04: Kehujanan

17 1 26
                                    

Malam ini Rendika mengajakku makan sate di warung tenda dekat gang rumahku.

Sederhana sih tapi rasanya aku bahagia banget.

"Enak gak?" Tanya Rendika.

"Enak, eh tapi..." Aku belum menyelesaikan kalimatku.

Aku geser lebih dekat lagi sama Rendika, terus tengok kanan kiri, dan baru lanjut ngomong.

"Tapi aku lebih suka sate nya Mang Alek sih yang deket SD aku dulu" Aku bilang begitu cukup kecil, takut penjual sate nya denger, gak enak.

Rendika ketawa, gak keras kok, Rendika orangnya cukup tau diri.

"Lucu" Katanya terus mengacak rambutku, suatu kebiasaan dia yang sampai sekarang selalu bikin aku deg-degan gak karuan.

"Lain kali aku ajak kesana deh" Kata Rendika.

"Boleh boleh"















Selesai makan sate, kita gak langsung pulang, aku minta ke Rendika buat jalan-jalan bentar dulu, mau menghirup udara malam.

"Ren, seneng gak pacaran sama aku?" Ku tanya.

"Seneng"

"Senengnya doang?" Aku tanya lagi.

"Kalo aku jawab seneng banget takutnya kamu meleyot terus jatoh" Dia bilang.

Aku ketawa sambil nyubit pinggang dia, Rendika ngakak banget tapi aku tabok lagi, salah aku sih, untung Rendika gak oleng bawa motornya pas aku cubit tadi.

"Cubitan kamu sakit juga ya" Kata Rendika.

"Apa sih!!"

"Eh tapi maaf, mana yang sakit?" Aku tanya.

Rendika menyentuh bagian pinggangnya, terus aku pegang, kasian.

"Maaf ya" Ku bilang lagi.

"Iya gak papa sayang"

Tolong sembunyikan pipiku, pasti merah banget, jantungku juga kayak mau copot, aduh gimana dong?

"Lain kali jangan kdrt ya, gak enak diliat orang" Kata Rendika.

Aku refleks sembunyiin muka di punggung dia, takut Rendika ngelirik komuk ku dari spion.

"Rendika!"

"Apa sayang?"

"Malu...."

"Gak papa, nanti juga beneran bangun rumah tangga kan" Kata dia.

Ih udah!

"Apa sih!!"

"Cie salting ya? Cemen ah, masa baru gitu doang udah salah tingkah" Ucap Rendika.

"Gak aman buat jantung tau!" Ku tabok punggungnya.

"Tapi mau kan?" Tanya Rendika.

"Mau apa?"

"Nikah sama aku nanti?"

Demi Allah aku gak bisa nahan senyum, rasanya kayak ada banyak kupu-kupu di dalam perut yang berterbangan terus juga jadi deg-degan, ini Rendika ngapain sih tanya-tanya begini, kelas 12 aja belum lulus.

"Gak usah ngadi-ngadi" Jawabku.

"Serius. Nanti kalo mau ya aku usahain" Nada bicaranya kayak serius banget, seneng tapi sedikit awkward jadinya.

"Mau deh"

"Kayak terpaksa banget jawabnya"

"Ihhh, ya jelas mau lah, sama-sama doa aja semoga kita berjodoh"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BERSAMA RENDIKA | Hrj✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang