Chapter I

34 2 1
                                    

Pagi yang cerah, saatnya pergi ke ladang. Dan sepertinya hari ini kentang yang ditanam bisa dipanen. Tapi sebelum itu, aku akan mengunjungi orang tuaku dulu. Aku rindu sekali orang tuaku, dan tentu saja aku senangn pergi ke rumah mereka.

“Permisi, Aku ingin membeli bunga” kataku.

“Oh, nona Gallusia. Sebentar aku siapkan dulu. Bunga ini untuk ayah dan ibumu ya?” kata Penjual Bunga.

“Iya paman, hari ini aku berkunjung. Baru setelah itu aku ke ladang. Dan sepertinya hari ini aku panen kentang loh” kataku.

“Ini bunganya, sudah ambil saja bunganya. Tapi nanti aku bagi kentangnya ya, haha” kata Penjual Bunga.

“Wah terimakasih paman, tenang saja nanti aku beri kentang yang besar-besar” kataku.

Warga-warga di desa ini sudah kenal dekat denganku, mungkin sudah seperti keluarga sendiri. Namun, belakangan ini para pasukan kekaisaran sering menindas warga disini. Semenjak Ratu Yuria naik takhta, negeri ini sedang tidak baik di sisi rakyat. Namun, di sisi pemerintah justru keadaan semakin baik.

Ketika sampai, aku melihat seseorang mengunjungi orang tuaku.

“Paman, biar aku saja yang bersihkan” kataku.

“Tenang saja Nona Gallusia. Sedikit lagi kuburannya bersih. Nah, paman tinggal dulu ya mau membersihkan kuburan lain” kata Pembersih Kuburan.

Kuburan Ayah dan Ibu sudah bersih sekarang. Ayah, Ibu. Sudah setahun kalian meninggalkanku. Sekarang aku sudah bisa mengurus ladang sendiri. Tenang saja, rumah selalu kubersihkan kok. Ayah, Ibu. Semoga kalian tenang disana. Sedih selalu melanda hati ketika berkunjung. Namun, aku harus tetap hidup bahagia supaya mereka bisa tenang.

-----

Nah sekarang saatnya pergi ke ladang. Disaat aku mau kesana, ditengah aku melihat ada dua orang mencari seseorang. Karena ingin tahu, aku menghampiri dua orang itu.

“Aduh bukan dia juga. Sudahlah ayo kembali ke ibukota” kata seorang pria.

“Holden, sabar dasar bocah. Kita kesini karena disuruh langsung Ratu Yuria untuk mencari darah naga” kata seorang wanita.

Aku pun ingin tahu juga, dia sedang apa dengan warga sekitar.

“Permisi, Ibu sedang mencari apa ya?” tanyaku.

“Begini, Ibu... Ibu?! Siapa yang kau panggil ibu? Saya adalah pemilik perusahaan minuman terbesar di Forosso. Namaku adalah Rosà Ambresi. Intinya kami disuruh mencari seseorang dengan darah naga. Dan disinilah orangnya berada menurut radar. Coba sini, kamu saya tes untuk darah naga” kata Nyonya Ambresi.

“Baiklah akan ku lakukan” kataku. Akhirnya aku di tes untuk darah naga. Dan ternyata prosesnya untukku agak lama dibanding warga lain.

“Ahh dia menjanjikan. Hasilnya lama keluar, jadi ayo kita bawa dia ke ibukota” kata Holden.

“Enak saja, kita harus pasti terlebih dahulu apakah dia darah naga atau bukan. Tapi memang dia menjajikan” kata Nyonta Ambresi.

Aku bingung, mereka berbicara seolah-olah aku akan setuju untuk dibawa kesana.

“Maaf, tapi kalau aku darah naga aku tidak bisa ikut ke ibukota” kataku.

“Hah?! Ini tirtah Ratu Yuria, mau tidaak mau harus tetap ikut” kata Holden.

“Tetapi aku mempunyai ladang, seharusnya hari ini aku panen kentang” kataku.

“Panen kentang? Aku ingin meminta sedikit boleh bukan?” kata Nyonya Ambresi.

Dragon's ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang