Terlihat sebuah rumah minimalis yang kini cukup ramai oleh hiasan bunga dan juga ucapan turut berduka cita, rumah yang terletak Tepat di bibir hutan itu semakin banyak di kunjungi oleh manusia dengan pakaian serba hitam
Segala ucapan turut berduka cita pun dapat terdengar jelas dari kejauhan. Rangkaian bunga besar memenuhi pekarangan yang awalnya luas
Sebagian yang baru saja keluar dari rumah itu menampilkan raut sedih bahkan ada beberapa dari mereka yang menangis
Jisung pejamkan matanya karena tidak kuasa menatap apa yang baru saja dilihat nya. Rumah itu adalah rumah kedua orang tuanya. Mereka mengira dirinya sudah tiada—Tentu saja, kurang lebih satu bulan dirinya menghilang. Terakhir kali polisi menembukan kaus jisung yang berlumur darah
Maka dari itu mereka menganggap jisung sudah meninggal, terlebih lagi jisung tau menyewa polisi untuk menyelidiki kematian nya hanya akan menghabiskan banyak uang. Keluarga nya bukan keluarga dengan penghasilan tinggi
Jisung pun kasihan melihat kedua orang tua nya yang kacau. Akan lebih baik mereka menyerah mencarinya, lebih baik mereka tabungkan uang nya untuk keperluan nanti
Akan lebih baik mereka menganggap jisung mati. Walaupun sebenarnya jisung di sini, berada di balik pohon. Bersembunyi
Sebenarnya Bisa saja ia kabur dari sosok itu. Namun tentu akan sangat membahayakan bagi kehidupan disekitarnya. Apalagi orang tua nya yang sudah berumur, jisung takut jika minho melakukan sesuatu pada ibu dan ayah nya jika ia berlaku seenaknya
Jadi jisung memilih mundur dan menuruti apa kemauan makhluk itu
"Tidak kah kau melihat jika malam hampir tiba? Kita harus segera pulang"
Belum sempat jisung membalas, telapaknya sudah lebih dulu di genggam. Membawa jisung kembali menuju bangunan tersembunyi yang menjadi kediaman minho
Sementara itu Jisung hanya bisa menghela nafas panjang, menerima takdir barunya untuk terus bersama minho
Seandainya ia tidak mengikuti ajakan teman nya, seandainya jisung tidak berpencar dengan teman lainnya.
Hidupnya tidak akan berakhir di tangan minho—
:::
"Sekarang kau tau mengapa aku enggan membawamu keluar.. Kau akan terus bersedih."
Jisung hanya diam, enggan layani ucapan minho yang saat ini sedang sibuk bersantai duduk pada kursi teras, menatap ke arah hutan liar dengan sorot merah pekat nya
"Aku ... Tidak mu bersama mu" gumam jisung lirih, meremat dan mainkan jemari nya dalam tundukan kepala
Minho yang mendengar kalimat jisung hanya terdiam. Pandangan nya tak menyiratkan arti apapun hingga jisung kesulitan menebak apa yang sebenarnya minho katakan
"Aku tau. Tapi sayangnya kau tidak akan pernah bisa kembali, kecuali kau mampu mengalahkan ku dan menghilangkan energi dari dalam tubuhku hingga aku tidak lagi bisa melihat seperti sebelum nya"
Jisung tercenung. Jelas ia tidak akan bisa mengalahkan minho, makhluk itu memiliki kekuatan yang aneh. Kekuatan yang tidak bisa dijelaskan oleh otak manusia normal seperti nya
"Aku ingin mengalahkan mu, walau aku tidak tau bagaimana caranya. Tapi aku akan mengalahkan mu suatu saat nanti. Aku tidak mau bersanding dengan kutukan seperti mu, kau adalah makhluk yang gemar mencelakai manusia seperti ku. Ini bukan tempat mu, kau tidak seharusnya berada di sini. Bersanding dengan manusia"
Jisung mengatakan nya, mengutarakan isi hatinya dan ia merasa puas. Ia harus sadarkan makhluk itu jika kehadiran nya hanya akan membuat masalah dan kekacauan
KAMU SEDANG MEMBACA
[A] BREATH || MINSUNG
Fanfiction"Tutup nafasmu ..jangan sampai ia mendengarnya . Sosok itu buta namun pendengarannya tajam Sekali kau tertangkap maka tidak ada jalan keluar bagimu Sekali kau masuk ke dalam kuasanya maka tidak ada jalan untukmu kembali Kekuatannya akan bertambah...