Maaf guys kalau masih ada salah dalam penulisan tanda baca, atau penulisan kata :):)
Jangan lupa vote + komen nya yaa!!🙏🏻 Share juga yuk ke teman-teman kalian...
HI! I'M BACK!
MARHABAN YA RAMADHAN SEMUANYA
Absen dulu yuk!!🖐🏻
Happy reading! Enjoy!
***
"Haduh, lama banget si ni kepsek pidatonya!" keluh Gemi, sesekali megusap keringat yang bercucuran di dahinya. Tak sedikit juga murid yang mengeluh seperti Gemi.
Ya, hari senin merupakan hari yang memuakan bagi sebagian murid. "Bilangnya mau menyampaikan sedikit kata. Heleh! Ini mah udah jadi satu makalah." Nilo menggerutu, membalas ucapan Gemi.
Nilo mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru lapangan, ia memperhatikan teman seangkatan dan juga kakak kelasnya. "Ternyata kakak kelas gue cakep-cakep juga ya, kemana aja jir gue," bisik Nilo pelan.
Elsa yang di sebelahnya berdecak pelan, "Mana ada cakep, kayak jamet semua gitu." Nilo mengerutkan dahi tak suka, "Enak aja lo! Noh lo liat arah timur laut. Behhhh, tinggi, keker, mancung begitu. Nikmat mana lagi yang kau dustakan."
Nilo lebih mementingkan melihat cogan di sekelilingnya, dari pada memperhatikan kepsek yang sedang memberi amanat di depan. "Eh, wait! Itu bukannya kak Hanz ya?" ucap Nilo setengah berbisik.
Gemi yang berada di depannya sontak mengedarkan pandangan. Dan benar, ia menemukan Hanz tengah berdiri di belakang berjajar bersama teman-temannya sambil mengangkat sebelah kaki. Entah apa yang laki-laki itu lakukan hingga di hukum seperti itu.
Tak sengaja pandangan Gemi dan Hanz bertemu. Gemi yang ditatap pun tersipu malu dan memutuskan kontak mata dengan Hanz. Hanz, tersenyum kecil melihat tingkah Gemi, "Lucu" ucapnya dalam hati.
"Heh! Kamu ngapain senyum-senyum kayak gitu!" tegur pak Zen, selaku guru olahraga yang masuk ke dalam jajaran guru killer. Hanz tersentak kaget, "Ga-gapapa pak."
"Lo kenapa si Hanz? Aneh banget senyum-senyum sendiri kek orgil tau gak?" bisik Putra sepelan mungkin, sambil sesekali mengawasi pergerakan pak Zen si guru killer.
"Gapapa" sahut Hanz, singkat.
"Bohong lo, ga mungkin cok dia senyum-senyum tanpa alasan." balas Damar.
"Kalo gue bilang abis liat bidadari lo pada percaya?"
***
Suasana kelas 10 ips 1 sedang ramai-ramainya, dikarenakan jam pertama guru yang bersangkutan tidak dapat hadir, karena sedang dinas luar kota.
"WOYYY LO SEMUA BOLEH MAIN, ASAL GA BERISIK YA JIR!" ucap Hilmi kesal. Sudah ke 5 kalinya dia memperingati agar tidak berisik, karena bisa mengganggu kelas lain yang sedang belajar. Tapi yang dia dapatkan sama saja. Hilmi berfikir dosa apa yang dia perbuat di masa lalu, sehingga dapet temen modelan fira'un semua.
"Diem cok, kasian itu temen kita. Muka nya kek naber." sahut Ade. "Mending kita mabar aja sini Mi. Gue jadi roamer. Lo terserah deh, mau nana jungler, mau estes goldlane, terserah lo." ajak Galang. "Gue join dong ges." sahut Hasan, yang berada di basis depan. "Sini san, pas nih ber lima sama didi."
Efendi Putra, yang kerap di sapa didi mengerutkan dahi bingung, "Kok gue?"
"Iya Di, lo wajib ikut cok! Kita butuh jungler terkuat di muka bumi," ucap Galang di sebelahnya. "Ayolah Di, kita butuh lo banget ni," sahut Ade dengan tampang memelas. "Gue mau ikut kalo Didi ikut," sahut Hilmi di depannya. Didi menghela nafas lelah, "Yaudah, gue ikut."
YOU ARE READING
GENOZEL
Teen Fiction{DI HARAPKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} *** "Gue yang terlalu bodoh, atau lo yang gak punya hati?" *** Siswi bernama Gemintang Wijaya harus merasakan manis pahitnya masa percintaan anak remaja. Dia di haruskan bersikap sempurna, agar dapat memikat...