"Cukup Jaem! Gue bilang berhenti!"
Srakk
"Renjun!"
Na Jaemin, yang terkenal nakal di sekolahnya kini berteriak khawatir saat Renjun yang berusaha melerainya malah terjatuh hingga tangannya berdarah.
Renjun bukan lelaki lemah yang akan menangis karena hal seperti ini, justru ia semakin marah dengan sahabatnya itu.
"Apa lo nunggu gue celaka dulu biar berhenti berantem?!" Bentak Renjun dengan tangan terkepal, menatap rival Jaemin yang bibir dan hidungnya sudah berdarah sedaritadi.
Jeno tersenyum tipis saat Renjun menatapnya penuh khawatir, ia memilih pergi begitu juga dengan siswa siswi yang tadinya menonton perkelahian mereka berdua.
"Maaf Njun, gue cuma ga suka lo dihina sama orang lain" Ucapnya terdengar tulus, membuat Renjun sedikit luluh.
Lantas Renjun segera menarik Jaemin menuju uks dan mengobati luka Jaemin dengan perlahan.
"Luka lo dulu diobatin" Ucap Jaemin saat melihat tangan Renjun tergores panjang dengan darah yang tidak sedikit
Renjun hanya melotot kesal karena Jaemin terus-terusan membuatnya emosi hari ini, yang dipelototi hanya bisa pasrah daripada terkena semprot lagi.
"A-ah! Pelan-pelan Njun, sakit"
Renjun tidak memperdulikan dan terus mengobati luka Jaemin, sedangkan Jaemin sendiri hanya menatapnya sambil tersenyum. Ia sangat senang ketika Renjun merawatnya, mengkhawatirkannya, bahkan lebih peduli padanya dibandingkan diri Renjun sendiri.
"Gue ga suka Jaem, gue tau Jeno ngehina gue. Tapi gue gasuka cara lo nyelesaiin masalah, ga harus berantem bisa?" Jelas Renjun
"Siapa yang ga emosi kalo lo dibilang murahan? Gue gapapa selama yang dihina gue sendiri, tapi ini lo Renjun" Jawabnya dengan pikiran yang masih teringat akan perkataan Jeno tentang Renjun.
Hati Renjun menghangat saat mendengarkan penuturan Jaemin barusan, ia sangat bersyukur bisa mengenal Jaemin yang selalu melindunginya bahkan menomorsatukannya.
Renjun memeluk Jaemin erat, meneteskan air mata yang ia tahan sedaritadi. Membuat sahabatnya itu tersenyum tipis dan mengelus punggungnya perlahan.
"Makasih Na Jaemin, gue gatau bakalan gimana kalo gaada lo disisi gue" Ucapnya sambil terisak pelan
Jaemin hanya mengangguk, sesekali menghiburnya agar kembali tersenyum.
🦊🦊🦊
"Apa gue bisa jadi seseorang yang spesial buat lo Jaem? Lebih dari sahabat mungkin?" Monolog Renjun sambil menatap langit-langit kamarnya
Renjun menyukai Jaemin selama 1 tahun ini, namun lelaki itu kemarin bercerita padanya bahwa ia menyukai Rara. Anak kelas sebelah yang memang terkenal akan sifatnya yang ramah dan wajahnya yang sangat cantik.
Lelaki bermarga Na itu pernah menjalin hubungan dengan pria, namun tidak menutup kemungkinan bahwa ia juga menyukai wanita. Dan sekarang buktinya.
"Boleh ga sih, gue berharap kalo Rara ga suka sama lo? Gue gamau perhatian lo terbagi buat orang lain, gue egois ya Jaem?"
Renjun meneteskan air matanya, ia benci dengan dirinya yang tidak bisa menghilangkan perasaannya pada Jaemin yang jelas-jelas hanya menganggapnya sebagai sahabat.
Sahabat.
Huh, ia benar-benar benci satu kata itu. Renjun memang bebas melakukan skinship seperti memegang tangan, berpelukan, bahkan mencium pipi. Namun ia tidak bisa bebas mengatakan bahwa ia menyukai Jaemin, menyayangi Jaemin, mencintai Jaemin.
Ini benar-benar menyiksanya, sungguh.
Tok tok tok
Ketukan pintu kamar membuyarkan lamunannya, buru-buru ia mengelap air matanya saat mendengar suara Jaemin.
"Masuk aja, ga dikunci" Ucapnya sedikit berteriak, beberapa menit kemudian Jaemin masuk dengan beberapa paper bag ditangannya.
"Renjun! Liat deh gue bawa apa" Ucapnya dengan riang kemudian duduk di kasur sebelah Renjun
Renjun hanya berdehem dan memperhatikan gerak gerik Jaemin yang mulai membuka isi paper bag nya. Boneka moomin? Coklat? Cheese cake?
"Nih buat lo semua" Ucap Jaemin dengan senyuman lebarnya
"Wah serius? Dalam rangka apa nih lo ngasih banyak gini?" Ejek Renjun, memang biasanya Jaemin hanya memberikannya barang-barang yang benar-benar Renjun inginkan.
"Dalam rangka gue lancar pdkt sama Rara!" Jawabnya dengan wajah berbinar
Renjun yang mendengar itu menghentikan kegiatan membuka cheese cake kesukaannya, ia memilih menaruh kembali kue itu ke dalam box.
"Tadi gue nonton sama dia, lucu banget dia meluk gue karena ketakutan. Ternyata dia agak mirip sama lo Njun, dia juga suka cheese cake. Gue inget lo, makanya gue beliin juga" Jelasnya panjang lebar, Renjun hanya bisa tersenyum mencoba ikut bahagia atas apa yang dirasakan Jaemin sekarang.
"Congrats deh, gue tunggu pajak jadiannya" Ucapnya sok senang, sebenarnya ia ingin menutup telinganya agar tidak mendengarkan hal yang akan membuatnya sakit hati.
Jaemin mengangguk semangat, kemudian ia beranjak dan mengusak rambut Renjun pelan.
"Gue balik ya! Dahh, Renjun" Pamitnya, namun ia berbalik saat mengingat sesuatu
"Oh iya gue besok gabisa jemput lo, gue bakal berangkat bareng Rara. Gapapa kan?"
Renjun hanya mengangguk, Jaemin tersenyum tipis kemudian pergi meninggalkannya.
"Lo brengsek, Na Jaemin"
TBC