POV Mang Tae
Musim semi datang lagi. Moon bersaudara memutuskan tinggal. Hemm... bukan melarikan diri ke kota Busan. Sebuah kota pelabuhan terletak di pinggir laut. Ini kota yang indah, makanannya murah, dengan hidangan laut bermacam-macam. Permasalahan kami hanya logat bahasa yang menjadi masalah. Entah mengapa Moon bersaudara walaupun besar di Kota Seokjin tapi logatnya sangat Seoul. Sangat kota, memang sombong sekali para Hyung ku ini.
Di kota ini juga aku dilahirkan, lahir?
Atau lebih tepat dibuat, mungkin? Menjadi saudara bungsu kata orang akan selalu dimanja. Aiiih... kalian salah besar. Dalam cerita ini aku yang selalu tersiksa. Sangat tersiksa...
Kalau Gang Tae merasa dilahirkan untuk merawat Sang Tae. Gang Tae Hyung... Dia membuatku untuk menghilangkan mimpi buruk.
Benarkah? Alasannya sebenarnya bukan itu.
Gang Tae membuatku dari keahlian ala kadarnya dalam menjahit. Terbiasa mandiri, dan eheem... miskin.
Maafkan aku hyung.. Aku hanya jujur, tentang keadaaan kita.
Menyebabkan dia tidak bisa membelikan boneka bagus atau membiayai terapi untuk mengatasi trauma Sang Tae Hyung. Berbekal kain perca sisa baju, benang dan kancing dari kemeja flannel yang dibeli secara diskon, beli 1 gratis 3 ,bahannya mulai menipis dan sobek. Tak bisa dipakai lagi dia mencopot kancingnya.
Keahlian dan kreatifitas tanpa batas itu melahirkan aku. Hhmm... membuatku... voila jadilah aku. Oleh Moon bersaudara, aku dinamai Mang Tae.
Kita Moon Brothers, Sang Tae, Gang Tae, dan Mang Tae.
Tunggu.. tunggu.. Kenapa aku tidak dimasukkan dalam kartu keluarga Hyung?
Tak apalah, aku mau diterima menjadi saudara kalian dulu, inilah saat yang mendebarkan saat aku diberikan ke Sang Tae. Apakah aku akan diterima?
"Hyung." Panggilnya kepada Sang Tae yang sedang menonton film Dolly. "Aku membuatkanmu boneka."
"Boneka?" Dia memandangku, aku tau pikirannya. Memandang boneka dengan bahan sisa dengan mata besar sebelah, jahitan tidak rata.
"Dia... jelek seperti boneka.. boneka.. Annabelle... Chucky." Sang Tae pasti kebanyakan menonton film horor, mengataiku seperti itu.
Jika Sang Tae bilang aku jelek, itu tidak ada salahnya juga sih. Kemampuan menjahit Gang Tae memang dibawah standar. Aku memang curiga dia terinspirasi dari film boneka chucky. Bukan.. bukan.. mungkin dari boneka sawah. Coba cari inspirasi lain, seperti boneka Dino kesayangan Sang Tae saja terinspirasi dari Ko Gil Dong. Yasudahlah.. aku sudah menerima nasib seperti ini.
"Ini boneka pemakan mimpi buruk, dia akan memakan kupu-kupu yang menganggu tidurmu. Namanya Mang Tae."
"Mang Tae??" Sang Tae bertanya dan menekan badanku berkali-kali. "Sang Tae, Gang Tae, Mang Tae. Apaa... dia adikmu?" Sang Tae seperti menyadari arti pemberian namaku.
Penampilanku memang buruk, tapi aku tak jahat Hyung, aku akan menemani kau tidur.
Tapi yakinlah aku dibuat dengan sepenuh cinta. Kasih sayang untuk Sang Tae Hyung, serta harapan supaya dia tidak bermimpi buruk lagi.
Tugasku menangkap mimpi burukmu, supaya Sang Tae bisa tidur dengan nyenyak. Tujuan yang bagus kan? Tidak seburuk penampilanku.
.
.
"Eooh.. dia adikku." Saat Gang Tae mengatakannya aku sedikit tersadar, mungkin ini keinginan lain Gang Tae memiliki adik. Setidaknya seseorang untuk berbagi cerita, karena dia sekarang hanya memiliki Sang Tae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mang Tae
FanfictionIni kisah saudara bungsu Moon bersaudara, Sang Tae Gang Tae, Mang Tae. Saudara angkat dari kain sisa. Adik Gang Tae ini tidak suka menyusahkan, tapi mengalami kesusahan sejak dialih tangankan pada penyihir Moon Young. Pandangan Mang Tae sebagai...