Selama tiga hari berturut-turut Keinara benar-benar tak ada semangat sedikitpun datang ke Sekolah. Pun hari ini ia harus tampil di acara penutupan Masa Pengenalan Lingkungan di Sekolahnya. Entah punya kesalahan apa Kei dikehidupan masa lalunya, sehingga ia begitu membenci acara kekanak-kanakan ini.
Jangan tanya bagaimana Keinara bisa dihukum padahal sudah lolos kabur kemarin. Tidak semudah itu, ternyata Ketua Osis sialan itu yang tak lain dan tak bukan adalah Gavin mengenali wajahnya dan langsung memburunya saat itu juga.
Bagaimana Keinara tidak menyebutnya sialan, pemuda itu langsung menyeretnya menuju lapangan dan dengan mudahnya mengundang ribuan pasang mata yang siap melihat kearahnya. Detik itu juga Kei langsung memohon akan menerima hukuman apapun asal dia melepaskannya.
"Lo udah siap kan?" tanya Gavin.
Kei mengangguk seraya memutar bola matanya malas.
"Oke. Sekarang giliran lo tampil, cepet keatas panggung."
Mc pun mulai memanggilnya "Mari kita lanjut ke penampilan spesial selanjutnya, silahkan naik ke atas panggung."
Keinara naik ke atas panggung dengan membawa gitar kesayangannya.
"Hai nama gue Keinara Agisty, enjoy my performance" ujarnya tersenyum manis.
Kei duduk di tengah-tengah panggung, menatap banyaknya orang yang memasang mata kearahnya. Ia mulai memetik gitarnya dan bernyanyi.
I remember the day
Even wrote down the date, that I fell for you
And now it's crossed out in red
But I still can't forget if I wanted too
And it drives me insane
Think I'm hearing your name, everywhere I go
But it's all in my head
It's just all in my head
But you won't see me break, call you up in three days
Or send you a bouquet, saying, "It's a mistake"
Drink my troubles away, one more glass of champagne
And you know
I'm the first to say that I'm not perfect
And you're the first to say you want the best thing
But now I know a perfect way to let you go
Give my last hello, hope it's worth it
Here's your perfect
My best was just fine
How I tried, how I tried to be great for you
I'm flawed by design and you love to remind me
No matter what I do
But you won't see me break, call you up in three days
Or send you a bouquet, saying, "It's a mistake"
Drink my troubles away, one more glass of champagne
And you know
I'm the first to say that I'm not perfect
And you're the first to say you want the best thing
But now I know a perfect way to let you go
Give my last hello, hope it's worth it
I'm the first to say that I'm not perfect
And you're the first to say you want the best thing
But now I know a perfect way to let you go
Give my last hello, hope it's worth it
Say yeah, yeah, yeah
Ayy-ayy, ayy-ayy
But now I know a perfect way to let you go
Give my last hello, hope it's worth it
Here's your perfect.Lagu sad milik Jamie Miller ini benar-benar terdengar perfect saat dibawakan oleh Kei. Semua orang menatapnya takjub, mengakui betapa lihainya tangannya menciptakan musik indah dari gitar dipangkuannya, juga suara khasnya yang begitu merdu.
"Ga nyangka gue suara dia sebagus itu, padahal niat gue nyuruh dia nyanyi cuman pengen buat dia malu" ujar Ketos itu dibelakang panggung sambil menatap fokus Keinara yang terus bernyanyi, dan tanpa sadar kedua sudut bibirnya terangkat membentuk senyum yang sempurna.
Kei menyelesaikan lagunya dengan hikmat sehingga orang-orang yang mendengarnya terhanyut dalam penampilannya. Termasuk segerombolam cowok yang menonton dibarisan paling belakang pun berdecak kagum saat mendengarnya, terkecuali satu orang yang hanya menatap datar tanpa merespon apapun.
"Gila-gila adek kelas gue ternyata ada yang kaya bidadari yah" ujar Arko hiperbola.
"Iya anjing. Udah cantik, jago nyanyi, bodynya juga euii mantap!" timpal Karel tak kalah kagum.
"Emang dasar ya lo berdua ga bisa liat cewek cantik dikit aja, muke lo pada langsung berubah kek om om pedo" Alzeo hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan para sahabatnya.
"Sirik banget lo jomlo!" sahut Arko.
"Btw yang begini lo masih belum tertarik Rey?" tanya Karel yang melihat raut wajah Reygan tak ada perubahan apapun sedari tadi, tetap datar.
"Cabut."
"Yah masa cabut si Rey, kan gue belum puas nontonnya" sahut Arko.
"Terserah lo mau ikut gue apa nggak."
"Iya iya ah"
Mereka berempat pun berlalu meninggalkan Aula menuju Rooftop, tempat favorite yang sering mereka kunjungi ketika jamkos.
Setelah menyelesaikan lagunya, Keinara langsung menuju ke belakang panggung untuk menemui seseorang.
"Udah kelar ya, gausah ganggu gue lagi" ujarnya pada Gavin yang barusaja menyelesaikan pembicaraannya dengan orang lain.
Gavin tersenyum, "Gue lihat lo punya bakat dalam seni. Lo suka musik sejak kapan?"
Tak ada sahutan, Kei hanya mamandangnya datar.
"Gavin Sagam Aldheano, XI MIPA 2. Terserah lo mau panggil gue apa" ujarnya, tapi ia tak mengulurkan tangan seperti orang berkenalan pada umumnya, hanya tersenyum sekilas.
"Okay, Kak Gavin" jawab Kei seadanya.
Gavin mengulum senyumnya sambil berdaham, "Gausah dipaksain sopan, kalo dasar lo emang udah blak-blakan"
"Sorry kalo gue kelewatan."
"Santai aja, nama lo siapa?"
"Kayaknya gue udah perkenalan nama gue tadi di panggung, dan kalo ingatan lo bagus gue rasa lo tau."
"Sayangnya gue lupa" ujar Gavin cengengesan.
"Kok lo bisa jadi ketos kalo suka pikun?"
Gavin terkekeh mendengarnya, ia tahu bahwa itu hanya candaan semata. "Okay Keinara, perform lo bagus. Gue berharap kita bisa kenal baik."
Kei balas tersenyum miring, "Jangan berharap sama gue, gak akan ada jaminan."

KAMU SEDANG MEMBACA
KEINARA
RomanceHii selamat datang di kisah KEINARA BUDAYAKAN VOTE SEHABIS MEMBACA YA Enjoy with story gais❣️