<1>

12 5 2
                                    

Dua orang laki laki sedang berada di kantin, sedang menikmati makanan yang tiada dua-nya menurut mereka.

Memang benar makanan yang di buat oleh bi lilis kantin, tidak ada duanya menurut mereka

"anjai makan ga ngajak ngajak" seorang pemuda tiba tiba duduk di sebelah mereka

"bi, just mangga satu, sama seblak satu porsi! jay yang bayar ya bi" lanjut pemuda itu

Yang merasa namanya tiba tiba di ucapkan langsung menoleh sambil menyuapkan makanan yang sedari tadi sedang ia makan bersama temannya.

"kebiasaan elah, ni bayar sekalian bayarin punya gue kak, sisanya buat lo" ucap jay sambil menyodorkan tiga lembar uang merah

"anjir jajan gak nyampe lima puluh ribu, di kasih duit tigaratus ribu, enak banget sini gue aja yang bayar" seru pemuda yang sedari tadi duduk dan menyimak jay dan heeseung sambil memakan makanan nya. maklum lah, jay kan holkay.

"mana ada dia nyuruh nya gua yeuuu enak aje" jawab heeseung sambil berdiri dan berjalan menuju bibi kantin untuk membayar makanannya.

"kak hee, buruan kesini dulu, gua mau ngomong" teriak sunoo yang menyuruh heeseung cepat duduk di hadapannya kembali untuk membicarakan sesuatu.

heeseung pun berjalan mendekati mereka dan duduk bersebelahan dengan jay

"apa?"

"kemarin yang meninggal satu angkatan sama elo kan kak?

"siapa? si beomgyu? atau si jaehyuk?"

"loh anjir yang meninggalnya dua toh?"

"iya katanya kalo jaehyuk ketabrak, tapi kalo beomgyu sakit terus ke toilet gak di anter, jadi kayaknya kepeleset di toilet" jawab heeseung

"tapi..." lanjut heeseung dengan muka bingung nya

"tapi kenapa?" tanya jay yang sedari tadi menyimak obrolan kedua temannya.

"lo tau kan toilet sekolah lantai tiga gak licin-licin amat?kan itu toilet jarang ada yang pake, dan aneh nya masa ada darah yang keluar dari perutnya kayak di tusuk gitu" jelas heeseung panjang lebar

"tapi apa gak di periksa sama polisi?" tanya sunoo lagi

"enggak, soalnya emang sebelum meninggal dia emang sakit dulu, lagian orang tuanya juga gak ngijinin buat di otopsi" jawab heeseung

"lo tau darimana ada darah di perutnya?"

"gua kan denger dari guru, lo lupa gua osis?"

Jay yang sedang menyimak dari tadi beranjak dari duduknya, dan meninggalkan dua temannya tanpa sepatah katapun dengan muka datarnya.






























Ni-ki sedang bermain game di ponsel nya bersama jungwon di dalam kelas, alias mabar.

Jadi Heeseung sekarang kelas 3 SMA, kalau Sunghoon, Jay, Jake serta Sunoo sekarang kelas 2 SMA, sedangkan Jungwon dan Niki kelas 1 SMA

back to topik

~sim jaeyoon for sale~~
~oohhh~

"ish anjing siapa si yang nelpon ganggu amat" umpat niki kesal karna mengganggu waktu main game nya, aduh padahal dikit lagi booyah tadi.

"kalem.. masih punya gue disini, lo angkat aja telfon nya" ucap jungwon dan ni-ki pun segera mengangkat telepon dari seseorang yang tidak tahu sama sekali siapa karna ni-ki tidak sempat melihat nama kontak nya

"sape lu ganggu orang banget!"

"woy songong banget ni bocil, kesini ke uks! sunghoon jatuh dari tangga bego" jawab dari seberang sana dengan nada ngegasnya, siapa lagi kalo bukan jay

"e-eh kak m-maaf iya kak gue kesana sekarang" ni-ki pun mematikan telfon nya dan langsung lari menuju uks, jungwon yang bingung segera menyusul niki.









"lo gak papa hoon?ke rumah sakit aja dari pada di uks gini"

"gak papa, jay. gua cuma berdarah dikit kok"

"berdarah dikit pala lo, itu perban di kepala lo sampe merah gitu di bilang dikit" ucap jay dengan kesal karna temannya itu keras kepala.

"lah emang kepala gua"

BRAKKK

"MONYET GAJAH NGAPUNGG!!" ucap jay yang tidak sadar apa yang dia katakan tadi saking kaget nya

pintu di buka dengan sekaligus oleh heeseung yang sedang panik karna temannya terluka bersama sunoo.

"hoon lo gak apa apa kan?" tanya heeseung dengan nada cemas

"gak apa apa kak, gausa berlebihan elahh kak" jawab sunghoon dengan santai

"yaudah syukur deh, gua panik banget tadi" ucap heeseung sedikit tenang dari sebelumnya

"kak! lu gak apa apa?" tanya ni-ki yang baru datang sambil berlari ke arah mereka disusul jungwon di belakangnya.

"bodoh! dah tau berdarah, manaan perbannya merah begitu masih di tanyain" kesal jungwon yang menghampiri sunghoon

"gapapa lah santai, gue baik baik aja kok" ucap sunghoon lalu melirik heeseung yang duduk di sebelah bangsal yang ia pakai

"tapi kak.. emm, sebenarnya gue gak jatuh beneran, itu cuma alesan ke guru gue, sebenernya tadi ada yang dorong gua dari tangga, tapi gue gatau siapa, dia paket jaket item sama masker, pake topi juga. dia langsung lari pas udah dorong gua, untung nya di bawah pas banget ada jay" jelas sunghoon panjang lebar

"gue jadi curiga emang ada pembunuh di deket kita" ucap sunoo yang sejak tadi menyimak membuat semua yang ada disana menoleh ke arah nya.

semua atensi sekarang berpusat pada sunoo,  yang sedari tadi menyimak tiba tiba berkata seperti itu,  sedangkan yang di tatap masih diam.

"maksud lo beranggapan kayak gitu apa?" tanya jay mode serius

yang ditanya hanya diam membeku, bagaimana tidak membeku, semua orang yang ada didalam ruangan menatap kearahnya sekarang.

hening, lima detik kemudian jake datang dengan terburu buru

"hoon lo gak apa apa?"

"kagak, ngapain lo kesini kan gua udah bilang gausah kesini kan lo lagi di ruang guru tadi bareng pak namjoon" jawab sunghoon. biasalah, jake kan pintar, kesayangan para guru.

"syukur deh kalo gak apa apa, gua panik tadi gua di telpon kai, katanya ada yang ngirim pesan ke taehyun, tapi gatau nomer nya siapa"

"pesan apa emang?"

"dalem pesannya tertulis "siapa lagi ya? di antara kalian yang enak di mainin?" "






























"gak sia sia gua ngirim pesan ke mereka, pinter juga gua haha"
batin seseorang.

Emm maaf ya kalo cerita ini kurang menarik, ini masih awal hehe.

ini juga cerita aku yang pertama jadi... mohon di maklum wkwk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Is Lying (on going) Enhypen ft. TxTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang