmu sebagai teman sekarang hahahaha"

"hallo yuta, anggrek, rey, dan juga bulan. Aku oikawa tooru temen kakak kalian, Salam kenal semuanya" ucapku dengan sedikit grogi karena jarang sekali aku berinteraksi dengan anak kecil seperti ini, sungguh sugawara dia terlalu hebat untuk hal ini. Dan para anak kecl itu pergi begitu saja kembali ke kegiatannya masing-masing.

"jadi oikawa lu bisa duduk dulu di sofa sana, soalnya gw mau bikin makan siang buat nanti, kalo udh jadi nanti lu ikut makan aja sama kita semua" ucap suga sembaring membawa barang belanjaan ke dalam dapur, aku ikut mengekor dibelakang membawa sisanya.

"gk usah gw mau ikut bantu masak sama lu aja" ucap ku buru-buru

"eh... lu bisa masak oik?" tanya suga dengan sedikit terkejut

"jangan ngreremehin seorang pria yang hidup sendirian di kota ini heh" jawabku dengan sedikit cemberut dan di sambut dengan tawa dari sugawara yang kalian tau lah betapa manisnya anak ini, ada rasa ingin mencubit pipinya tapi aku urung, soalnya ya siapa aku.

Sugawara sungguh cekatan untuk ukuran seorang pria yang duduk di bangku kuliah semester 8, aku berfikir ia seperti seorang ibu rumah tangga sungguh itu pemikiran gila ku dan hal itu membuat ku terkekeh. Namun sugawara menyadari hal itu

"ada hal lucu kah di dapur gw yang bikin lu ketawa begitu?" tanya suga sembaring tetap memotong daun bawang di atas talenan

"nope, just takjub aja lu bisa ngurusin 5 orang manusia" jawabku ngasal sambil mencuci beberapa sayuran di westafel

"hahaahhah asal lu tau oikawa, mereka itu anak jalanan yang gw temuin dengan keadaan yang gak baik-baik aja. ada yang lagi minta-minta, ada yang sedang mencoba mencari peruntungan dengan mengamen, dan gw ketemu yuta pas dia berusaha mencopet dompet gw, giliran gw tanya buat apa dia cuman diam aja dan ketika gw nyoba ngikutin dia ternyata dia di suruh ama anak brandalan di deket swalayan dong, oh jangan lupakan bulan yang terbilang masih kecil dan memiliki kekurangan itu malah di suruh mengemis dengan memegang kardung dengan tulisan bahwa ia gagu dan berharap ada yang memberikan uang, gw gk masalah ama itu tapi ketika gw tau ternyata uang itu bukan buat dia akhirnya gw bawa dia pulang aja. bagi gw yang tinggal sendirian mungkin mengangkat mereka sebagai adik merupakan hal yang menyenangkan, setidaknya mereka dapat sedikit belajar bareng gw dan makan dengan layak tanpa harus ngantang-ngelantung di padatnya ibu kota" sugawara menjelaskan sambil tetap memotong bahan makanan dan sesekali mengecek penggorengan dengan lauk tahu dan tempe itu. Aku hanya terus mendengarkan sambil membantunya.

"lagi ya oikawa, gw dengan mereka punya kesamaan tau, kita sama-sama gak punya orang tua dan sanak keluarga, ortu dan adik gw wafat waktu perjalan keluar kota beberapa tahun lalu, sanak keluarga gw yang lain gak pernah mau nerima gw, entahlah mungkin masalah internal ortu gw yang gak pernah mereka jelaskan ke gw.... duh maafin gw ya oikawa jadi bahas hal yang berat gini" sugawara mengakhiri ceritanya dengan senyum yang aku merasa ada sedikit genangan disana, aku hanya tersenyum denga wajah takjub.

"gak lu keren suga, lu hebat banget, gw bangga ama lu" ucap ku dengan reflek mengacak rambutnya tanpa sadar, dan itu membuat sedikit guratan merah di pipi suga. oh... apa aku membuatnya malu atau bagaiamna, lalu aku menarik tangan ini yang dengan lancang memegang kepala suga, sungguh idiot sekali anda oikawa tooru.

Seperti yang aku bilang rumah suga termaksud besar dengan pekarangan taman yang terawat rapih, dengan penuh bunga warna-warni yang bermekaran. Aku yakin sekali pemilik rumah ini sangat cekatan dalam merawat taman itu. Banyak beberapa aksesoris astronomi, pasti itu milik suga karena dia penggila astronomi. Cukup menarik sebenernya jika membicarakan astronomi soalnya, ya.... aku juga mengetahui beberapa hal tentang astronomi hanya saja, mungkin aku hanya fokus tentang alien. Kalian harus percaya padaku bahwa alien itu benar-benar ada, tapi jangan bilang dengan iwa-chan ya soalnya dia benci sekali tentang konspirasi alien ku. Kembali lagi dengan kediaman suga, kami makan siang bersama sembaring beberapa kali bergurau dengan adik angkat suga, aku suka bulan dia sangat manis apa lagi ketika tersenyum dan sedikit terkejut suga dapat menggunakan bahasa isyarat, lalu mengajari ku bahasa isyarat tersebut agar dapat berbicara dengan bulan, namun jean masih selalu menatap ku dengan pandangan sinis. Apakah mukaku sebegitu mencurigakannya kah? Hey padahal aku adalah lelaki tertampan di fakultas loh bisa-bisanya dia menatap sinis terhadapku (alah mulai narsis anaknya). Sekitar pukul 3 sore aku berpamitan ke suga dan yang lain untuk pulang, ternyata menyenangkan juga bisa mengenal suga lebih jauh, aku seperti masuk kedalam dunianya dengan warna ceria yang ia berikan ke sekitarnya.


HALLO SEMUA :D aku kembali lagi, makasih yang udah mau baca karya aku wkwkwkwk, i hope you all like my fanfiction. sejujurnya mau minta maaf aku agak lama publis soalnya lagi masa-masa ujian di kampusku :'. boleh tinggalkan komen jika kalian ingin. sekali lagi aku mau bilang ambil sesuatu yang bermanfaat dari ceritaku, dan buang yang jelek jeleknya okeh, tetep jaga kesehatan kalian semua :*

A MILLION DREAMS [OISUGA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang