Saat minho mengatakan jika pandangan nya mengabur, maka apa yang dikatakan lelaki itu benar adanya. Minho bahkan tidak bisa menggapai jemari yang saat itu jisung rentangkan di hadapan nya
Minho kehilangan indranya karena kesalahpahaman yang jisung terima. Lelaki dengan warna kulit pucat itu menderita selama ini, dan jisung membuatnya semakin sulit
"Maaf, minho—aku tidak tau jika kau akan seperti ini"
"Ini bukan salah mu kid, pergilah selagi aku berbaik hati"
Ucap minho karena sebenarnya selama ia mengurung diri, ia memikirkan jisung. Mengurung lelaki itu bukan hal bagus jika dipikirkan lebih jauh, justru masalah lain akan muncul dan juga— minho tidak tega melihat wajah sedih jisung saat mengingat keluarganya
Maka dari itu minho memilih untuk melepas jisung saja, dan ia akan berjanji untuk tidak lagi mengulangi perbuatan nya pada siapapun. Ini akan jadi yang terakhir dan minho bersedia untuk mengakhiri kehidupan nya setelah ini
Suasana kembali hening, minho rasa jisung sudah pergi dari tempat nya jadi minho memutar langkah dan berjalan dengan langkah perlahan mencari keberadaan pintu
Namun belum sempat ia melangkah lebih jauh, ia merasakan adanya sebuah tangan melingkari pinggangnya dengan erat. Dari aroma yang ia hisap, minho tau jika itu adalah jisung. Tapi kenapa jisung kembali?
"Kenapa kembali, bukankah aku sudah menyuruhmu pergi? Dengar jisung, aku akan katakan ini untuk yang terakhir kalinya. Lepaskan pelukan mu dan berlari keluar, pergilah kembali temui keluarga mu dan jangan pernah sekalipun kau injakan kaki lagi di—"
Satu kecupan mendarat pada permukaan bibir minho. Membungkam yang lebih tua agar segera hentikan ocehan nya. Karena jisung bersedia hidup bersama dengan minho
Setelah kecupan itu terlepas, minho hanya bisa terdiam tapi jisung yakin jika kali ini pandangan minho sudah kembali seperti semula—mungkin
"Aku sudah memberimu pilihan, dan kini Waktu mu untuk memilih telah habis, hannie. Kau tau apa konsekuensinya kan?"
Tubuh jisung tertarik mendekat karena telapak minho menarik nya mendekat. Jisung simpan tangan nya pada pundak yang lebih tinggi, ia memejamkan mata saat wajah minho mendekati wajah
Menanti ciuman lainnya yang akan minho beri, namun setelah beberapa menit berlalu, minho tak juga mencium nya.
Rupanya lelaki itu tengah menatap nya dengan intens, dapat jisung lihat bagaimana pupil minho mulai kembali pada warna nya, yang semula putih kini garis kemerahan pudar mulai mengisi pupil tersebut
"..kenapa diam" tanya minho dengan wajah datar namun tetap ada raut kebingungan di sana
"Kau menerimaku? Apa kau gila hannie..." lanjut minho namun kali ini dengan raut yang melunak dari sebelumnya
"Apa menurutmu aku pantas menerima ini setelah sekian tahun aku mengacaukan segala nya, membunuh banyak orang karena keegoisanku demi bertahan. Apa menurutmu aku pantas mendapatkan nya? Aku berpikir jika aku bahkan tidak pantas untuk ada di muka bumi ini"
Jisung meremat kain yang minho pakai, lelaki di hadapan nya benar-benar terlihat putus asa. Tapi haruskah minho putus asa di saat jisung menawarkan dirinya? Tidak. Lagipula jisung merasa ini bukan sepenuhnya salah minho, jadi jisung akan tetap pada pilihannya untuk terus bersama dengan minho
Jisung mengangkat kedua tangan nya, sentuh surai minho dengan lembut. Mendorong belakang kepala yang lebih tinggi hingga dekati wajah nya
Jisung terpaku pada ranum pucat minho, ia memiringkan kepala lalu membuka bibir nya. Saat ranum keduanya beradu, jisung melesakan lidah nya masuk ke dalam rongga minho
KAMU SEDANG MEMBACA
[A] BREATH || MINSUNG
Fanfiction"Tutup nafasmu ..jangan sampai ia mendengarnya . Sosok itu buta namun pendengarannya tajam Sekali kau tertangkap maka tidak ada jalan keluar bagimu Sekali kau masuk ke dalam kuasanya maka tidak ada jalan untukmu kembali Kekuatannya akan bertambah...