-aku kuatkan mental ku, AWAS!! JANGAN KAU JATUHKAN-
Jangan lupa buat vote+comment ya...
....
Kembali kedalam keramaian kelas, kembali menyamar menjadi primadona yang berkamuflase.
Bangku disebelah Siren terpantau kosong, ahh.... Dia belum kembali dari halaman belakang sekolah ternyata.
Sudah hampir setengah jam terlalui begitu saja, tak ada tanda tanda seseorang akan datang untuk mengisi bangku kosong itu. Waktu terus berjalan tak akan berhenti sampai kapanpun. Dalam sekejap semua mata tertuju ke pintu kelas yang terbuka dengan sangat kencang nya, tapi beda dengan Siren dia sama sekali tidak menghiraukan nya.
"Bruuuuk" suara pintu begitu keras terdengar
"Apa-apaan kamu ini Dito? Punya sopan tidak kamu, sudah masuk saat jam pelajaran saya mau habis dan buat keributan seperti ini"
"Maaf pak, saya abis di kejar setan tadi"
"Jangan ngaco kamu ya, cari alasan saja"
Karena alasan yang sangat tidak masuk akal itu, semua anak murid tertawa. Tingkah aneh dan tidak masuk akal menjadi daya tarik seorang Dito Natara.
"Daripada kamu berdiri terus depan pintu, silahkan kamu duduk ketempat kamu sekarang"
"Yee sekarang kirain besok pak"
"Lawan terus Dito terus"
Tidak ada balasan lagi, Dito mati kutu takut dilaporkan kepada orangtuanya. Kemudian dia kembali ke bangkunya.
Bangku kosong itu sudah terisi sekarang. Dito Natara satu satu nya orang yang bisa menempati kursi kosong itu.
Pelajaran terus berlangsung, Dito terlihat seperti menunggu sesuatu bukan jam pulang sekolah pasti nya, dia menunggu makhluk didepannya menjelaskan sebenarnya apa yang terjadi. Berbeda dengan Siren, dia terlihat begitu tenang seperti tidak pernah terjadi apapun diantara mereka. Tidak ada permintaan dari Siren untuk menutupi apa yang Dito liat, tidak ada rasa khawatir sedikit pun...
Dalam lamunan Dito ternyata jam pelajaran telah usai, tanpa ia sadari bangku dihapannya sudah kosong juga.
"Ini bocah mayat idup dah, Dateng ke kelas gak ada suara, balik kerumah gak wujudnya malah". Ucapnya sendiri bingung dengan keadaan
Kelas pun sudah kosong, tak tersisa siapapun semua sudah pulang... Tunggu
Kelas memang kosong tapi bangunan sekolah masih penuh akan anak anak yang berkumpul,bercanda, dan berbagi cerita. Begitu juga dengan Dito dia masih ada di sekitaran sekolah berharap bertemu kembali dengan Siren. Rasanya terlalu sulit untuk menemukan Siren dia sudah tidak ada disekolah bahkan Dito kira dia ada di taman belakang, ternyata tidak ada satu orang pun.
Dimana???
Dijalan kerasnya ibukota, terduduk manis seorang gadis disana, gadis dengan baju kaos panjang sederhana dan celana panjang dengan sedikit robekan di area lututnya. Mengalungi kain di lehernya dengan keringat yang berjatuhan, dengan sebotol air mineral ditangannya. Tersenyum begitu manis nya di tengah hiruk pikuk jalanan sang ibukota. Dia Siren sang LAKUNA.
ternyata selama ini Siren berkerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya. Soalnya kelurganya entah Siren tak pernah membahasnya. Saat dia berkerja senyumnya selalu terpancarkan, senyum yang begitu hangat jika diliat dan terlalu hangat untuk terus dinikmati.
"Siren kerja bagus hari ini, tapi besok kamu jangan kesini lagi yah karena proyek ini juga sudah mau selesai, oh ya satu lagi ini upah mu hari ini. Kerja bagus"
"Terimakasih pak mandor" suaranya ini begitu lembut terdengar...
Memang uang sudah ada ditangannya sekarang, tapi untuk besok dan kerjaan selanjutnya dia harus memutar otaknya untuk terus bertahan hidup.
Semua kegiatan Siren sebelum nya ter rekam oleh Dito, ya Dito melihat semua itu, melihat usaha yang harus dilakukan oleh seorang wanita di sebrang jalan tadi.
Terlalu kuat.
Tepat pukul 17.00 Dito masih mengikuti kemana jalannya Siren. Beberapa menit kemudian Siren berhenti dia sebuah bar, oh tidak ini lebih cocok disebut dengan diskotik. Kaget sangat kaget Dito dibuat nya, tak sangka sang gadis berhenti disitu. Dito terpaksa harus masuk juga.. mencari dimana Siren.
Dito melihat sosok perempuan dibalik meja bar dengan penampilan sangat berbeda dengan sebelumnya. Sekarang gadis itu... bukan tapi wanita itu terlihat begitu dewasa menggunakan seragam bar yang sedikit terbuka. Membawa gelas demi gelas untuk disajikan ke para pengunjung.
"Harus mesen gak sih gua ini?" Tanyanya pada dirinya sendiri, berjalan mendekati bar, mengikis jarak untuk melihat Siren.
"Mau pesan apa?"
Jantung Dito tidak bisa diatur, kata kata yang keluar dari mulut nya begitu manis dan hangat, tatapan yang berbeda dari biasanya...untuk senyum nya Dito tidak bisa menjelaskan
Tapi... Siren berakting dengan sangat baik, tidak ada ekspresi terkejut karena melihat Dito disana.
"Ice lemon a-aja Ren"
Semua mata tertuju pada Dito karena dia menyebut kata 'Ren' ini bukan yang tepat untuk terlihat saling mengenal.
"Hai sayang...buat in pesanan aku dulu dong" datang seseorang memecah keheningan sejenak.
"Bentar yah aku mau buat ice lemon dulu"
A-aaku
Seperti di hantam batu, hati Dito saat ini, ditambah cowok yang datang tersebut menyentuh dagu Siren. Sebenarnya apa yang lagi terjadi saat ini??
"Ini ice lemonnya"
"Makasih"
"Kamu mau apa?" Tanya Siren kepada cowok yang ada di sebelah Dito.
"Mau kamu, boleh?" Rayu nya
Ingin sekali detik itu Dito memberikan bogeman kepada makhluk Dajjal disebelahnya.
Secara tiba-tiba badan Siren menjorok ke arah depan melintasi meja bar, seiring cowok di sebelah Dito juga.
Tunggu tunggu moment macam apa iniiiiiii
Dengan cepat Dito mengalih posisi kan menggeser tubuh cowok di samping nya, sekarang dirinya yang berada di hadapan Siren.
Cup..
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA
Teen FictionRuang Hampa, Kosong tak berisi, Ada tapi tak berpenghuni. Siren Daeran gadis "kuat" tanpa emosi,tanpa ekspresi. Tak bisa di dengar suaranya tapi keberadaan nya terasa. Ditempa oleh didunia, diasah oleh kenyataan. Siren Daeran sang Ruang Hampa. da...