Selamat membaca..
•••
"Lo mau naruh bekal ke meja aji lagi?" kanaya mendongak, lantas tersenyum tipis.
"Taro di kolong meja, abis itu lo pergi." tekan Leo
Kanaya lagi - lagi mengangguk dan langsung masuk ke kelas milik aji, lalu menaruh kotak makan yang ia isi dengan roti tawar dengan baluran selai coklat dan segera pergi dari kelas aji.
"Makasih Leo." ujar kanaya sebelum pergi.
Leo diam, lantas beberapa detik kemudian mengerutkan keningnya.
"Ngapain bilang makasih, padahal gue gak bantu dia."
Kanaya berjalan di koridor dengan senyumnya yang mengembang sesekali ada beberapa anak murid yang ia sapa.
"Nay, lo kayaknya seneng banget nihh" cibir nila.
"Tadi abis naruh bekel di kolong meja aji, hehe."
"Hadehh, lo masih aja naruh bekel ke kolong meja aji? Nay ayo sadar, aji itu gak suka lo." kata nila.
Kanaya memutar bola matanya malas.
"Nil lo tuh harusnya dukung gue, sebentar lagi gue pasti jadian sama aji tau!" balas Kanaya.
"Lo dari dua tahun yang lalu juga bilang kayak gitu, tapi nggak jadian - jadian."
"Sebentar lagi, tunggu aja." jawab kanya.
"Nay, gue bukan mau ngompor - ngomporin ya. Tapi keliatan gak sih kalo anak anak kelas aji gak suka sama lo?" tanya nila.
"Gak perduli deh, yang penting gue suka aji." balas naya.
"Aji mulu lo!" kesal nila dan hanya di balas tawa kecil oleh naya.
"Ji, ada makanan di bawah kolong meja lo." kata leo.
"Dari naya lagi?" tanya haekal.
Leo mengangguk.
"Dia apa gak cape di tolak terus?" tanya haekal.
"Naya bukan tipe cewek yang gampang nyerah kayaknya. I mean apa yang dia suka dia harus dapet??" kata Jaren membuka suara.
"Di makan ji, jangan di buang. Kasian itu si naya." kata rendra.
"Lo aja kalo mau makan, gue gak dulu." balas aji.
Lalu mereka mulai kembali mengobrol dengan beda topik.
Kanaya ini emang udah sering banget jadi bahan omongan temen - temen aji. Bahkan hampir satu sekolah tau naya. Selain dia dari keluarga berada, naya juga salah satu murid yang sering ikut lomba lomba dan bawa nama sekolah. Naya juga sesekali ikut organisasi sekolah, kalo dia nggak mager aja.
"Hari ini ada latihan gak?" tanya jeno.
"Ada, nanti jam istirahat abis dari kantin kita bisa izin buat latihan." kata rendra.
"Yes, cabut kelas pak imam." ujar aji.
"Cabat cabut cabat cabut, ubun - ubun lo gua cabut sini." cibir rendra.
"Lo cabut kelas pak imam sama aja ji, ketemu sama naya." kata jaren.
Aji ngehela nafas.
"Makanya cari pacar biar gak di ganggu naya terus lo." ujar haekal.
"Udah punya gue," balas aji.
"Punya doang, di pamerin kaga. Ya mana berhenti si naya." cibir jeno.
"Bacot lo!" kata aji.
"Hadeh ji... ji... nanti kalo lo gak mau sama naya bilang sama gue, biar gue yang sama naya." sambung jeno.
-b-
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect ; park jisung
Fanfictionaku terlalu asik ngejar kamu, sampai aku lupa kalau tugas semesta itu hanya mempertemukan. a story wattpad by billa