second

188 19 1
                                    

"aku menyukai seseorang..."

"Orang gila dari mana dia?"

"Huh?! Kau berani berani nya menghina karakter novel kesukaan ku!"

Setelah mendengar ejekan Eren, Mikasa mengangkat kepala nya, ia berusaha memukul lengan Eren, tapi niat nya itu ia urungkan saat sadar bahwa disini sedang ramai orang, bisa bisa ia akan di cap sebagai gadis psikopat nanti nya.

"Kenapa? Apakah kamu takut?" Saat Eren menyadari bahwa gadis dihadapannya itu sedang menahan diri untuk tidak mengeluarkan emosi nya itu disini, ia mulai mengeluarkan ejekan dari dalam mulut nya itu.

"Terserah." Merasa kesal, Mikasa bangkit lalu pergi meninggalkan Eren yg masih tertawa kecil di sana.

Tujuan nya kali ini adalah taman. Sejujurnya ia sangat ingin pulang, namun sudah pasti kakak nya itu tidak akan membiarkan diri nya melangkah memasuki istana begitu saja. Pria pendek itu bilang bahwa ia harus menginap dulu di sini selama dua malam, baru diperbolehkan pulang, sangat menyebalkan.

Gadis bersurai hitam itu berkeliling keliling menikmati tumbuhan tumbuhan segar yg tertata rapih di samping istana, yg ia ketahui, bahwa taman itu adalah milik ratu Carla, calon ibu mertua diri nya nanti.

"Mikasa?"

Gadis itu menoleh saat sadar ada orang yg menyebut nama nya, ia tersenyum begitu melihat seorang wanita paruh baya yg baru saja ia pikirkan tadi.

"Ratu Carla." Gadis itu membungkuk memberi salam, lalu menegakkan tubuh nya kembali, ia mendekati sang ratu.

"Kan aku sudah bilang, panggil aku ibunda saja."

"Baik, bunda."

Carla tersenyum mendengar hal itu, membuat gadis di hadapan nya ikut tersenyum.

"Bagaimana? Apakah taman ku sangat indah?" Sang ratu berjalan mendekati tanaman tanaman yg tertata rapih tersebut, ia mencabut sebuah bunga berwarna putih yg diyakini Mikasa itu adalah bunga frankin. Gadis itu mendekat kearah sang ratu, ia ikut memandangi bunga indah itu.

"Bunga ini sama indah nya dengan mu." Pipi Mikasa berubah menjadi merah karena perkataan Carla, membuat sang ratu terkekeh melihatnya.

Carla memandangi wajah Mikasa, lalu pandangan nya beralih ke bunga tersebut, tangan nya bergerak menyelipkan bunga indah itu di telinga sang gadis, lalu tersenyum.

"Kau sangat mirip dengan ibu mu."

Tangan Carla masih bergerak merapihkan rambut Mikasa, ia menatap wajah gadis itu secara insten, dilihat nya mata indah nan sayu milik Mikasa, gadis itu mengeluarkan setetes embun bening dari mata nya.

Mikasa menggenggam tangan sang ratu yg masih bergerak merapihkan rambut miliknya.

"Kau sangat lembut, mengingatkan ku pada ibu." Gadis itu menunduk, tak mau wanita di depan nya melihat setetes air mata yg mengalir di pipi halus nya itu.

"Apakah ibu mu tak keberatan jika disamakan dengan orang seperti ku?"

Mikasa membelalak kan mata mendengar perkataan Carla, sementara wanita itu hanya terkekeh geli.

"Tidak! Harus nya ibu ku sangat senang."

"Benarkah?" Carla kembali tertawa melihat ekspresi Mikasa, membuat gadis dihadapannya itu pun ikut tertawa juga.

"Padahal sedang ada pesta, mengapa kalian berdua berada disini." Pemuda bersurai coklat tiba tiba muncul mengagetkan mereka.

"Jangan mengganggu, bunda masih ingin menghabiskan waktu dengan calon menantu bunda yg cantik ini." Carla memegang kedua pipi Mikasa, wanita itu memanyunkan bibir nya membuat Eren yg melihat pemandangan tersebut bergidik ngeri.

LOVE IN THE LIFE [EREMIKA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang