-4

54 11 6
                                    

Mark menghisap rokoknya lalu menghembuskan ke udara, wajahnya terlihat serius, manik hitamnya tengah mencari seseorang.

"Kau seperti elang." seru teman karibnya

"Hah?" 

"Iya,, kau seperti elang yang tengah mencari mangsa. Siapa mangsa yang kau cari?" Mark hanya menghembuskan asap rokok itu ke muka temannya

"Brian,, mulutmu bangsat sekali. Aku bukan mencari mangsa tapi ingin mengamuk." Jawaban Mark membuat Brian tertawa

"Kenapa? Tugasmu? Tumben sekali kau memikirkan tugas." 

"Bukan  itu, kau tau anak kelas kita yang bernama Youngjae? Gila! Dia salah satu anak ambis yang menyebalkan. Semalam kami mengerjakan di perpustakaan, kau tau anak miskin bernama Jinyoung? Aku heran saja, dia berkuliah tapi tidak punya laptop bahkan ponsel hanya ponsel butut jadul gitu! Dan Youngjae membela anak itu dan berkata aku arogan dan sok kaya!"

"Youngjae si manis itu? Yaampun padahal dia terlihat manis dengan senyum nya, tidak ku sangka mulutnya pedas juga. Tapi kau bilang apa? Jinyoung itu tidak punya apa-apa? Bagaimana bisa kampus ini memiliki mahasiswa yang macam begitu. Bukankah harusnya orang- orang miskin macam mereka tidak perlu kuliah? cukup kerja saja kan?" Mark mengangguk menyetujui ucapan Brian

"Iya.. aku pun menyadari bahwa harus nya aku bekerja saja untuk mencukupi kemisikinanku. Sayangnya kampus ini tidak memperbolehkan ku bekerja alih- alih memberikan ku beasiswa!" Brian dan Mark terkejut mendengar jawaban suara yang ada di samping mereka.

Dilihat oleh kedua pasang mata itu Park Jinyoung dan Elen tengah berdiri di samping mereka dan terlihat juga Park Jinyoung teramat marah.

"Bri! Sudah ku katakan untuk selalu menjaga mulut mu itu! Kau selalu saja tidak berubah!" suara Elen terdengar tajam untuk sosok Brian

"Brian hanya berkata fakta Elen! Dimana letak kesalahan ucapannya? Lagipula Jinyoung sendiri mengakuinya." Mark kini membela Brian.

"Iya kalian- kalian ini sampah sebenarnya! Sungguh aku kira setelah kuliah kalian akan menjadi lebih dewasa, tapi kini yang kulihat kalian beban sekali!"Elen semakin meninggikan suaranya, hingga beberapa mahasiswa lainnya menatap ke arah mereka.

"Sudahlah Elen, kita mulai jadi pusat perhatian, aku malu di perhatikan orang- orang." Jinyoung menarik- narik baju Elen bak anak kecil ketakutan.

"Aku mohon maaf ke kalian jika kehadiran ku di kelas itu menganggu kalian. Aku berjanji tidak akan membebani kalian sungguh." Jinyoung mengakhiri kalimatnya dengan membungkukkan badannya, dan kini menarik tangan Elen keluar.

Elen, Jinyoung dan Youngjae kini duduk di taman kampus, Elen tengah bersungut- sungut, mungkin jika di gambar pada manhwa terlihat kepulan asap di kepala Elen. Gadis cantik blasteran Indonesia dan Korea ini terlihat seperti ingin membunuh seseorang, bahkan beberapa kali mengumpat dalam bahasa Indonesia yang tidak diketahui oleh Jinyoung dan Youngjae

"Ada apa dengan Elen?" tanya Youngjae

"Aku bertemu dengan sosok menyebalkan bernama Mark Tuan dan Brian Kang di kantin tadi! Sungguh ingin kupiting mereka, kalian tau ingin sekali aku benturkan kepala mereka biar otak mereka kembali sehat!"

"Sudahlah Elen, mereka belum tersadar saja. Terlebihkan kamu bilang kalau dari dulu lingkungan sosialnya kalangan atas semua." Jinyoung tersenyum manis

"Oh Jie.... orang tua mu pasti bersyukur sekali memiliki anak seperti mu manis, baik. Bagaimana jika kita berpacaran sekarang. Aku bisa mengubahmu hingga layak bahkan lebih tampan dari mereka!" Jinyoung dan Youngjae yang mendengarnya tertawa lebar.

"Sayangnyaaaaaa... Jinyoung tidak menyukai mu Elen, hahahaha.." Jawaban Youngjae membuat bahu Elen merosot.

Tawa Youngjae yang keras mendadak berhenti, dia terdiam. Matanya bersinar bagaikan sunshine saat melihat seseorang yang berjalan ke arah mereka. Jinyoung dan Elen yang menyadarinya langsung menoleh ke arah tatapan Youngjae. 

"Jinyoung! Hmmm untung ketemu disini, aku kasihkan kuncinya ke kau yah, aku ada rapat organisasi sampai malam." suara berat dari seniornya Jaebeom membuat Jinyoung tersenyum lalu mengangguk.

Jaebeom tersenyum ke arah Elen dan Youngjae, lalu melangkah pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Tolong aku, aku tidak bisa bernafas, sepertinya aku akan meninggal." ucap Youngjae seketika sembari memegangi dadanya

"Ya ya ya!!! jangan lebay seperti orang jatuh cinta." ucap Elen 

"Tapi sepertinya aku jatuh cinta Elen... Bagaimana ini?" 

Jinyoung yang mendengarnya kini tertawa



....




Mark kini menatap punggung Jinyoung yang duduk di depannya, rambut hitam legam milik Jinyoung menjadi pusat perhatiannya. terlebih leher belakang nya yang putih bersih, entah kenapa dia berfikir ingin menggigit leher itu.

Hingga dia sedikit terkejut kala Jinyoung berdiri, melangkah maju ke arah depan, seperti akan menjawab dari pertanyaan dosen mereka. Mata elang Mark mengikuti langkah Jinyoung, tapi fokusnya ke arah pantat Jinyoung.

"Damn!" ucap lirih Mark

"Kenapa Bro?" tanya Brian di sampingnya

"Nothing.." Ucap Mark diiringi deheman.

"Oh ya,,, Jackson dan Jae mengajak kita ke tempat biasa nanti malam. Kau harus datang, banyak gadis cantik dari jurusan sebelah, lumayan kan." ucapan Brian tidak di gubris oleh Mark, namun dia hanya menganggukkan kepalanya.

Sebuah buntalan kertas jatuh tepat di meja nya, Mark dengan segera membuka dan mencari asal muasal pelempar kertas itu, dilihat olehnya Youngjae yang menatap tajam.

Mark menatap kertas itu yang bertuliskan

'Aku tau kau tengah mengamati Jinyoung-ku! Aku mengawasimu!'


Mark berdecih lalu membuat jari tengah ke arah Youngjae, mengumpat pelan 'Fuck!'
















Tbc...




keliatan kan aku sudah mulai jarang update wkwkwk.

oh iyaa... judulnya mohon maaf aku ganti yah teman- teman

Wat Nou Als [MarkJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang