{DI HARAPKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA}
***
"Gue yang terlalu bodoh, atau lo yang gak punya hati?"
***
Siswi bernama Gemintang Wijaya harus merasakan manis pahitnya masa percintaan anak remaja. Dia di haruskan bersikap sempurna, agar dapat memikat...
Maaf guys kalau masih ada salah dalam penulisan tanda baca, atau penulisan kata :):)
Jangan lupa vote + komen nya yaa!!🙏🏻 Share juga yuk ke teman-teman kalian...
Absen dulu yuk!!🖐🏻
Happy reading! Enjoy!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
Jam istirahat tengah berlangsung, Gemi duduk termenung di perpustakaan. Perbuatannya tadi pagi terus memenuhi pikirannya, ia merasa bersalah kepada Rean. Sebenarnya dia percaya diri kalau Rean gak akan marah sama dia. Karena, dia tau banget seperti apa Rean itu.
Tapi tetap saja, perasaan bersalah terus menghantui dirinya. Makanya, ia memutuskan untuk menyendiri di perpustakaan. Dan menyusun rencana untuk meminta maaf ke Rean.
Terhitung sejak tadi pagi sampai saat ini, jam sudah menunjukan pukul 9 pagi. Rean tidak terlihat menghubunginya. Biasanya laki-laki itu sudah menyepam room chatnya.
"Fix, kayaknya dia marah," gumam gemi sambil mengigit-gigit kecil ujung kukunya.
Ting!
"Rean!" ucapnya reflek sambil tergesa-gesa membuka aplikasi chat.
+6281283****** : "Gem saveback"
Gemi menyerngit bingung, "Siapa nih?" dia menarik nafas pelan, "Gue kira Rean,"
Gemi
Siapa ya??
+6281283******
Hanz, lupa?
Gemi
Demi apa? Tau nomor gue dr mn?
+6281283******
Temen lo
Td ktmu di kantin
Gemi mendengus sebal, temannya itu tidak ada konfirmasi terlebih dahulu pada dirinya. Tapi satu sisi Gemi senang, kakak kelasnya itu menghubungidirinya, hanya saja waktunya tidak pas. Gemi masih pusing memikirkan sikapnya terhadap Rean.
"Apa gue chat aja ya si Rean?" gumam Gemi, sambil terus menatap layar Handphone-nya.
"Iyalah! Gue yang salah!" Gemi pun mulai merangkai kata-kata untuk meminta maaf.
Send
"Gue deg-deg an anjir!" gumam Gemi, tak tenang. Jantungnya berdegup kencang, sambil sesekali memperhatikan layar hitam di atas meja. Sudah 10 menit tak ada balasan, Gemi pun semakin kalut dengan pikirannya.
