01

341 24 3
                                    

"Kata orang dunia itu indah, tapi kenapa bagiku dunia begitu menyakitkan. Apa dunia pilih kasih terhadapku?"
-Lee jeno

__________________________________________

Seorang pemuda terdiam saat menatap makam kedua orang tua nya. Ia tersenyum, dan mulai berjongkok di hadapan makam tersebut. Jujur, ia sangat merindukan kedua orang tua nya.

Lee Taeyong
-
17 juli 2014

Tertulis nama Lee Taeyong di batu nisan tersebut. Ia menatap ukiran tulisan tersebut dengan sendu. Dan di samping kuburan Lee Taeyong terukir nama.

Jung Jaehyun
-
17 juli 2014

"Mom, dad, mengapa sangat sulit untuk mengikhlas kan kalian berdua? Aku merindukan kalian, kakek selalu menuntut diri ku untuk menjadi pelajar yang pintar dan bisa di bangga kan. Aku butuh dukungan kalian berdua."

Pemuda tersebut menyentuh tanah kuburan tersebut, ia tersenyum, mata nya pun ikut tersenyum. Bahu kokoh nya yang awal nya terlihat tegar, kini bergetar. Ia tidak mampu menahan bendungan di mata nya, sehingga cairan liquid terjatuh membasahi pipi nya dan juga tanah tersebut.

"Aku merasa tidak beruntung, ketika melihat teman teman ku dapat kasih sayang lebih dari orang tua nya, tapi mengapa aku tidak mom, dad? Aku sudah berusaha mungkin menahan rasa iri ku, namun gagal juga. Di cium kening nya saat ingin masuk kedalam sekolah, aku.."

Kini pemuda tersebut sudah terisak, ia memeluk nisan tersebut.

"Dad, mom, bisa kah kalian kembali? Aku, aku sangat membutuh kan kalian. Meskipun nihil, aku sangat membutuh kan kalian berdua, untuk menenangkan ku, menyemangati ku, memberi aku pelukan hangat dari kalian berdua."

Pemuda tersebut kembali tersenyum, isakan nya sudah tidak lagi terdengar. Ia bangun dan meletakan bucket bunga yang sudah ia bawa tadi.

"Aku pulang ya, lain kali aku akan datang lagi kesini. Maaf aku menangis di hadapan kalian, aku sangat tidak kuat menahan nya, aku menyayangi kalian berdua. Love you dad, mom."

Pemuda itu mulai menjauh dari makam kedua orang tua nya. Tanpa di sadari ada seseorang yang ikut terisak.

Pemuda tadi sudah sampai di rumah nya, ia mengernyit saat mendengar suara pecahan kaca.

"AKU SANGAT TIDAK SUDI JIKA HARUS MENGAKUI NYA SEBAGAI CUCU, CUCU KU HANYA MARK. DIA SANGAT TIDAK PANTAS UNTUK DI JADIKAN CUCU KU."

"LEE DONGHAE. JANGAN MENJELEK JELEKAN LEE JENO. DIA LELAKI PINTAR, SAMA SEPERTI PEMUDA UMUM NYA."

Ya, Lee Jeno namanya. Ia tersenyum getir saat melihat kakek dan nenek nya. Apa tadi kakek nya bilang? Tidak sudi untuk mengakui nya sebagai cucu. Oh, hatinya sangat hancur. Hanya Mark, Mark dan juga Mark yang di banggakan oleh kakek nya.

Jeno berjalan melewati kakek dan juga nenek nya. Lee Taeyon menatap nya begitu juga dengan Donghae.

"Ah Jeno, sejak kapan kau pulang sayang?" Taeyon mendekat kearah Jeno, dan mengelus sayang cucu nya itu.

"Baru saja nek" Taeyon tersenyum, dibalas juga dengan senyuman oleh Jeno.

"Baiklah, sebaik nya kau keatas dan bersih bersih, mari kita makan malam. Ah iya, apa kau melihat Mark?" Jeno kembali tersenyum menanggapi Taeyon, ia menggeleng.

I'm tired of life || Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang