Hi guys, welcome in my new story. Yuhuuu!!
Jangan lupa vote dan komen nya!!
Hope u like it!! Happy reading❤
***
Hap!
Gemi melihat pergelangan tangannya yang di pegang oleh seorang laki-laki berseragam sekolah sama seperti yang dirinya kenakan.
"Ikut gue!" Laki-laki itu menarik Gemi dengan paksa.
"Lepas!" Gemi mengerahkan semua tenaganya untuk melepaskan genggaman tangan laki-laki itu. Namun, yang dia dapatkan adalah pegangan itu semakin mengerat.
"Kayaknya gue harus ngeluarin jurus gue nih." ucap Gemi dalam hati.
Ciatt!
Bruk!
Laki-laki itu tersungkur, dengan sedikit menahan sakit, akibat tendangan maut nya. Gemi menepuk-nepuk tangannya sambil tersenyum miring.
Laki-laki yang tersungkur itu bangun dan menatap datar ke arahnya. Gemi sedikit terkejut karena wajah laki-laki itu sangatlah tampan. Sampai-sampai ia tidak bisa berkedip.
"Woy!"
Gemi mengerjap mendengar suara bariton itu, "H-ah? Kenapa?"
"Lo bengong?"
"E-nggak." elak nya.
"Ck. Tanggung jawab lo, siku gue jadi berdarah gara-gara lo." ucap laki-laki itu.
Gemi menatap garang, "Kok gue? Salah lo lah! Siapa suruh narik tanpa bilang-bilang dulu!"
"Harusnya lo berterima kasih sama gue, karena udah nolongin lo dari guru bk! Mau lo di hukum?"
"Lagian, bisa-bisanya lo telat." lanjutnya.
Gemi menatap tidak enak ke arah laki-laki itu,"Ya-yaudah maap! Gue kan ga tau."
"Sebagai permintaan maaf, sini gue bantu bersihin lukanya." Gemi menarik lengan laki-laki itu menuju salah satu bangku panjang yang ada di dekatnya.
Ia mengeluarkan sebuah sapu tangan dan juga air mineral dari dalam tasnya. Perlahan ia mulai menuangkan sedikit demi sedikit air ke atas sapu tangan tersebut.
Dengan teliti, ia membersihkan kotoran di sekitar luka itu agar tidak infeksi. Perbuatan nya itu tak luput dari pandangan laki-laki di hadapannya.
Setelah memastikan semua sudah selesai, ia membalut luka tersebut dengan plester berkarakter kartun Upin-Ipin.
Laki-laki itu membulatkan matanya, tak percaya. "Berasa bocah gue make Upin-Ipin."
"Nah selesai!" pekik Gemi, senang.
Laki-laki itu tersenyum tipis, "Lo cantik, kalo senyum gitu."
"H-ah? Gimana?" Gemi mengerjapkan matanya.
"Nope."
"Btw, kenalin nama gue Hanzel. Biasa di panggil Hanz. Gue kelas 11 ipa 1." Laki-laki itu mengulurkan tangannya.
Gemi membalas uluran tangan Hanz, "Gue, Gemintang. Panggil Gemi aja."
"Lo kelas berapa?"
"10 ips 1." singkat Gemi. Hanz pun mengangguk kecil, ia kemudian bangkit dari duduknya.
"Kalo gitu gue pergi dulu. Sampai ketemu lagi Gemi." Hanz mengusap pelan pucuk kepala Gemi dan berlalu pergi meninggalkannya.
"Oemjii my jantung is dugun-dugun." ucap Gemi dalam hati. Pipi nya bersemu merah, membayangkan kejadian singkat tadi.
***
"Pertemuan singkat yang pada akhirnya membawanya terjerat dalam pesona seorang Hanzel."***
To be continued...
Spam comment here!!!
04-09-21
YOU ARE READING
GENOZEL
Teen Fiction{DI HARAPKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} *** "Gue yang terlalu bodoh, atau lo yang gak punya hati?" *** Siswi bernama Gemintang Wijaya harus merasakan manis pahitnya masa percintaan anak remaja. Dia di haruskan bersikap sempurna, agar dapat memikat...