3

4 1 0
                                    

Akhirnya setelah melewati rangkaian MPLS yang membosankan menurutnya, Kei telah resmi menjadi siswi kelas awal SMA Garuda. Cukup melegakan, hanya saja ia tetap tak ada sedikitpun jiwa-jiwa semangat pergi ke sekolah, kebiasaan malasnya mendarah daging.

Gadis itu turun dari mobil Mamanya yang berhenti pas didepan gerbang. Banyak pasang mata yang menatap kearahnya, sudah dipastikan ini menyangkut performnya kemarin. Ia tau, bahwa tidak semua orang akan menyukainya. Mau bagaimana lagi? Ini sudah bagian dari resikonya, yang perlu ia lakukan hanyalah memasang muka tebal.

Kei berjalan di koridor, berniat menuju tempat mading untuk melihat dikelas manakah dia akan memulai kelas.

Baru pada lembar kertas pertama yang ia jelajahi, Keinara S Agisty X Mipa 1. Tapi tak berhenti disitu, ia tetap menyusuri nama demi nama pada kertas yang sama. Dan beruntungnya nama yang ia cari justru ada diatas namanya sendiri, Jimayura Laa Mauraquelle.

Dengan spontan mulutnya berkata "Yess!"

Dia buru-buru mencari kelasnya. Tibanya di lapangan basket spontan ia memelankan langkah kakinya. Disana ada cowok tampan yang kemarin Kei temui di gerbang sekolah kini tengah bermain basket, dikerumuni para siswi yang sengaja menontonnya dari dekat.

"Gilaa pagi pagi begini?" gumamnya.

Reygan yang barusaja memasukkan bola kedalam ring menoleh, sadar diperhatikan ia mendongak dan pandangannya bertemu dengan mata hitam milik Kei.

Ponsel Kei berdering, sebelum akhirnya kontak mata itu terputus. Dahinya mengerut, ada panggilan masuk dari temannya.

Maunyet

"Paan?" ujar Keinara setelah menerima panggilan itu.

"Hm, lo dimana? Telat lagi?"

"Lapangan Basket, gue nyari kelas gue gak ketemu-ketemu" jawabnya lesu.

"Eh anjirrr, lo tau kita berdua sekelas lagi" suaranya terdengar antusias dari seberang sana.

"Bego!! Kok bisa ya?" balas Keinara ngasal.

"Kampret!"

Kei terbahak-bahak, dia suka sekali membuat sahabatnya yang satu ini marah.

"Becanda kali, lo dimana deh?"

"Kelas."

"Sharelocation ya, gak pake lama!"

"Dih, bukannya lo udah di lapangan? Kan tinggal jalan ke..."

Belum sempat Maura menyelesaikan kalimatnya, Kei sudah menyambar.

"Udah buruan gapake lama! Gue capek muter-muterin nih sekolah guedde banget."

"Tapi Kei, kan..."

"Bacot lo ah, cepet!"

"Iya udah, sok ribet lo."

Keinara memutuskan sabungannya sepihak kemudian menatap lokasi yang dikirimkan temannya barusan, aneh.

Lokasi itu menunjukkan dimana Kei berada saat ini. Ia plonga-plongo menatap sekitar dan terkejut melihat lawan bicaranya tadi di telfon keluar dari kelas yang berada disisi kanan lapangan basket.

Bodoh, padahal diatas pintu kelas tersebut sudah terpampang dengan jelas nan besar, X MIPA 1.

"Kok lo gak bilang sih kalo kelasnya udah ada didepan gue?"

Maura menghembuskan nafasnya perlahan, "Mau bilang gimana tolol, kalo gue ngomong dipotong mulu sama lo."

Keinara hanya cengengesan menatap temannya yang sedang kesal itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang