Hai, apa kabar? Bagaimana harimu kawan? Baik-baik saja, 'kan? Han kembali lagi setelah tiga tahun hiatus nulis. Jangan lupa vote komennya, ya. Semoga suka, siapkan tissue juga hehe.
***
"Traktir kita dong, kamu, 'kan kaya!""Orang tuanya aja sibuk, masa sih, nggak punya uang? Eh atau enggak punya orang tua, ya? Nggak di anggap anak? Upss!"
"Pelit banget, anak ini emang aneh, tapi dia pintar, bisa lah, ya. Ngerjain tugas sekolah. Percuma, pinter tapi enggak bermanfaat buat orang lain! Hahaha."
Gadis berkacamata itu menunduk, dengan kedua tangan meremas rok yang di kenakan erat. Seragam putih biru sedikit terkena air dan kotor, rambut di kuncir kuda kini berantakan. Perlakuan seperti inilah yang di lakukan teman-temannya di sekolah. Ia hanya gadis lugu dan polos, salah apa dia?
"Heh! Jawab dong, punya mulut, 'kan kamu? Atau bisu!" Mungkin dia ketuanya. Lihat saja, postur tubuh yang lebih tinggi daripada teman seusianya. Menarik paksa gadis berkacamata, dan mendorong tubuh hingga terbentur tembok di belakang sekolah. Menarik rambut dengan kuat.
"Arghh! Per—gi. Aku mau pu—lang!" ucapnya terbata-bata. Dengan keberanian ia bersuara.
"Pulang? Nggak segampang itu. Bagi uang yang kamu bawa! Cepat!"
Plak!
Perih di kedua pipi putih mulusnya. Kedua orangtuanya bahkan belum pernah bermain fisik. Tapi, teman seusianya bermain kasar dengannya. Apakah semua orang berperilaku sama? Sepertinya orang baik di dunia ini tidak ada.
Gelak tawa terdengar dari mulut mereka. Perilaku seperti ini tidak ada yang mengetahui, mereka melakukan di tempat tersembunyi dan jauh dari lingkungan sekolah. Pandai bermain drama, seolah mereka adalah korban, nyatanya mereka pelaku utama.
"Tunggu saja, akan aku balas kalian suatu hari nanti!" Gadis berkacamata itu tersenyum menyeringai.
Membersihkan seragam putih biru yang kotor. Cuek dan misterius, akan muncul perubahan besar dalam dirinya, tidak terduga.
***
Gimana prolognya??Ciamis, 15 September 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Line
Teen Fiction"Jika rumah adalah surga. Lantas, rumah seperti apa yang bisa disebut surga?" Viani Queensha Adhitama. Remaja 17 tahun, cewek cuek, dingin, misterius. Hidup penuh dengan teka-teki. Siapa sangka, di balik sikapnya yang cuek dan dingin ada sosok lemah...