Hadits Riwayat Fatimah Binti Qais Mengenai Dajjal #3

6 1 0
                                    

Riwayat-riwayat Yang Tidak Bisa Diterima Mengenai Ibnu Shayyad

Ada beberapa riwayat mengenai Ibnu Shayyad yang tidak bisa diterima, karena tidak masuk akal, dan tidak mungkin berasal dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Untuk itu perlu diterangkan, bahwasannya memang banyak sekali hadits mengenai Ibnu Shayyad. Tetapi diantaranya ada yang mengesankan bahwa kita harus bersikap tawaqquf, jangan memastikan dulu apakah dia Dajjal atau bukan? Dan tentu Allah-lah yang lebih tahu.

Hadits-hadits seperti itu, barangkali disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam saat beliau belum mendapat wahyu yang menjelaskan tentang sifat-sifat Dajjal maupun yang memastikan siapa dia. Tentang hal ini sebenarnya telah disebutkan dalam hadits Tamim Ad-Dari, yang sebenarnya merupakan penyelesaian masalah ini. Selain itu berikut ini akan kami sebutkan pula beberapa hadits yang menyatakan bahwa Dajjal Terbesar bukanlah Ibnu Shayyad. Wallahu Ta'ala A'lamu wa Ahkam.

Al-Bukhari meriwayatkan dari Salim bin Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

"Ketika aku berdiri saat melakukan thawaf di Ka'bah, tiba-tiba ada seorang laki-laki berkulit sawo matang, berambut lurus, seolah-olah meneteskan atau mengalirkan air. Maka aku pun bertanya, ' Siapa ini?' Dan dijawab, '(Ini) putra Maryam.' Kemudian dia menoleh, dan tiba-tiba ada seorang lelaki lainnya bertubuh besar, berkulit merah, kepalanya botak dan buta sebelah matanya. Yang paling mirip dengannya adalah Ibnu Qathun dari kabilah Khuza'ah." [1]


Riwayat An-Nuwwas bin Sam'an Mengenai Dajjal, Yang Semakna dengan Riwayat Tamim  atau Lebih Luas Lagi

Sementara itu Muslim meriwayatkan dari An-Nuwwas bin Sam'an Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah menceritakan soal Dajjal pada suatu pagi. Dalam bercerita itu beliau meringankan dan memberatkan [2], sampai-sampai kami mengira dia ada di rumpun pohon korma. Dan ketika kami mendatangi tempat itu, agaknya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengerti apa maksud kami. Maka beliau bertanya, "Ada apa dengan kalian?"

Kami jawab, "Ya Rasul Allah, engkau pernah bercerita tentang Dajjal pada suatu pagi. Dalam bercerita itu engkau meringankan dan memberatkan, sehingga kami mengira dia ada di rumpun pohon korma."

Maka beliau bersabda, "Selain Dajjal ada yang lebih aku khawatirkan terhadap kamu sekalian. Karena kalaupun dia muncul, selagi aku masih ada di tengah kalian, maka aku masih bisa melawannya. Tetapi kalau dia muncul, sedang aku tidak ada lagi di tengah kalian, maka setiap orang harus membela dirinya. Namun Allah menjadi khalifahku dalam melindungi setiap muslim."

"Dajjal adalah pemuda berambut sangat keriting. Matanya menonjol keluar. Aku umpamakan dia seperti Abdul 'Uzza bin Qathun. Barangsiapa mengalaminya, maka bacalah permulaan surat Al-Kahfi."

"Dia akan keluar dari dalam celah di perbatasan antara Syam dan Irak. Lalu dia merusak ke kanan dan merusak ke kiri. Hai hamba-hamba Allah, maka teguhkan hatimu!"

Kami bertanya, "Ya Rasul Allah, berapa lamakah dia tinggal di bumi?"

Beliau menjawab, "Empat puluh hari, tapi yang sehari seperti setahun, lalu sehari seperti sebulan, lalu sehari seperti sejum'at, lalu hari-hari berikutnya seperti hari-hari biasa."

Kami bertanya, "Ya Rasul Allah, pada hari yang seperti setahun itu, apakah kami cukup melakukan shalat seperti satu hari biasa?"

"Tidak," jawab beliau, "tetapi bagilah hari itu dengan ukuran hari-hari biasa."

Kami bertanya pula, "Ya Rasul Allah, seberapa cepatkah Dajjal menjelajah seluruh bumi?"

"Bagaikan hujan diikuti angin," [3] Rasul menerangkan. "Dia datang kepada suatu kaum lalu menyeru mereka, dan mereka pun beriman kepadanya dan memenuhi seruannya. Sesudah itu dia menyuruh langit menurunkan hujan, maka turunlah hujan. Menyuruh bumi, maka tumbuhlah tanaman. Sehingga ternak mereka bisa pergi merumput sepuas-puasnya, mengucurkan air susu sederas-derasnya, dan nampak pinggangnya padat berisi."

"Kemudian Dajjal datang kepada suatu kaum dengan menyeru mereka, namun mereka menolaknya. Maka dia pun pergi meninggalkan mereka, namun tiba-tiba ditimpa kekeringan, sehingga jatuh miskin tidak punya apa-apa."

"Dia melewati tanah kosong lalu berkata: 'keluarlah simpanan-mu.' Maka keluarlah kekayaan-kekayaan yang tersimpan di dalam tanah itu mengikutinya, bagai kawanan mengikuti ratunya."

"Kemudian Dajjal memanggil seorang anak muda, lalu dihantamnya anak itu dengan pedang sampai terbelah menjadi dua bagian, jarak antara kedua bagian itu sejauh satu lemparan. Sesudah itu dipanggilnya lagi, tiba-tiba anak muda itu datang ke hadapannya dengan wajah berseri-seri sambil tertawa."

"Dan ketika Dajjal dalam keadaan demikian, maka Allah mengutus Al-Masih Isa bin Maryam. Dia turun di menara putih sebelah timur Damaskus, mengenakan dua pakaian berwarna tanah merah, sambil meletakkan kedua telapak tangannya pada sayap dua malaikat. Apabila beliau menganggukkan kepalanya, maka (seolah-olah) meneteskan air, dan apabila mengangkat kepala, maka (seolah-olah) berjatuhanlah tetesan-tetesan itu bagaikan manik-manik mutiara [4]. Tidak seorang kafir pun yang mencium bau nafasnya kecuali mati, padahal nafasnya dapat tercium sejauh matanya memandang."

"Kemudian beliau mencari Dajjal, dan akhirnya ketemu di pintu kota Lud [5], lalu dibunuhnya. Kemudian beliau datang kepada kaum yang dipelihara Allah dari Dajjal. Beliau mengusap wajah mereka dan menceritakan derajat-derajat mereka dalam surga."

Ketika dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Isa Alaihis Salaam, "Sesungguhnya Aku telah memunculkan beberapa makhluk-Ku, tak seorang pun mampu memerangi mereka. Maka dari itu, bawalah hamba-hamba-Ku berlindung ke gunung."

Agaknya Allah membangkitkan kaum Ya'juj-Ma'juj. Mereka turun dengan cepat dari segala penjuru yang tinggi. Barisan mereka yang terdepan melewati danau Thabariyah, lalu meminumnya. Dan ketika kemudian barisan terakhirnya melewatinya, mereka berkata: "Di sini dulu benar-benar pernah ada airnya."

Lalu Nabi Allah Isa Alaihis Salaam dan para sahabatnya pun dikepung, sehingga kepala lembu milik seseorang dari mereka lebih berharga daripada 100 dinar milik seorang dari kamu sekalian saat ini. Maka dari itu beliau dan para sahabatnya pun berdo'a kepada Allah, lalu Allah mengirim sejenis ulat ke leher Ya'juj-Ma'juj. Maka mereka semua tewas dalam sekejap. Kemudian beliau dan para sahabatnya turun ke tanah (leher gunung), maka didapatinya setiap jengkal tanah dipenuhi bangkai Ya'juj-Ma'juj yang telah membusuk dan berbau anyir. Lalu beliau dan para sahabatnya berdo'a. Maka Allah mengirim sekawanan  burung seperti leher unta. Burung-burung itu melempar mereka entah kemana yang dikehendaki Allah. Sesudah itu Allah menurunkan hujan, yang tidak membiarkan satu rumah pun, atau bahkan sehelai bulu unta pun, kecuali diguyurnya. Allah membersihkan bumi ini sampai licin seperti kaca.

Kemudian dikatakanlah kepada bumi: 'Tumbuhkan buah-buahanmu dan kembalikan keberkahanmu.' Maka pada hari itu sekelompok orang banyak cukup memakan sebiji saja buah delima dan berteduh di bawah kulitnya. Demikian pula susu binatang diberi berkah. Sehingga seekor unta perahan saja dapat mencukupi sekelompok orang banyak. Dan seekor sapi perahan saja dapat mencukupi satu kabilah. Juga seekor kambing perahan dapat mencukupi satu jamaah.

Namun tatkala mereka mengalami keberkahan seperti itu, tiba-tiba Allah Subhanahu wa Ta'ala mengirim angin berbau harum. Angin itu menerpa bawah ketiak mereka. Maka tercabutlah nyawa setiap orang mukmin dan muslim. Dan tinggallah orang-orang yang jahat. Mereka bersetubuh sesamanya bagaikan kedelai. Terhadap orang-orang seperti itulah Kiamat terjadi [6].

______________________________

Note:

[1] HR. Al-Bukhari 9/60 Kitab Al-Fitan, Bab Dzikru Dajjal, cet. Al-'Utsmaniyah.

[2] Maksudnya, kadang-kadang menganggapnya mudah dihadapi, dan kadang-kadang menganggapnya berat dengan segala bencana yang ditimbulkannya. --Penj.

[3] Maksudnya secepat hujan badai. --Penj.

[4] Ungkapan ini hanyalah gambaran tentang betapa bersih dan indahnya wajah Nabi Isa Alaihis Salaam.

[5] Lud sebuah kota dekat Al-Quds (Baitul Maqdis).

[6] HR. Muslim, no. 2137, dan Ibnu Majah, no. 4075.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Huru-Hara Hari KiamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang