covenant keeping [ 6 ]

298 45 62
                                    











I.

Ohm sudah membuat kesepakatan kecil yang mungkin akan menyebabkan sedikit masalah kedepannya. Bergantung pada satu oknum dengan jabatan sebagai divisi kepala, Nanon benar-benar tahu arti keberuntungan.

Dan Ohm Pawat, ia benar-benar dibuat takjub oleh aksi heroik dari insan tersebut, bagaimana di ruang aula dengan matras tebal dan besar sejajar pada alas. Dari pandangan pada sudut pintu, ia bisa melihat jelas betapa kerennya bocah itu, Nanon beribu kali lipat lebih gagah pada saat pertandingan.

Hari Senin, pukul 4. Seorang Ohm hadir untuk menyaksikan pertandingan sengit anak kesayangannya. Merelakan pekerjaan kantor untuk segera di selesaikan. Selepas yang ia tahu, Nanon sangat membenci orang yang tidak menepati janji. Bocah itu meminta satu hal kepadanya setelah makan siang di restoran cepat saji,

"Besok, aku akan bertanding. Karateku tidak main-main, jika kau tidak hadir aku akan memukulmu di apartment,"

Dan pria maskulin itu hanya bisa terkekeh lembut, mengusap dagu bocah itu telaten dari saus tomat sembari berujar parau, "Aku datang, kid. Satu yang harus kau pastikan, jangan mengecewakanku."

"Tentu, aku tahu. Aku akan memberimu aksi terhebat dari kepalan tanganku,"

"Wow, dimana Nanon yang berlinang air mata tadi? aku suka dirimu yang sekarang, ambitious boy,"

Setelahnya, Nanon sedikit tersedak karena cola, Ohm mengharapkan ekspetasi tinggi untuknya, sangat cocok dengan sifat tak ingin kalahnya pada lawan. Nanon tak sabar akan sesuatu, bagaimana jika—

"Hei Phi, jika aku menang apa yang akan kau lakukan padaku?"

Ohm membelak diam, ia hanya bergumam menimang aksi yang tepat untuk rakun kecilnya, apa yang harus ia lakukan untuk membuat anak ini bersemangat, Nanon adalah remaja kekanakan yang hanya menatap dunia sebagai tumpukan masalah. Terlihat jelas dari bola mata berbinar yang senang akan pujian, bocah ini menggemaskan.

"Jika kau berhasil mendapat poin tertinggi, aku akan menciummu di pipi."

Nanon mendesak, "Ugh—hanya itu?"

Pria kokoh itu segera tertawa bahak, mendekatkan aroma tobacco untuk dituarkan pada bocah di hadapannya, ia berbisik, "Oh kau tidak puas? bagaimana dengan Phi mencium di bibir merah merekahmu, melumat kasar ranum itu hingga bengkak dan mengambil semua oksigen juga deru napas hangatmu," Jeda, "Yah, tapi kupikir kau menolaknya ta—"

"Deal, tepati janjimu. Aku akan mempersiapkannya untukmu."

Dan pertama kalinya Ohm Pawat melihat kobaran api di mata Nanon.

Manik seindah boneka dengan ukiran bulat tidak lagi sempurna, ada ketajaman dan ketelitian pada lapisan itu. Bagaimana kepalanya begitu erat mengenggam jemari, tapakan kasar pada alas kaki itu berhasil tepat mengenai lawan. Omongan tentang seberapa kerennya Nanon untuk bertanding di atas matras itu tak ada sedikitpun kebohongan.

Gerakan gesit itu bisa melumpuhkanmu. Ada sekelibat desir darah pada tubuh Nanon sesaat setelah manik tajam itu berhasil menemukan insannya. Ohm datang, Pria kesayangannya datang dalam 10 menit terakhir. Menonton tenang pertandingan hebatnya di pinggir arena.

Tepat setelah wasit berteriak lantang tentang kemenangan telaknya, bergerumul asap datang dari celah bibirnya. Ia menunduk sekejap untuk sekedar menghormati sang lawan dari aksi hebat pertarungan. Bagaimana keringat yang jelas turun dari pelipis hingga dada pada kain genji putih juga sabuk merah yang menyelimuti pinggang rampingnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akatalepsi | OhmnonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang