Part 4

2 0 0
                                    

Hari telah berlalu, Leo berjalan dan terus berjalan tanpa arah, tanpa tujuan. Tetapi setidaknya kali ini ia berhasil keluar dari kegelapan itu yang membuatnya hanya berdiam diri saja di dalam goa dan tidak melakukan apa-apa, dan tanpa disadari malah menyakiti dirinya sendiri. Hari sudah sore saat itu, namun tidak terlalu sore jadi sore menjelang gelap. Leo melangkahkan kakinya dengan langkah yang sangat pelan, ia ingin menikmati sejenak pemandangan alam yang memang sangat indah, meskipun pohon-pohon banyak yang sudah berguguran. Beberapa kali Leo memejamkan matanya hanya untuk menikmati angin yang sangat sejuk, mungkin bisa dibilang dingin, namun ia menganggapnya itu sejuk.

"Tolong!! Tolong jangan memperlakukanku seperti ini...Bunuh saja aku..!" seketika terdengar suara teriakan minta tolong, namun terdengar seperti memohon. Tanpa adanya aba-aba, Leo langsung berjalan mengikuti arah dari suara itu. Ia berjalan dan berjalan. Ia menemukan seekor bison yang sedang disantap dengan beberapa hyena, isi perutnya sudah keluar semua, banyak darah yang berceceran di sekitarnya. Bison tersebut terlihat memohon kepada para hyena tersebut untuk segera membunuhnya, ia tak kuat menahan rasa sakit yang dideritanya. Badannya penuh dengan rasa sakit, namun ia masih hidup. Itulah mengapa ia memohon para hyena itu untuk segera mengakhiri hidupnya.

"Diam kau..!! Kami sedang lapar! Kau mengganggu nafsu makan kami saja!" hyena tersebut terdengar acuh tak acuh dengan permohonan bison tersebut. Mereka hanya asyik memakan dan terus memakan dengan sangat lahap. Leo mendekati hyena tersebut, ia menggeram dan menggertakkan giginya. Mukanya tampak sangat menyeramkan, sampai-sampai hyena tersebut terlihat takut dengan ekspresi yang dikeluarkan Leo.

"Dia milikku..minggir kalian semua.." Leo masih mengeluarkan ekspresi yang sama. Hyena tersebut perlahan mundur dan memutuskan untuk mengakhiri acara makan-makannya. Setelah hyena tersebut pergi, ekspresi Leo berubah normal kembali. Ia mendekati bison tersebut dengan perlahan. Bison tersebut terlihat pasrah dengan keadaan yang semakin memburuk, karena kali ini ia harus menghadapi serigala yang akan memakannya juga. Darah yang keluar dari perutnya semakin banyak, ia hanya memandang ke atas dan terlihat sangat sangat pasrah.

"Aku tidak akan melakukan hal yang ada di pikiranmu...tenang, aku tidak seperti hyena-hyena itu" Leo menatap bison itu.

"Aku tidak peduli-.." bison itu memuntahkan darahnya sebelum ia selesai berbicara.

"Aku datang karena mendengarmu meminta tolong"

"Kumohon...akhiri saja hidupku..aku sudah tidak kuat" bison tersebut terdengar sangat lemas, wajahnya pucat pasi.

"Tidak...tidak bisa.." bison tersebut tertawa tipis mendengar ucapan Leo. Ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Leo.

"Aku tidak paham apa yang kau katakan..dan mungkin aku tak tau apa yang terjadi denganmu" ia batuk dan mengeluarkan darah lagi. Leo terdiam mendengarnya, ia hanya menatapnya dengan penuh rasa sedih dan kasihan, namun ia tak tau apa yang harus ia lakukan untuk membantu bison tersebut.

"Kalau begitu..aku hanya meminta satu permintaan terakhir" ia tahu bahwa sebentar lagi adalah waktunya untuk pergi, pergi dari dunia ini.

"Apa permintaanmu?"

"Sebelum aku tertidur untuk selamanya....aku ingin kau bercerita. Dulu..Ibuku selalu membawakan cerita sebelum aku tidur...aku ingin mengingatnya sebelum aku benar-benar pergi...Bisakah kau membawakanku cerita?"

"Hmmm..kalau begitu aku akan bercerita tentang burung gagak. Jadi..pada suatu hari ada seekor burung gagak yang menghinggap di pundak seorang anak remaja. Burung gagak itu menemaninya kemanapun anak itu pergi. Anak tersebut senang, karena ia tidak merasa sendirian dimanapun ia berada. Lalu, suatu hari anak tersebut bertanya kepada temannya apakah mereka melihat burung gagak yang hinggap di pundaknya, tapi tak ada satupun temannya yang melihat ada burung gagak di pundak anak tersebut. Ia juga bertanya ke beberapa orang asing , namun jawabannya pun sama. Ia mulai bertanya kepada burung gagak tersebut kenapa ia terus hinggap di pundaknya, namun burung gagak tersebut hanya terdiam, tak ada satu kata pun yang keluar. Saat itu hari sudah gelap, anak tersebut sedang menunggu busnya untuk pulang ke rumah. Seketika burung gagak tersebut melihat ke arah kanan dan kiri, ia perlahan mengepakkan sayapnya dan terbang meninggalkan anak tersebut. Anak tersebut sedikit lega dan bingung, kenapa baru sekarang burung gagak itu pergi. Tak ada sedetikpun, saat mata anak tersebut masih tertuju pada burung gagak tersebut, ada bus besar yang menabrak halte bus tersebut. Sopir bus tersebut terlihat habis mabuk, ia menewaskan beberapa orang yang ada di halte tersebut, termasuk anak itu."

"Cerita yang mengerikan...dan menyedihkan..seperti diriku saat ini....tapi, terimakasih kawan. Aku sangat membutuhkannya.. " bison tersebut tersenyum tipis, kemudian ia memejamkan matanya dan menghembuskan napas terakhirnya. Leo menunduk, matanya terlihat sedikit berair. Ia melihat ada cahaya kuning yang bergerak ke atas. Ia melihat arwah bison tersebut tersenyum, namun kali ini bison itu tak sendiri lagi, ia ditemani oleh ibunya. Leo tersenyum balik, perasaan haru menguasai dirinya saat itu. Ia pun juga merasa lega dan senang karena sudah membantunya.

***

A Lone WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang