Rokok yang menyala, diapit oleh dua bibir tipis, asap rokok mengumbar ke udara. Lelaki berkulit pucat dengan tas backpaper di lengan kirinya, tengah mengobrol asik dengan para senior, tidak begitu memperdulikan orang- orang yang menatapnya, itu tidak penting.
"Woy Mark! Ayo masuk, sudah mau jam ni." Seru temannya yang membuat Mark menghela nafas malas.
"Bentar, ngehabisin ini, kurang dikit. Hemat aku..." jawaban Mark membuat temannya mendengus
"Halah, Hemat.. Papamu aja kalau ngirim duit seglodak,, ngapain hemat, ayok buruan, ini dosennya terkenal killer loh sama senior."
"ya. ya.." Mark pun mematikan rokoknya berpamitan dengan para senior untuk masuk kelas.
....
Park Jinyoung sudah duduk dengan siap dengan buku catatan di depannya, sayang sekali seniornya si Jaebeom tidak satu jurusan jadi dia tidak bisa bertanya- tanya mengenai mata kuliahnya. Terlihat beberapa mahasiswa baru sepertinya mulai memasuki ruangan, dan sang Dosen pun akhirnya memasuki ruangan. Sang Dosen yang akan menutup pintu ditahan oleh lengan seseorang, dengan senyum tipis dan meminta maaf ke dua orang tersebut masuk.
"Baru hari pertama aja telat." ucap Park Jinyoung dengan lirih sembari menggelengkan kepalanya.
"Selamat pagi! Perkenalkan saya Edward yang akan mengajar kalian untuk mata kuliah ini selama tiga bulan kedepan atau sampai dengan uts. Mohon diperhatikan baik- baik! Untuk kedepannya saya tidak mau ada yang telat seperti dua orang tadi! Lima menit sebelum kuliah saya mulai semua mahasiswa harus sudah hadir dan lengkap! Setiap pertemuan akan saya absen, hal ini agar saya lebih mudah mengenali kalian! Dan lalu untuk proses belajar mengajar! Saya akan membentuk kelompok, setiap minggu nya harus kelompok akan presentasi dan memberikan paper ke saya! Apakah ada pertanyaan?" suara berat dari dosen itu membuat muka para mahasiswa ini bingung, takut, bahkan sudah pusing terlebih dahulu.
Hingga teman sebelah Park Jinyoung mengangkat tangannya untuk bertanya.
"Permisi Pak Edward, saya Jinny, hendak bertanya. Untuk materi lalu papernya apakah ada ketentuan?"
Dosen tersebut tersenyum, lalu menyalakan layar besar dan memperlihatkan slide buatannya
"Oke, karena teman kalian bertanya, maka akan saya jawab! Untuk materi tentu saja sudah saya atur di sini, karena kita hanya ada tujuh kali pertemuan maka akan ada tujuh materi! lalu untuk paper jangan lebih dari lima belas halaman!" papar sang Dosen dengan tegas.
Park Jinyoung menatap layar tersebut dan mencatat dengan cepat, tidak mau tertinggal oleh materi, hal ini karena dia menyadari dia tidak memiliki laptop dan ponsel canggih seperti teman- temannya.
"Lihatlah Mark.. ada anak ambis disini kekeke." Teman Mark menyenggol lengannya sembari menatap lelaki itu yang sibuk mencatat dengan cepat.
Mark menatap sekilas dandanan lelaki yang cupu bahkan terkesan kuno, belum lagi sepatu usang yang membuatnya tersenyum mengejek.
"Biasanya kalau begitu dia adalah anak penerima beasiswa, Right?" temannya berucap lagi, Mark hanya mengangguk saja.
"Idfc! selagi dia tidak mengusikku." Jawab Mark dengan simple.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wat Nou Als [MarkJin]
FanfictionBagaimana jika seorang Park Jinyoung tidak mengambil beasiswa kuliahnya di kota yang jauh dari kota kelahirannya? Bagaimana jika Park Jinyoung tidak bersikeras untuk berkenalan dengan seorang berkelakuan es seperti Mark Tuan? Bagaimana jika seorang...