huft

15 1 9
                                    

*bayangin aja versi cewe nya
kit hati huhu lupa di anime menit ke brp. jadi deh ngambil yg udh diedit dr pinterest. btw ada yg inget ini eps sm menit ke brp.?

—________________—

Setiap gerak-gerik yang terjadi di bawah bisa ditinjau dengan jelas dari jendela ruang ekskul yang terletak di lantai tiga. Ketika semuanya sedang lalu lalang melihat-lihat setiap penjuru festival yang meriah penuh warna, sang wakil ketua komite festival malah sedang duduk di sebuah kursi depan jendela tanpa memedulikan teriknya sinar matahari, mengamati kegiatan yang berlangsung di lapangan. Sorot matanya tidak memancarkan kilau antusias, artinya, orang ini merasa bosan.

Hembusan angin yang cukup kuat dari atas sini menerbangkan anak-anak rambutnya. Begitu juga dengan angin yang menyelinap masuk ke dalam ruangan melewati setiap helaian rambutnya yang dibiarkan terurai. Alunan lembut alat musik yang dimainkan oleh anak-anak klub musik di bawah menemani dirinya yang hampir mati kebosanan. Dia membiarkan matanya meliar menjelajahi seluruh penjuru festival.

Tidak berlangsung lama, dia mendapati beberapa anak laki-laki kelas satu yang duduk mengitar di meja segiempat yang sudah disediakan, di stan jus buah milik salah satu kelompok anggota ekskul tata boga.

Mereka anak-anak yang menarik perhatiannya sejak masa perkenalan lingkungan sekolah, awalnya dia tertarik dengan salah satu dari mereka, dan merambat ketika mengetahui hubungan pertemanannya yang cukup unik menurutnya. Karena hal itu, dia jadi lebih dekat dengan mereka—antara dia yang mendekati mereka atau memang mereka yang mendekati dirinya untuk dikasihani saat masa MOS beberapa bulan yang lalu. Dia bahkan mengenal nama masing-masing dari mereka.

Yang duduk di tengah, dengan pancaran auranya yang menyenangkan dan bisa membuat siapa saja nyaman berada di sampingnya, seingatnya dia selalu dipanggil Utta. Dia diapit oleh dua orang temannya—Ali dan Rei.


Ali, yang bertubuh sedikit gempal daripada temannya yang lain. Dia orang yang selalu lebih lama menghabiskan waktunya bersama Utta. Rei, orang yang bertubuh kecil dan pendiam. Namun ketika dia buka suara, setiap kalimat yang keluar dari mulutnya bisa membuat orang lain naik darah. Dia juga unik, tubuhnya sangat elastis dan cocok disebut 'bukan manusia'. Memaku pandangan pada mereka cukup lama seraya mengidenitfikasi apa yang sedang mereka obrolkan.


Di seberang tempat mereka duduk ada dua orang. Yang berwajah ganas dan sangar bernama Uman, masa kecilnya yang tidak terlalu diperhatikan oleh orang tuanya, membuatnya bergaul dengan anak-anak nakal di sekitar rumahnya. Dia menjadi seperti preman dan disegani oleh banyak orang. Tapi jangan salah, dia terkadang jadi seorang yang lembut, mungkin karena dia biasa mengurus adik perempuannya. Yah, walau terkadang dia sendiri pernah membuat adiknya menangis. Atau, mungkin karena teman-teman barunya yang membuatnya nyaman dan sedikit berubah.

Dan orang yang duduk di sebelahnya, Adi. Dia kelas dua sebenarnya. Orang yang sama pendiamnya dengan Rei, sulit bersosialisasi dan suram. Sang wakil ketua komite festival bahkan pernah mencoba mendekatinya karena prihatin dengan dirinya yang selalu sendirian. Namun gagal karena berbicara dengannya membosankan. Apalagi dia tidak tahu cara merespon candaan Adi yang tidak kalah keringnya dengan ikan asin yang dijemur saat musim panas.

Akan tetapi itulah yang menarik baginya. Pertemanan mereka berlima begitu damai dan menjadi berwarna dengan Utta sebagai pusatnya. Yang merasa bahagia dengan perubahan yang terjadi ketika hadirnya Utta bukan hanya mereka, bahkan sang wakil ketua komite festival juga merasakannya.

Setelah dipandangi cukup lama, akhirnya yang bernama Uman tadi menyadari ada seseorang yang menatap lurus ke arah mereka berlima. Menengadah untuk melihat seorang gadis di jendela lantai tiga, dia kemudian memasang tampang apa-liat-liat andalannya sambil menyeringai setelah menangkap sosok gadis yang menatapnya. Itu membuat teman-temannya yang lain kemudian memandang ke arah yang sama.

Rei melambaikan tangannya, isyarat mengajak si gadis untuk turun dan bergabung dengan mereka. Utta, dengan senyum lebarnya mengangkat gelas yang berisi jus mangga yang terlihat segar. Juga Ali dan Uman yang meminum jus bertujuan untuk menggodanya dengan ekspresi yang seperti baru saja mendapat setetes air setelah mengembara di padang pasir selama puluhan tahun. Dan Adi hanya tersenyum geli melihat kelakuan adik kelas yang merangkap sebagai temannya itu.

Sementara orang yang sedari tadi menikmati keseruan mereka berlima dari atas, tidak ada tanda-tanda memberikan respon. Tapi matanya yang menyipit, menjadi pertanda kalau dia sebenarnya mengukir senyuman dibalik lipatan kedua tangannya.

•~•

jangan lupa vote kalo suka sama ceritanya, okeh (◠‿・)—☆































oiya btw dikit cerita, asalnya aku mau up cerita yg aku suka skrg, tp gajadi gara" file nya gk ke save :')
trs juga pengen aplod vidio dulu ke yutub, tp belum beres dieditnya. dahlah.

and, dgn ini aku mau bilang~ aku pergi dulu ya, jan kangen. sayang reader banyak banyak awokawoakwok

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Drown In The Deep DaydreemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang