Teem Work

764 82 10
                                    

Chanyeol baru saja memasuki apartemen nya, melepas jas serta dasi yang sedari tadi bertengger indah di lehernya. Ia mendudukkan dirinya di atas sofa dengan seulas senyuman di wajah. Membayangkan kegiatan apa yang baru saja di lakukannya.

"Ji Chang Wook! Aku tidak sabar lagi," tuturnya dengan mata terpejam.

Ceklek ...

Atensi ketenangannya teralihkan, ketika kedua telinganya menangkap suara pintu terbuka. Disana ... terlihat jelas sosok mungil yang sangat ia cintai baru saja keluar dari dalam kamar.

Beberapa saat, pandangan mereka saling bertemu hingga menimbulkan sebuah perasaan di benak masing-masing. Baekhyun yang terlebih dulu memutuskan pandangan mereka, dan berlalu menuju dapur, guna mengambil air untuk menghilangkan rasa haus.

"Baekhyun." Panggilan lembut itu seperti sebuah alarm waspada bagi si mungil. Guna mengambil tindakan waspada jikalau, pria itu melakukan hal di luar kendali.

"Baek, terima kasih untuk yang tadi pagi. Apa kamu sudah makan? Aku membawakan makanan kesuka— "

"Menjauh dari ku!" Sebuah perintah yang tidak dapat di hentikan. Pada akhirnya, Chanyeol menjauh dan Baekhyun berlalu tanpa melihat sosok tinggi tersebut. Seakan, Chanyeol adalah sosok hampa yang tidak ada di sekitar si mungil.

Perkataan Baekhyun membuat hati Chanyeol sangat sakit dan hancur. Ia hanya ingin memberikan perhatian yang sungguh pada sosok yang dicintainya.

"Apa sebegitu hina nya aku dihadapan mu Baek?"

Langkah Baekhyun terhenti, ketika mendengar pernyataan yang keluar dari bibir Chanyeol.

Setetes kristal jatuh begitu saja dari kedua mata besar milik Chanyeol. Hingga akhirnya, ia dapat mengeluar isi di hati, "aku sangat mencintai mu. Aku sangat merindukan Baekhyun yang dulu. Yang selalu membuat ku tersenyum di saat aku sedih, yang memberikan ku sebuah permen di saat aku putus asa. Yang memeluk ku di saat aku han— "

"Itu dulu. Sebelum kamu membunuh eom ... "

"Aku tidak pernah membunuh Irena! Aku bersumpah demi nyawa ku. Bukan aku yang membu— "

"Berhenti mengelak! Semua bukti sudah terarah pada mu! Apa lagi yang mau kamu katakan!" Baekhyun memutar tubuhnya menghadap Chanyeol. Ia cukup terkejut dengan keadaan Chanyeol yang terlihat berantakan. Namun ... ia berusaha sekuat mungkin untuk menutupi itu semua.

"Aku bersumpah hiks ... aku tidak pernah membunuh Irena. Aku bersumpah." Runtuh sudah pertahanan Chanyeol. Kini ia menangis sesungguhnya, karena rasa sakit serta derita yang selama ini ia pendam seorang diri.

"Buang semua sumpah palsu mu! Dan jangan berharap, hubungan kita akan seperti dulu." Baekhyun kembali melangkahkan kakinya menuju ke dalam kamar.

Ia pun segera mendudukkan dirinya di atas ranjang besar tersebut. Menangis dan menggigit bibir nya agar tangisan itu tertahan seorang diri. Sedangkan di dapur, Chanyeol menghancurkan semua barang yang ada di sana. Meraih sebuah pisau dan menyayatkan nya pada pergelangan tangan.

"Chanyeol!" Seruan tersebut, tak di hiraukan oleh Chanyeol. Sosok yang memanggilnya segera mendekat dan melempar pisau itu kesembarang arah. Sosok tersebut segera mengambil handuk kecil dan membasahi nya, lalu membersihkan darah yang tercipta dari sayatan itu.

"Apa yang kau lakukan bodoh!" Ucap sosok itu yang terus membersihkan pergelangan tangan Chanyeol.

"Hiks ... hiks ... " Chanyeol tidak menjawab, ia hanya terus menangis meluapkan semua emosi yang ada di dalam hati dan pikirannya.

Sungguh, ia sangat mencintai Baekhyun.

.

.

.

Ktitikos 🔞🔞 [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang