1. Halte dan Bus

925 166 70
                                    

cw// harsh words ; random talk

Mari kita sambut: Rendi, The King of Omong Kosong

Mari kita sambut: Rendi, The King of Omong Kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

................................................................

Rendi berjalan riang ke halte bus. Mulutnya bersenandung lagu asal yang lewat di kepalanya. Suasana hatinya sedang bagus, pasalnya Rendi baru saja sengaja keluar kelas lebih sore. Ia yakin nanti akan pulang bersama pujaan hatinya, Haidar.

Rendi mendudukkan dirinya di halte bus. Ia mengecek jam tangannya, sudah hampir pukul 3. Tempo hari ia pulang bersama Haidar sekitar pukul 3 sore.

Lelaki mungil itu menikmati angin sore hari yang menerpa wajahnya.

"Rendi?"

Yang dipanggil segera menoleh, matanya membulat begitu melihat si pemanggil, "Widih nggak salah denger nih? Lo manggil gue duluan?" wajah Rendi langsung sumringah begitu menyadari yang memanggilnya adalah lelaki yang ditunggunya sejak tadi, Haidar.

Haidar hanya membalas dengan senyum simpul lalu duduk di samping Rendi.

"Lo kenapa selalu pulang jam segini? Piket mulu ya lo?" Rendi membuka percakapan dengan topik yang normal.

"Enggak, ngrapiin catetan."

Rendi mengerutkan dahinya, "Ngerapiin apa? Catetan?" Rendi memastikan yang didengarnya tadi tidak salah.

Haidar mengangguk.

"Catetan pelajaran?" Rendi bertanya lagi.

Haidar kembali mengangguk.

"Catetan pelajaran di buku tulis?" Rendi masih tak percaya.

Haidar tetap mengangguk.

Rendi menutup mulutnya yang sedikit ternganga. Wah ternyata di dunia ini benar-benar ada manusia rajin?

Tentunya Rendi pernah membaca cerita tentang siswa ambis, namun ini pertama kalinya ia bertemu langsung dengan kaum ini. Ternyata siswa rajin itu bukan mitos ya?

Plak!

"Anjir!" pekik Rendi. Pipinya baru saja mendapat pukulan dahsyat dari lelaki di sampingnya.

Rendi segera mengusap pipinya yang terasa sedikit pedas, matanya menatap Haidar meminta penjelasan.

"Ada nyamuk." Jawab Haidar tanpa rasa bersalah, ia menunjukkan telapak tangannya pada Rendi.

Rendi mengamati telapak tangan Haidar, ada noda merah dan bangkai nyamuk disana, "Gue mau bilang makasih tapi pipi gue sakit anjir." Rendi masih mengusap pipinya.

Haidar hanya membalas dengan senyum sekilas. Lelaki itu sibuk menyingkirkan bangkai nyamuk dari telapak tangannya.

"Golongan darah lo apa?" tanya Rendi sambil masih mengusap pipinya yang terasa nyeri.

PERIODE [ Renhyuck - Series ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang