✓ | toxic ✖彡

1.4 ; puncak🧳

Sekarang gw lagi vidcall-an sama Revon. Sebenernya yang call duluan itu Revon, dia awalnya cerita aja tentang kuliahnya, terus kadang-kadang teriak sama temen kosannya disuruh jangan berisik.

Kan 2 hari lalu gw call-an sama temen-temen. Nah, apa sekarang aja gw bilang ke Revon nya? Sekalian aja gitu. Daripada di chat.

"Von."

'Ya?' - Revon

Revon serius banget ngedengerin gw ngomongnya.

"Jadi, Sia ajak kita buat liburan bareng ke Puncak. Puncak doang ga jauh-jauh. Terus Sia juga loh yang bayar hotel. Nah, dia mau kamu ikut." Gw berusaha jelasin ke dia dengan halus.

'Maksudnya?' - Revon

Maksudnya? Apa sih?

"Ya, dia mau kita-kita bawa pasangannya masing-masing gitu. Kamu mau ya? Ikut." Gw beneran hati-hati ngomongnya.

'Oh. Emangnya, siapa aja yang ikut?' - Revon

"Biasa. Sia sama Kak Angkasa, Yula sama Lukas, Xan sendiri. Udah itu aja."

Revon keliatan mikir dulu. Dia pasti ga mau ikut. Atau jangan-jangan dia ga bolehin gw ikut?

'Kapan emang?' - Revon

"Nanti pas libur."

'Von. Lu makan yang punya gw ya?'

Hah? Siapa lagi itu?

'Eh sorry itu Jusuf. Apa sih? Makan apa?' - Revon

'Ketuker kayaknya. Yang gw kan ada perkedelnya.' - Jusuf

'Ngga, gw ga ada perkedel.' - Revon

'Oh, berarti si Bambang nih atau Doni.' - Jusuf

'Sorry ya, Lynn. Perkara nasi padang aja si Jusuf ribet banget.' - Revon

"Ya ampun. Gapapa kok." Gw ketawa. Karena perkedel doang? Bener-bener Jusuf.

'Eh tadi sampe mana?' - Revon

"Mau ikut ga kamu jadinya?"

'Oh. Puncak ya? Hm. Nanti dulu deh. Aku pikir-pikir dulu.' - Revon

Yah, kelamaan mikirnya. Kenapa sih emangnya ga mau kenal temen-temen gw? Tapi ya udah lah. Daripada berantem lagi.

'Eh, emang nya Sia itu kuliah dimana sih? Ga pernah liat aku.' - Revon