3. hurt again

26.3K 646 46
                                    

Jeno mencari Jaemin ditiga kamar tetapi belum ada tanda tanda terlihatnya kekasihnya itu. sampai pada akhirnya ia membuka kamar keempat dan mendapatkan Jaemin yang sedang tertidur pulas dengan pakaian dan kasur yang berantakan.

"sialan kau Jaemin"

Jeno membuka semua pakaiannya dan menduduki perut Jaemin, mencekik sikelinci manis yang sedang tertidur itu dengan sangat kuat.

Jaemin yang merasa lehernya dicekik pun membuka matanya, nyawanya belum terkumpul ia baru saja istirahat dari gempuran Mark setengah jam yang lalu, dan sekarang ia mendapatkan dirinya sedang dicekik dengan kekasihnya sendiri?

"arghh lephas ini sakithh" Jaemin mencoba melepaskan tangan Jeno dari lehernya dengan mencengram tangan Jeno dan menggeleng gelengkan kepalanya sendiri.

"kau bilang pergi bermain dengan temanmu? kenapa sekarang kau bersetubuh dengan teman ku sendiri hah?" Ucap Jeno dengan penekanan dibeberapa kata.

"k-kau yangh memulainya arghh sakith" Jaemin sudah tidak tahan, ia tidak bisa bernafas matanya sudah mengeluarkan banyak air.

"apa maksudmu hah?!"

"lepashkan dulu sakith"

Jeno melepaskan cekikkan nya dan menjambak rambut Jaemin.

sang empu kesakitan, efek alkohol yang tadi bahkan belum hilang dikepalanya sekarang malah ditambah jambakan.

"tadi aku pulang untuk mengambil ponsel, tapi apa yang aku lihat? kau bercumbu dengan wanita lain? cih, pantas saja kau mengizinkan aku bermain bersama temanku. dasar brengsek" Jaemin menuturkan kata demi kata sambil menangis dan menahan pening dikepalanya dikarenakan jambakan Jeno.

perlahan jambakan Jeno mengendor, digantikan dengan tatapan kosong yang meanatap mata indah Jaemin.

"kau melihatnya? sungguh? maafkan aku" Jeno mengucapkan kata demi kata dengan cepat dan merubah posisinya menjadi memeluk Jaemin.

Jaemin menangis sesegukkan, ia takut dengan pria yang dihadapannya ini. pria itu sangat menakutkan, ia bisa merubah ekspresi dengan cepat.

"tuan, tuan milkk tolong aku, tolong jauhkan aku dengan pria ini aku sangat takut" Jaemin berteriak sambil menutup matanya yang berlinangan air mata dengan kedua tangannya.

"kau takut dengan ku hah?! aku ini kekasihmu bukan orang asing, bahkan kau sedang meminta tolong dengan orang yang baru kau temui dua kali, apa kah kau gila?" Jeno kembali mencekik dan menjambak rambut Jaemin dengan kuat, siapapun tolong Jaemin ini sakit sekali.

"t-tidak apa, asal aku tidak dengan kau itu sudah cukuph arghh sakith" Jeno mengencangkan cekikkannya pada akhir kalimat Jaemin, berani sekali kekasihnya berucap begitu dengannya.

"kau keterlaluan Na Jaemin, apakah kau harus ku ajari lagi hah?!" Jeno menyudahi cekikan dan jambakan dirambut dan leher Jaemin, ia turun dari kasur dan menyeret tubuh indah yang penuh warna keunguan itu keluar dari kamar itu.

ia menyeret Jaemin kekamar sebelah, menghempaskan tubuh indah itu kelantai yang dingin, mengunci pintu dan berjalan kearah lemari disebrang kasur itu.

Jeno mencari alat alat yang akan dia gunakan untuk menghajar Jaemin. setelag mendapatkan barang barang itu ia kembali mendekati Jaemin, mengambil kedua tangan kekasihnya itu dan menaruhnya dibelakang tubuhnya, Jeno mengikat tangan Jaemin dengan kain yang ia dapatkan dilemari, setelah mengikat tangan kekasihnya ia menyeret kepala Jaemin dan mengangkat tubuh Jaemin keatas kasur.

Ia mengambil dua tali dan mengikat kedua kaki jaemin dimasing masing sisi kasur, mengambil silet didalam kotak dan mendekat kewajah simanis.

"jangan, jangan lakukan itu jen kau membuatku takut hiks" Jaemin menangis kencang, menggeleng gelengkan kepalanya, mencoba melepaskan kaki dan tangannya yang diikat oleh Jeno.

Jaemin DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang