Keesokan harinya, Renjun masuk ke sekolah seperti biasa dan tetap sebangku dengan orang yang kemarin menolaknya. Samar-samar terlihat di wajah Renjun bahwa ia menangis semalam, membuat Jaemin sedikit khawatir.
Renjun diam, bahkan tidak sanggup untuk menatap Jaemin. Ia hanya akan menangis lagi jika menatap mata indah Jaemin, dan hal itu akan menghambat proses move on nya.
"Jaemin!" Teriakan seorang perempuan di depan kelas membuat Jaemin sedikit tersenyum dan datang menghampirinya.
'Jadi Jaemin bener-bener sayang sama Rara ya?' Monolog Renjun dalam hati
Setelah bel istirahat berbunyi, Jaemin maupun Renjun tidak beranjak dari tempat duduknya.
"Njun, lo masih marah gara-gara masalah kemarin?" Tanya Jaemin sedikit canggung
"Gue cuma kecewa Jaem, entah ke lo atau ke diri gue sendiri" Jawabnya pelan namun masih bisa didengar Jaemin
"Maaf.."
Lagi-lagi Jaemin hanya meminta maaf, membuat Renjun merutuki dirinya sendiri agar tidak berharap pada Jaemin.
"Eyoo, Huang Renjun" Panggil seseorang kemudian menghampiri Renjun dan duduk di depannya
"Makan nih" Ucap Jeno sambil menyodorkan roti dan susu coklat yang ia beli di kantin
"Ngapain lo kesini?" Sewot Jaemin saat melihat rivalnya begitu dekat dengan Renjun
"Gue ga lagi cari masalah sama lo, gue cuma mau nemuin sahabat lo ini" Jawab Jeno dengan menekan kata 'sahabat' yang terdengar menyebalkan di telinga Jaemin maupun Renjun.
Sedangkan Renjun hanya diam kemudian memakan roti yang Jeno berikan barusan, ia sengaja datang untuk memanas-manasi Jaemin.
"Mau gue beliin soto, Njun?" Tawar Jaemin yang hanya dibalas gelengan pelan oleh Renjun.
Jaemin hanya diam sambil bermain handphone, rasanya berat untuk meninggalkan Jeno dan Renjun yang saat ini sedang berbincang.
"Mau nonton ga pulang sekolah?" Tanya Jeno, membuat mata Renjun berbinar.
"Gue ikut" Ucap Jaemin tiba-tiba, membuat Renjun menatapnya sedikit kesal.
"Mau double date? Lo sama Rara"
Ucapan Jeno membuat Renjun melotot kesal, namun Jeno hanya tersenyum samar. Lagipula ia tau jawaban Jaemin setelah ini.
"Gak! Gue ga pacaran sama Rara, dan lo juga gaada status apapun sama Renjun" Jawab Jaemin kesal.
"Oke, jangan lupa dateng jam 5 sore. Kalo telat artinya lo ikhlasin Renjun sama gue" Ucap Jeno kemudian pergi.
🦊🦊🦊
Jam menunjukkan pukul 4 sore, Jaemin sudah berada di bioskop. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini, ia hanya takut Renjun benar-benar bersama Jeno dan meninggalkannya.
Satu jam sudah berlalu, kini Jaemin sedikit panik saat tidak melihat keberadaan Renjun dan Jeno sama sekali. Ia ingin menghubungi Renjun namun nomornya di block sejak Jaemin menolaknya.
"Jaem.." Ucap Renjun ragu saat melihat Jaemin sendirian, dari awal ia sudah curiga pada Jeno yang pastinya merencanakan agar Jaemin bisa bersamanya.
"Renjun!"
Jaemin tersenyum lebar saat Renjun datang sendirian, pemikiran buruknya itu tidak terjadi dan membuatnya sedikit lega.
"Ehm, gue males nonton" Ucap Renjun jujur, bukan karena Jeno tidak datang. Hanya saja ia benar-benar tidak ada mood untuk sekedar melihat film yang tayang hari ini.
"Jalan-jalan aja gimana? Timezone yuk?" Ajak Jaemin antusias, membuat Renjun menganggukkan kepala pelan.
Respon Renjun yang tidak terlihat bersemangat tetap membuat Jaemin senang, ia tidak sanggup jika berlama-lama didiamkan oleh Renjun.
"Tanding basket yuk? Yang kalah harus traktir makan" Tawar Jaemin setelah mendapatkan beberapa puluh koin.
"Bosen" Jawab Renjun seadanya.
Jaemin memilih menarik tangan Renjun dan membawanya ke mesin capit boneka, secara tidak langsung ia menyuruh Renjun menemainya.
"Gue bakal dapetin boneka gembrot kesukaan lo" Ucap Jaemin diselingi kekehan.
"Moomin!" Kesal Renjun pada Jaemin yang selalu menyebut perinya itu gembrot.
Sudah ke 5 kalinya Jaemin mencoba, namun hasilnya nihil. Membuat Renjun bosan dan lelah secara bersamaan, ia sedikit canggung dengan Jaemin untuk mengajaknya mengobrol.
"Nah! Akhirnyaaa" Lega Jaemin saat berhasil mendapatkan boneka moomin kesukaan Renjun.
Tanpa sadar sudut bibir Renjun terangkat, ia menerima bonekanya dan mengucapkan terimakasih dengan samar. Membuat Jaemin lagi-lagi tersenyum lebar.
Kini ia mengajak Renjun pergi dari timezone, lagipula untuk apa ia bermain jika Renjun tidak bersemangat sama sekali.
Sudah 5 menit berlalu, namun Jaemin sama sekali tidak ada minat untuk menjalankan mobilnya.
"Njun" Panggilnya, Renjun hanya berdehem untuk merespon.
"Lo beneran mau pdkt sama Jeno?" Tanya Jaemin.
"Lo sendiri yang bilang gabisa jaga 2 orang sekaligus kan? Sekarang ada Jeno yang bakal gantiin lo" Jawab Renjun.
"Gabisa, gue gasuka lo sama Jeno"
"Mau lo apasih Jaem?!" Kesal Renjun hingga berteriak, ia lelah dengan Jaemin yang egois tanpa memikirkan perasaannya.
"Gue mau lo, Renjun" Jawab Jaemin sambil mencengkram lengan Renjun.
"Kalo lo mau gue, tinggalin Rara sekarang juga. Hubungin dia sekarang di depan gue"
Jaemin hanya diam kemudian berkata, "Gue bisa jaga lo sama Rara"
Renjun menatap Jaemin kecewa, bukan jawaban ini yang Renjun inginkan.
"Lo harusnya mikir Jaem, dengan sikap lo ini. Gue ataupun Rara bakal ngerasa sakit sama perlakuan lo, jangan jadi egois. Seharusnya gue ga berharap sama cowo brengsek kaya lo"
Tanpa menunggu reaksi Jaemin, Renjun keluar dari mobilnya dan pergi entah kemana. Meninggalkan Jaemin yang dilanda kebingungan, Renjun atau Rara?
TBC