Chapter 17

199 25 0
                                    


"Makasih ya udah mau nyimpen gantungan ini".

"Kayanya itu berarti banget buat lo, jadi gua ambil". Balas Sunghoon

Ngomong-ngomong soal berarti, ya memang gantungan itu sangat berarti untuknya. Alasannya adalah orang yang memberinya itu salah satu orang special untuknya.

"Sekali lagi makasih ya hoon". Jeje tersenyum dengan tulus

"Lain kali jangan di biasain teledor". Ucap Sunghoon sembari mengacak rambut Jeje pelan dan berjalan meninggalkan nya

Sedangkan ia hanya mematung ditempat, benarkah barusan adalah seorang Sunghoon si ice prince itu? Sungguh tidak dapat di percaya orang sedingin dia bisa seperti ini kepada perempuan.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Bukannya perempuan itu yang di jodohin sama Hyunjin kan?". Gumam Jeje saat melihat perempuan itu berjalan memasuki area kantin

"Lo ngomong apa je?". Tanya Ara penasaran

"Ah bukan apa-apa kok". Balasnya

"Lo ngapain sih ngikutin gua terus". Risih lelaki ini kepada perempuan yang berada di hadapannya

"Aku belum punya temen lagi selain Nancy disini jin, jadi aku samperin kamu aja deh". Jawab perempuan itu yang tidak lain adalah Yeji

"Gua risih tau gak lo, pergi sana". Hyunjin mendorong pundak Yeji pelan dan melanjutkan berjalan

"Jin tungguin aku ih". Yeji berusaha mengikuti Hyunjin kembali dan aksinya itu tak luput dari pandangan orang-orang yang berada di kantin



 Yeji berusaha mengikuti Hyunjin kembali dan aksinya itu tak luput dari pandangan orang-orang yang berada di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Ngapain lo berdiri disitu". Tanya Jeje heran, ya gimana gak heran lelaki ini berdiri di samping pintu kelasnya dengan tubuh menyender dan tangan di saku itu

"Keluar juga lo, lama".

"Gua tanya mau apa?". Tanya Jeje lagi

"Lo pulang bareng gua".

"Gua udah pesen grab kok jadi gak usah".

"Tinggal cancel gampang kan?".

"Tapi...".

"Udah ayo cepet". Menarik lengan Jeje dan berjalan menuju parkiran

Hyunjin membukakan pintu mobil untuk Jeje agar perempuan itu masuk kedalam mobilnya

"Gak usah di bukain juga gua bisa masuk sendiri".

"Gak usah banyak omong, lo liat aja ke arah jam tiga".

Disana dapat Jeje lihat ada seseorang yang melihat ke arah mereka tidak suka. Yups siapa lagi kalo bukan Yeji

Di dalam mobil tidak ada yang berbicara sama sekali, Hyunjin yang fokus menyetir dan Jeje yang hanya melihat ke arah luar.

Tetapi karena Jeje tidak suka kesunyian ia memutuskan memulai pembicaraan.

"Sampai kapan gua harus jadi pacar pura-pura lo?".

"Sampai rencana gua berhasil". Dilihatnya sekilas perempuan itu dan kembali melihat ke arah depan

"Maksudnya?".

"Perjodohan konyol yang di buat ayah gua batal".

Jeje hanya menganggukkan kepalanya saja tidak mau bertanya lebih lagi.

"Rumah lo dimana". Tanya Hyunjin

"Abis ini tinggal belok kiri aja". Balasnya

Mobil berhenti tepat di depan rumah yang halamannya bisa di bilang luas itu.

"Makasih udah nganterin gua balik, meskipun lo ngeselin". Sembari membuka seat belt, tetapi susah sekali untuk lepas

"Kenapa belum turun lo?".

Setelah melihat apa yang di lakukan perempuan di sampingnya itu Hyunjin perlahan mendekat, Jeje yang kaget hanya bisa menahan nafas ketika lelaki itu tepat di hadapannya.

Setelah membantu melepas seat belt Hyunjin tidak langsung menjauh tetapi melihat tepat ke arah mata perempuan itu.

Yang di tatap hanya diam saja berusaha menetralkan detakan yang entah sejak kapan berdetak kencang itu.

"Buka ginian aja lo gak bisa". Dan menjauhkan tubuhnya kembali

"Kenapa gua malah mikir yang aneh-aneh, bodoh". Batin Jeje


BAD BOY - Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang