•
•
••
•
•Theo mengajak Akira berlari menuju keluar gedung sekolah itu. Kini mereka berada di lapangan sekolah yang sangat luas itu.
Di sana sangat-sangat ramai, banyak pula panggung kecil-kecilnya yang berdiri karena adanya acara-acara yang digelar di sana.
Mulai dari lomba baca puisi, lomba kuis cerdas cermat, stand up comedy, memasak dan lain- lain.
Di antara panggung yang ada, panggung puisi lah yang menarik perhatian Theo dan Akira. Karena di sana tampak Sang Kepala Sekolah mengikuti acara itu sebagai peserta.
~🎸🎸🎸~
Hingga detik ini ribuan darah telah tertumpah..
Hingga detik ini ribuan nyawa telah melayang..
Hingga detik ini ribuan belulang telah berserakan..
Sebuah harga yang harus dibayar..
Demi terwujudnya kemerdekaan bangsa..
Demi terwujudnya satu kata..
Merdeka!!
Semua orang yang menonton acara itu terlihat terpukau, takjub melihat Kepala Sekolah yang membacakan puisi itu dengan sangat mengkhayati. Intonasi dan Artikulasi pun sangat diperhatikan oleh sang Kepala Sekolah saat membaca puisi tersebut.
"Pak kepala sekolah memang hebat~" takjub Akira dari kejauhan.
Lalu dari sisi lain, kini mata mereka mengarah ke sisi panggung stand up Comedy. Tampak Rafli Armadiansyah, berdiri sebagai peserta kali ini.
"Tunggu, itu 'kan Kak Rafli?" ujar Akira.
"Rafli? Salah satu anggota dari Club Musik Jazz 'kan?" sambung Theo.
~🎸🎸🎸~
"Nah, pernah nih 'kan pada suatu hari. Saya mampir ke minimarket tuh. Nah saya lihat harga susu kotakan sekitaran Rp6.000 .
Kebetulan, keesokan harinya adik saya minta dibeliin susu, yaudah saya mampir ke minimarket yang kemarin saya mampir donk.
Terus saya lihat harga susu kotaknya turun jadi Rp5.000. Nah, saya heran donk. Jadi, saya mampir tuh ke meja kasir dan nanyain ke Mbak kasir yang ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Masalah 'kan, Jika Aku Memanggilmu "Pak Tua"?
Teen Fiction"Hai selamat pagi Pak Tua!!" "SUDAH KUBILANG AKU INI MASIH 25 TAHUN TAU!!!" 💢 Berkisah tentang Cewek SMA tahun pertama yang bernama Akira Arumelati yang suka menjahili Tukang Kebun di sekolahnya yang bernama Theo Kusna Soepardi. Pertemuan mereka j...