Yaki

294 26 5
                                    

"Baji-san!!"

"Hah?!" Lelaki berambut panjang itu menoleh, menghentikan kegiatannya lalu berdiri.

Chifuyu dari jauh sudah mulai membatin, bahwa lelaki pemimpin devisi 1 touman itu sedang melakukan hal aneh lagi. "Apa yang kau lakukan?."

Kantung belanja di timangan nyaris merosot jatuh kala mata Chifuyu akhirnya menangkap apa yang tengah dilakukan si mood swing.

"Aku sedang kesal.." yang ditanya menjawab dengan terlampau datar, tanpa berdosa padahal ia baru saja memukul seorang hingga terjatuh.

Chifuyu menghela nafas, sudah lelah membatin "Kali ini kenapa?" Tanyanya sembari membantu berdiri seorang lelaki yang baru saja tak ada angin tak ada hujan dapat bogeman mentah dari Baji. "Paman bisa berdirikan?"

Mungkin lelaki tua yang mendapat memar dikepala itu panik, hingga akhirnya memilih berlari tunggang langgang bagai dikejar kuda. Bisa saja dalam hati ia tengah menangis ketakutan. Bahkan Chifuyu tak  sempat meminta maaf.

Meninggalkan lelaki tadi, Chifuyu kembali berdiri dan menyadari lelaki berambut panjang bergelombang itu telah jalan jauh meninggalkannya. "Yak! Baji-san chotto!"

Kali ini masalahnya adalah sampo, ya Baji-san kehabisan sampo di rumahnya dan karena kesal ia berakhir memukul orang tak berdosa di pinggir jalan. Sudah jadi kebiasaan sih jadi Chifuyu tak ingin bertampang kaget atau terkejut lagi.

"silahkan masuk, Baji-san.." berbekal izin ingin menumpang keramas, akhirnya Chifuyu mengundang masuk lelaki tinggi itu ke rumahnya.

"kamarmu masih bersih seperti biasa huh!" yah ini bukan kali pertama Baji datang kerumah wakilnya, tapi tetap saja ia tak pernah terbiasa dengan segala kerapian yang sangat berkebalikan dari kamarnya.

"hai' hai' nikmati waktu mandimu Baji-san, akan aku carikan bajumu.."

Baji melirik sekilas kearah lelaki pirang itu, dengan tangan melepas baju dan celana hitamnya, hei jangan pernah bayangkan tentang leging bintang bintang lagi!!. "Oia Chifuyu!"

"ada apalagi?"

Mungkin refleks seorang Chifuyu harus dipertanyakan, karena ia bahkan tak berkutik ketika Baji telah melemparnya ke atas kasur dan menindihnya.
"Ba-Baji san, apa yang kau lakukan.."

Lelaki yang lebih pendek membuang wajahnya, berjaga-jaga kalau-kalau nafsu jahanam miliknya mulai terpancing. Memangnya siapa yang tak terangsang kala disuguhi setumpuk roti sobek keras penuh damba seperti milik Baji.

"Hei Chifuyu, bisakah kita melakukannya?" tuhkan Baji memang kelewatan meresahkan, bisa-bisanya ia mengatakan itu dengan berbisik dan memberikan ciuman-ciuman kupu kupu di leher si pirang. Jika begitu, bagaimana Chifuyu bisa mengatakan tidak coba. Yah walau pada dasarnya Chifuyu memang tak kuat iman sih.

Kala bangun menjelang malam, Chifuyu terdiam kemudian tersedu pelan. Ini bukan tentang fakta bahwa ia terlambat mengikuti upacara pengangkatan kapten devisi ketiga atau tentang Baji yang sudah tak ada di samping sisi tempat tidurnya. Mungkin hanya sekilas, tapi ia tak mungkin salah dengar bisikan Baji diteliganya.

"jika, Mikey tak bisa melawannya dari depan, maka aku yang akan menghancurkan rencana Kisaki..."

Dan bahkan ketika Chifuyu telah berlari sembari memakai baju kebesaran Touman ia tetap tak bisa menghentikan aksi Baji yang membogem wajah Hanagaki Takemichi hingga tersungkur.

"aku sudah merusak pertemuan pentingmu, apa yang akan kau lakukan saat ini, memecatku?"

Kaki Chifuyu terasa menjelly kala bahkan panggilan Mikey tak tergubris oleh lelaki berambut panjang itu, dan bahkan kata-kata selanjutnya yang lelaki itu ucapkan seperti membuat Chifuyu mendadak tak lagi merasakan indra pendengarannya lagi.

Setengah ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang