4. Halte

928 145 33
                                    

cw // harsh words, mentioning about family ; orphan ;  orphanage, lots of talks.

"Gimana rasanya, nggak punya keluarga?"

"Gimana rasanya, nggak punya keluarga?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**********

"Haidar! wah, lo nungguin gue?" Rendi berlari kecil menuju halte. Senyumnya sejak tadi masih terangkat, siang tadi mereka makan bersama di kantin dan sekarang mereka (akan) menunggu bus bersama di halte.

Haidar menoleh, "Nggak, busnya emang belum dateng," Ia melirik jam tangannya, "Kayaknya telat."

Rendi mendudukkan dirinya di samping Haidar, "Wah gila, Bu Eli tadi ngomong panjang banget, udah bel aja masih ngomong terus." 

"Bu Eli siapa?"

"Guru Ekonomi." 

Keduanya terdiam. 

Ada hening berselang diantara keduanya sebelum Rendi memutuskan untuk membuka obrolan.

"Dar, lo sebel nggak sama anak kelas yang hobi nanya pas udah mepet bel?"

Nanya pas udah mepet bel?
Pertanyaan Rendi membuat Haidar teringat pada seseorang, dirinya sendiri. 

"Nggak, emang kenapa?"

"Gue sebel banget! tadi pelajaran ekonomi udah mau selesai dan ada temen kelas gue yang nanya. Bu Eli ini tipe guru yang hobi ngomong, ditambah ada yang nanya, klop banget!" Rendi mendengus kesal.

Haidar tersenyum canggung, "Tapi kan bisa aja orang yang nanya mepet bel itu karena dia baru kepikiran buat nanya?"

"Kan bisa ditanyain besok?"

"Besok belum tentu inget."

"Harus banget nanyanya pas akhir-akhir?"

"Hmm... emang kenapa sih? kan anak lain bisa dapet tambahan ilmu juga?"

Rendi memicingkan matanya, kayaknya calon pacar gue ini tipe orang yang nanya pas mepet bel.

"Tambahan ilmu apanya? tambahan emosi, iya!"

"Sensi banget?"

"Ya emang sensi. Yang dapet tambahan ilmu cuma satu orang yang nanya ini, lainnya pasti emosi!"

"Anak kelas gue biasa aja tuh?"

"Nah! gotcha!" Rendi menunjuk tepat di depan wajah Haidar, "Udah gue duga, pasti lo tipe orang yang nanya pas mepet bel, ya kan?"

Haidar menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Tapi beneran, anak kelas gue biasa aja."

Rendi terkekeh, "Emang selamanya lo bakal sekelas sama mereka? besok-besok pas kuliah gimana? lo hargain lah waktu orang lain."

Haidar menaikkan dua alisnya, "Gue nggak ngehargain waktu orang lain?"

Rendi menggeleng, "Nggak! besok kalau mau nanya tapi jam pelajaran udah abis, mending lo catet, baru deh entar ditanyain lagi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERIODE [ Renhyuck - Series ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang