Happy reading.
...
Jeno membawa motor nya kearah sungai Han. Ia menepikan motornya dan turun untuk mencari tempat duduk. Saat di perjalanan, ia melihat seorang pemuda yang sedang menangis. Karena penasaran ia menghampiri pemuda tersebut.
"Hey, kau kenapa?" Tanya Jeno kepada pemuda tersebut, Jeno duduk di samping pemuda tersebut dan mengelus punggung nya.
"Orang tua ku, mereka ingin bercerai." Ucap pemuda tersebut disertai isakan.
"Hei, mengapa kau tidak menahan mereka agar tidak berpisah? Sebelum terlambat mungkin kau bisa bilang kepada kedua orang tua mu untuk tidak berpisah, sebelum terlambat ada baik nya untuk menahan." Pemuda tersebut mendongakan kepalanya menatap Jeno. Astaga bagi Jeno pemuda ini sangat menggemaskan.
"Heum, aku akan coba nanti." Pemuda tersebut mengusap air mata nya dengan punggung tangan nya.
"Ah ya, sebelum nya siapa nama mu? Aku Jung Jeno." Ujar Jeno sembari mengulurkan tangan nya, disertai senyuman manis yang membuat mata nya ikut tersenyum.
Pemuda itu menerima uluran tangan Jeno. "Jaemin, Na Jaemin." Jaemin tersenyum menatap Jeno.
"Jaemin, nama yang indah." Jeno terkekeh pelan saat menyadari jika pipi Jaemin memerah. Ah menggemaskan.
"Uhm terimakasih Jeno."
"Sama sama, kau kesini naik apa?" Tanya Jeno.
"Aku tadi naik bus, mungkin aku akan pulang naik bus atau taxi."
"Jika begitu, ada baik nya kau aku antar. Lagi pula ini hari sudah semakin sore dan mungkin akan turun hujan." Pemuda itu sempat berpikir sebelum setelah nya ia mengangguk mengiyakan ajakan Jeno.
Niat awal Jeno ingin kesini hanya untuk mencari udara segar, namun, melihat pemuda segemas Na Jaemin mana mungkin Jeno tega meninggal kan dan mengabaikan nya.
Jeno dan Jaemin berjalan kearah parkiran dimana Jeno memarkir kan motornya. Mereka telah sampai ke parkiran, Ah Jeno hanya membaw satu helm saja. Jeno mengulurkan helm tersebut kearah Jaemin.
"Gunakan ini Na, aku hanya membawa satu helm saja, jadi ada baiknya kau yang menggunakan nya. Jaga jaga untuk keselamatan mu." Jaemin menggeleng.
"Jeno, lebih baik kau saja yang pakai, lagi pula aku akan baik baik saja." Elak Jaemin.
"Tidak apa Na, kau gunakan saja ya?" Jaemin setia menggeleng menjawab ucapan dari Jeno.
"Sudah Jen, jika kau tidak mau memakai nya aku tak ingin kau antar pulang." Jaemin melipat tangan nya di depan dada. Mendengar itu Jeno menghela nafas dan mulai menggunakan helm nya.
"Baik lah ayo naik Na."
Jaemin mengangguk antusias dan naik ke motor Jeno. Mereka mulai menelusuri kota Seoul. "Na, tunjukan rumah mu yang mana."
"Di depan ada komplek dan kita belok kanan."
Ini mengejutkan, ternyata rumah mereka searah dan juga satu komplek. Jeno melanjutkan motor nya.
"Itu Jen, rumah yang bercat warna peach."
Jeno mengangguk dan berhenti di halaman rumah itu, Jaemin turun dari motor Jeno dan tersenyum kearah Jeno. Jeno melepas helm nya dan balik menatap Jaemin yang tengah tersenyum kearah nya. Ada desiran hebat di hati nya ketika melihat pria manis di depan nya ini tersenyum. Damn sangat manis, mungkin ini telah menjadi candu bagi Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm tired of life || Lee Jeno
FanfictionJeno lelaki yang sangat di kagumi ketampanan nya saat tersenyum. Jeno adalah lelaki yang ramah dan sopan kepada semua orang. Makanya banyak yang mengagumi nya. Di balik senyum Jeno ada kerapuhan. Tidak semuanya tersenyum untuk bahagia. Ada juga yang...