Part 2

434 49 24
                                    

'Cinta itu tidak pernah salah. Yang salah ketika kita menjadi bodoh karena cinta.'

✨✨

Yunita berjalan ke arah Cantika. Cantika yang terheran melihat tingkah Yunita pun bertanya "Kenapa Yun? Kok mukanya merah gitu?"

Yunita langsung tambah panik memegang kedua pipinya sambil memastikan bertanya kepada Cantika "Hah? Seriusan muka aku merah?"

Cantika mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Yunita. "Lagian kenapa sih? Kaya habis liat hantu aja"

"Lebih dari hantu ini sereemm" kata Yunita.

"Hah? Ngadi Ngadi nih" Cantika menepuk bahu Yunita dengan buku novel di tangannya.

Yunita masih dengan posisi yang sama menutup wajahnya dengan buku yang ada ditangannya. Sambil memastikan bahwa pria itu belum keluar dari rak buku.

Beberapa menit kemudian Pria itu keluar dari sisi rak buku dan berjalan melewati Yunita dengan Cantika. Yunita semakin heboh menutup wajahnya sambil mendorong dorong tubuh Cantika. Cantika yang menyadari ke anehan Yunita pun langsung melirik kearah cowok yang sedang berjalan kearah mereka. Menatap secara bergilir kearah pria itu lalu ke Yunita.

"Kenapa sih ihh" Cantika menyenggol tubuh Yunita

"Malu"

"Gak jelas"

Saat pria itu semakin dekat, tatapannya ia semakin tajam. Kedipannya mata indahnya semakin siapapun yang melihatnya terpesona. Senyum tipis dibibirnya semakin menambah point plus di dalam dirinya. Yunita yang sedang berusaha menyembunyikan diri dibalik buku, ternyata sia - sia ketika pria itu mengucapakan "Thanks ya buat bukunya" pria itu sedikit berbisik ke Yunita sambil tersenyum tipis . Lalu ia melanjutkan jalannya.

Suaranya begitu lembut, bagi siapapun yang mendengarnya pasti akan klepek klepek . Ditambah senyuman khasnya yang indah.

Cantika yang mendengar suara nya  langsung menoleh kearah sumber suara itu. Terkejut itulah ekpresi Cantika. Sedangkan Yunita masih diam mematung.

"Dia siapa sih?" tanya Cantika

Yunita menggelengkan kepala. Tiba tiba handphone Yunita berdering tanda telfon masuk , layar handphonenya menampilkan nama 'Papa'

"Hallo assalamualaikum pah" jawab Yunita

"Walaikumsalam, adek ada dimana?"

"Masih ada ditoko buku Senayan city. Kenapa , pah? Papa mau nitip sesuatu?"

"Sini dek ke restoran Dimsum Jepang kita lagi makan makan. Papa mau kenalin kamu sama seseorang"

Deg.

Perasaan Yunita sudah tidak enak mendengar kata 'kenalin'. Yunita merasa tidak siap jika harus kehilangan Glen. Dia masih sayang pada Glen .

"Dek? Kamu masih disana kan?" tanya papa memastikan bahwa Yunita baik baik saja.

"Iya pah, nanti adek ke sana kalau sudah selesai ya"

Kekasih Pilihan PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang